8. Kondangan

1488 Kata

Begitu mobil Pak Davka tiba di parkiran hotel, jantungku mulai jumpalitan tidak karuan. Pak Davka tampak melepas sabuk pengamannya, lalu menoleh ke arahku. “Mau saya puji lagi, supaya semakin percaya diri?” Aku mencibir pelan. “Pujiannya enggak ikhlas, itu enggak akan mengubah apa pun, Pak.” Akhirnya aku ikut melepas sabuk pengaman, dan balas menoleh ke arah Pak Davka. “Kalau saya kabur sekarang, belum terlambat kan, Pak?” “Ya sana kalau mau kabur, jalan kaki pulang ke Jogja. Tas dan baju kamu masih di rumah Kinan.” Ah, iya juga! “Ya sudah, lah.” Aku baru saja hendak membuka pintu mobil untuk keluar, ketika Pak Davka menahan lenganku. “Jangan keluar dulu.” “Tadi katanya keburu telat?” “Ini memang sudah mulai acara, tapi tidak apa-apa kalau telat sedikit lagi.” “Kenapa m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN