Sayup-sayup, Liana bangun dari tidurnya. Perutnya terasa berat karena tertindih sesuatu. Ia tak lupa kalau sudah bersuami. Di pelukan Bima yang hangat, membuat Liana malas bangun. Perempuan itu malah merapatkan dekapan Bima. Mengendus-endus d**a Bima, mencari tempat ternyaman. Bima terkekeh pelan. Mengusap rambut Liana dengan sayang, "Li, bangun yuk!" ajak Bima lembut. "Masih pengen pelukan gini, Kak. Anget," jawab Liana seraya terpejam. "Di luar grimis, makanya dingin," ucap Bima. "Ya sudah di sini aja anget-angetan." "Kok kamu ambigu sih, Li?" "Pelukan gini kan juga anget-angetan, Kak." "Nyoba yang lain yuk, Li!" ajak Bima. "Maksudnya apa, Kak?" "Nyoba posisi lain, aku penasaran deh rasanya gimana," jawab Bima. "Sama aja lah, Kak. Aku dah capek nih." "Ya mungkin gak sama, Li
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari