"Jia... Apa yang terjadi denganmu?" Yinwa menepuk wajah Jia berkali-kali. "Jia bangunlah… bangun! jangan meninggalkan.. Jia.. bangunlah!" Yinwa semakin panik. "Kenapa dia? Kenapa tubuhnya sangat dingin?" Yinwa menyentuh tangannya. Dia melihat sekilas wajahnya yang sangat pucat. Meski dirinya bingung dengan tubuhnya yang tiba-tiba terasa sakit. Saat Yinwa ingin mengangkat tubuhnya. Tangannya terasa sangat sakit."Aw--- Tadi ada anak panah yang menusukku." ucap Yinwa. Dia memegang punggung belakangnya. Masih ada sisa darah di punggungnya. Sementara, Jia terlihat begitu lemas. Dia harus segera membawanya mencari gubuk di sekitar sana. "Aku harus bawa dia pergi dari sini. Aku harus mencari obat untuknya..." ucap Yinwa. Dia menarik napasnya dalam-dalam. Dan mencoba untuk menguatkan dirin