28. Rumah Sakit

1359 Kata

Aku merasa lebih baik setelah membersihkan diri di toilet rumah sakit. Meski bajuku masih kotor, setidaknya tanganku sudah tidak lagi terdapat bercak darah. Tadi, aku terpaksa ikut ambulans ke rumah sakit karena hanya aku yang kenal Faris. Pak Davka telat datang karena katanya jalanan macet. Motor dan martabakku masih di depan toko itu, entah bagiamana nasibnya. “Ara ...” aku langsung menoleh ketika ada yang memanggilku. Seketika senyumku mengembang lebar begitu melihat siapa yang saat ini berdiri di sudut teras dekat toilet. Dia berjalan ke arahku, lalu menatapku dari atas sampai bawah. “Baju saya kotor darah, Pak.” Iya, dia Pak Davka. Ternyata dia sudah datang. “Kamu baik-baik saja, kan, tapi?” Aku mengangguk. “Faris tadi langsung dibawa masuk UGD. Saya sendiri buru-buru ke toi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN