"Kamu benar juga," Kinan mengerucutkan bibirnya dan berpikir. "Kenapa ya dia suka aku?" Kinan menggumam. "Nah itu dia. Kamu juga mempertanyakan diri sendiri bukan? Apalagi aku?" Dianti terkekeh. Kinan langsung memukul Dianti berulang kali! "Ah kamu! Memang aku tidak cocok dengan pak bos?" Kinan mengejar Dianti memutari meja. Mereka berdua cekikikan. Sampai akhirnya kelelahan duduk di sofa. "Ah aku bingung. Menceritakan ini semua padamu malah jadi membuatku jadi serba tidak jelas," Kinan tertawa. "Apa tadi mimpi atau bukan? Kok aku jadi ragu lagi," Kinan lagi lagi terkekeh. Dianti merangkulnya, "Aku hanya tidak mau kamu dipermainkan. Kinan, aku akan bahagia kalau itu benar. Tapi, bagaimana kalau pak Res hanya mempermainkanmu?" "Itu sebabnya aku bertanya dan ingin tahu," je