Suara gemericik air sungai terasa menyejukkan telinga. Burung-burung berterbangan mengelilingi danau bahkan rumah tua, yang dipahat dari kayu cendana yang alami.
Berkicauan sangat merdu. Seakan bernyanyi menghibur siapa yang mendengarnya. Sinar terang matahari pagi, tersenyum menyambutnya, dan mulai menyapa, seakan melambaikan tangan ke arahnya. Seorang laki-laki sosok di atas kayu cendana yang tertata tapi menjadi tempat pijakannya saat ini. Kedua kaku menggantung di bawah. Menyentuh air danau yang dinginnya mulai merasuk ke dalam pembuluh darahnya.
"Apa yang aku perbuat dengan kehidupan palsu ini. Apa aku akan mati? Atau aku akan bertahan dengan penyakit yang perlahan mulai menggerogoti tubuhku. Iya, aku benar-benar merasa sudah gila berada dalam sebuah penyesalan hidup.
Kedua kata sayu itu, menatap penuh dengan penyesalan ke atas. Ia memejamkan matanya sejenak. Mencoba untuk memohon agar bisa hidup normal kembali. Entah itu dalam kehidupan lain. Atau kehidupan nyata. Dia berjanji akan merubah semua peradaban dunia.
Hal yang paling bodoh dia sebutkan saat berdoa. Iya, di saat dia bilang ingin pergi ke dunia lain. Memangnya ada dunia lain? Entahlah… itu hanya sugestinya saja. Dia bahkan belum pernah tahu, dunia lain seperti apa. Bahkan hantu saja dia tidak tahu. Tetapi, dirinya sudah tidak tahan dengan semua penyakit yang dirasakannya.
Helaan nafas kasarnya mulai keluar dari sela sela bibirnya. Bai Yu memejakkan matnaya rapat. Dia merasakan hembusan angin yang begitu cepat menyapu tubuhnya. Air danau mulai bergemuruh mengeluarkan gelembung. Bai Yu mulai gemetar takut. Namun, dia tetap berusaha untuk tetap tenang. Tanpa memikirkan hal aneh pada semua yang terjadi.
Sebuah daun terjatuh tepat di atas wajahnya. Kedua mata Bai yu terbuka sangat lebar. Dia mengerutkan keningnya. Nampak sangat aneh melihat sebuah kelopak bunga dan daun berwarna hijau.
"Kelopak bunga keabadian. Seperti yang lemah aku lihat di komik Manhwa yang pernah aku lihat. Apa, ini tanda jika aku bisa hidup lagi." suara penuh dengan kegembiraan, dan senyum tipis terukir indah di bibirnya. Senyum itu perlahan satu-satu, mulai meredup. Bai Yu mengerutkan keningnya.
"Bentar! Dari mana datangnya ini? Bukanya bunga keabadian dan daun hijau dari bunga kesucian tiba-tiba ada didepan mataku.
Bukanya semua itu tidak ada. Dan bunga serta tanaman itu tumbuh dalam dunia komik." wajah Bai yu mengkerut melihat sekelilingnya. Dia merasa sangat aneh dengan sekitarnya. Aura kegelapan semakin membengkak. Aura dingin mulai menjalar sekujur tubuhnya. Sebuah asap hitam pekat mulai berterbangan, memutari sekitarnya. Aura kegelapan mulai terasa sangat mencengkram.
Suara detak jam terdengar sampai keluar dari rumah. Begitu keras, dan cepat. Seakan roda waktu berputar lebih cepat dari biasanya. Lonceng-lonceng berbunyi beriringan. Angin semakin kencang, daun-daun kuning berguguran, suara air mulai bergemuruh, seakan langit marah dengannya. Perlahan angin itu semakin memutari tubuhnya. Dia merasa seperti terbang terbawa angin. Suara desiran angin mulai merasuk ke dalam tulangnya. Dan berbisik membuat bulu kuduknya mulai merinding. Kedua matanya membulat, tubuh tiba-tiba menggigil kedinginan.
Seakan seperti air sungai es yang mulai menerkam tubuhnya. Kaku, dingin, dan selain membeku. Antara takut, cemas, akan malaikat maut yang akan segera mengambil nyawanya.
"Tidak! Jangan ambil aku, jangan ambil aku!" teriakan. Mulai memberanikan dirinya berdiri.
"Aku mau tetap hidup. Entah dalam dunia nyata atau hanya ilusi. Teriaknya mengencangkan suaranya.
"Meski aku harus hidup di dunia berbeda. Aku ingin memulai hidup baru."
"Aku akan menyelamatkanmu dari kematian." suara keras tanpa wujud, dari balik pusaran kegelapan di iringi dengan aliran listrik berwarna biru yang terlihat jelas menjalar seperti petir.
Bai yu, menelan ludahnya susah payah. Keringat dingin, antara takut, dan cemas akan kematian mulai menumpuk pada keningnya. Tubuhnya gemetar.
"Hahahaha. Manusia yang lucu.." suara teriakan itu menggema pada telinganya. Bai yu, menatap sekelilingnya. Dia masih belum bertemu dengan wujud asli siapa yang berbicara apa adanya.
"Kamu siapa? Apa kamu bisa membantuku untuk tetap hidup?" teriak Bai yu.
"Baiklah! Aku akan membantumu. Asalkan kamu menyelesaikan sebuah tugas yang memang ditakdirkan untuk kamu. Rubah cerita dalam kehidupan sebuah kerajaan anda lalu. Dan kamu harus bersiap untuk memulai sebuah kehidupan penuh dengan kekacauan. Apa kamu sanggup?"
"Iya, aku sanggup. Apapun itu. Asal aku bisa kembali ke dunia manusia lagi. Dan kembali menjadi orang sehat seperti biasanya."
"Tapi, aku tidak yakin bisa membantu. Apalagi saya tidak punya modal tentang semua senjata masa laku. Atau ilmu masa lalu."
"Baiklah, bersiaplah untuk semuanya. Tapi, jangan sampai ada yang tahu tentang semua ini. Jika ada yang melihat selain kamu di sini. Maka aku akan hilang bersama angin."
"Sekarang, apa yang harus lakukan."
"Duduk saja, dan pejamkan mata kamu. Kamu harus siap dengan kehidupan baru kamu. Yang penuh intrik."
Sraakkk….
Wusssss….
Saat Bai yu, mulai duduk melipat kedua kakinya. Dan perlahan memejamkan matanya. Terdengar suara langkah kaki seseorang mendekat ke arahnya.
Membuat semua tiba-tiba menghilang begitu saja. Kembali normal. Seperti biasanya. Saat seseorang memanggil namanya.
Bai yu, yang semula gemetar takut. Kini dia bisa menarik napasnya lega. Tidak ada lagi pantuan sosok gelap tadi. Semua kembali cerah.
"Bai Yu…" suara seorang laki-laki berlari menghampirinya. Ya, Bai yu laki-laki lemah yang kini hidup mengasingkan dirinya di sebuah hutan tinggal dekat danau. Dia ingin merubah segalanya. Dan merawat dirinya sendiri di sebuah rumah kecil. Dia tumbuh menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Menjalani pengasingan sendiri. Dan tidak mau merepotkan orang lain.
"Hai… Mei.. Kenapa kamu bisa ada disini?" tanya Bai yu. Laki-laki itu.
Bai Yu, menghela napasnya. Ia membuka kedua matanya lebar. Melihat sosok wanita yang memang dia kenal. Yaitu teman masa kecilnya. "Ada apa? Kenapa kamu ada disini?" tanya Bai Yu.
"Apa yang kamu lakukan di sini."
Bai yu merasa kesal. Di saat dia mulai ingin melakukan yang diperintahkan aura gelap tadi. Tiba-tiba hilang hanya karena sosok wanita.
"Apa yang membuat kamu datang ke rumah ini?" tanya Boi Yu datar.
"Maaf! Tadi saya melihat ada bayangan hitam di sini. Saya merasa aneh. Jadi aku berlari ke rumah ini. Saya khawatir dengan anda.
"Pergilah! Tidak ada apa-apa, disini. Dari tadi saya duduk disini. Dan tidak ada sama sekali hal mencurigakan."
"Tapi…"
"Pergilah!" potong Bai Yu dia tersenyum. Dia kembali ke tempatnya semula. Mei masih merasa curiga. Dia sangat asing dengan aura menakutkan datang dari rumah Bai Yu. Seperti aura kematian. Membuat temannya itu takut, jika Bai Yu dalam bahaya. Di saat Mei melangkah menjauh.
"Sang Iblis.. Datanglah!" suara Bai Yu sangat lantang. Memanggil raja kegelapan yang mengerikan. Aura dingin muali merasuk ke dalam tulangnya. Seakan butiran es perlahan menancap di sekujur tubuhnya. Badannya terasa sangat kaku. Dia hanya bisa berdiri di atas jembatan kayu. Menatap sebuah danau.
Tubuh kaku seperti patung itu mulai memancarkan aura yang aneh. Seperti tubuhnya mulai bercahaya. Menarik aura kegelapan untuk datang. Sebuah asap tebal, di iringi dua buah mata besar merah berada di tengah pusaran asap tebal berwarna hitam itu.
"Tuan, muda. Bai Yu." aura serak dan besar monster itu mulai merasuk ke pembuluh darahnya. Tubuhnya merinding, gemetar takut. Dengan sangat susah payah. Bai Yu menelan ludahnya.
Aura iblis itu mulai berhenti menghampiri Bai Yu. Tubuh Bai yu memancarkan sebuah cahaya putih sangat terang. Kini cahaya itu lebih sempurna menutupi semua tubuh Bai Yu "Kamu memang seorang yang dicari untuk datang ke dunia kami Bai yu." suara iblis terdengar sangat lantang. Suasana semarak mencengkeram begitu cepat. Kegelapan mulai menutupi danau. Membuat semua pemandangan tak terlihat sama sekali.
Asap hitam tebal itu mulai mengambil paksa Bai Yu. Masuk ke dalam pusaran hitam yang tiba-tiba menarik tubuhnya untuk ikut dengannya. Seperti sebuah dorongan kekuatan amat sangat besar menariknya. Memutar-mutar tubuhnya di dalam sebuah pusaran seperti pusaran angin yang diselimuti asap hitam.
Apa aku berada dalam perut iblis itu. Tidak mungkin! Iblis itu pasti akan membantu aku untuk kembali hidup. Di manapun duniaku. Aku akan segera datang. Bai Yu. Mulai memejamkan matanya. Membiarkan tubuhnya di hempas pusaran angin semakin kuat menariknya.
AAaaaaaa
Suara teriakan Bai Yu mulai menggema. Tubuhnya terasa kesemutan dan semakin sakit.
Semakin dalam pusaran itu membawanya, semakin sakit kuat tubuhnya. Seakan pusaran itu ingin meremukkan tulangnya. Seperti petir berwarna biru menyambar sekujur tubuhnya. Bai Yu hanya bisa berteriak merintih menahan sakitnya.