39. Pelukan Semangat

1868 Kata

Tidurku terusik ketika mendengar sedikit bunyi berisik. Mula-mula aku masih enggan membuka mata, sampai ketika aku merasa sebelah tanganku agak kebas. “Oh, ya ampun!” aku memekik tertahan ketika sadar kalau aku betulan jadi tidur menyandar di pundak Pak Davka. Pelan-pelan aku melirik kiri, dan ternyata Pak Davka juga sedang tidur, tetapi dengan posisi duduk tegak. Pak Davka bisa tidur dengan posisi duduk seperti itu? Aku buru-buru mengecek jam, dan ternyata aku tidur cukup lama. Kalau tidak salah ingat, tadi aku mulai tidur pukul setengah duaan, dan saat ini sudah pukul dua lewat sembilan belas menit. Ketika kurasakan jantungku tiba-tiba berdetak sangat keras, aku segera bergeser menjauh. Kupegangi d**a kiriku agak lama. Serius, kenapa ini keras sekali? Aku kembali menoleh, dan en

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN