Bab 1 Sudah Nasib

1225 Kata
Kalian masih ingat dr. Malik Sp.B yang sudah dua kali muncul di dua cerita? Yup, kali ini kita berada dalam sebuah kisah tentang dirinya sendiri. dr. Malik sekarang sudah tidak sendiri lagi, dia sudah menikah, dokter tampan itu menikah secara paksa, dipaksa oleh ayahnya yang tengah sakit keras, dan mau tak mau Malik harus menuruti keinginan sang ayah. Empat bulan setelah ia resmi bekerja di rumah sakit Miracle of Medical Center yang sama dengan dr. Noct, Malik telah resmi menikahi seorang wanita bernama Cassandra Nathania. Wanita yang biasa disapa Nana itu merupakan putri dari sahabat ayah Malik, karena sahabat ayah Malik begitu berjasa dalam hidupnya, itu sebabnya ayah Malik ingin agar putranya menikah dengan Nana. Apalagi Nana hanya tinggal sebatang kara tanpa keluarga dan sanak saudara. Ayah Malik tak tahu apapun tentang Nana, yang ia tahu hanyalah Nana yang baik, cantik, sopan dan sangat perhatian. Ayah Malik tidak tahu sama sekali jika Nana adalah wanita yang pernah bekerja disebuah club', menjadi simpanan para p****************g, menjadi penari erotis untuk mendapatkan segala kemewahan. Dan Malik tahu betul tentang hal itu, hal yang amat sangat ia benci, Malik inginnya menikah dengan wanita baik-baik dan mempunyai asal-usul yang jelas, namun takdir berkata lain. Tuhan membuat Nana menjadi istrinya, wanita sok polos dengan sejuta rahasia itu kini sudah resmi menjadi istri sah Malik. *** "Malik!" Panggil Tuan Robert pada sang putra. "Iya Yah?" "Senyum dong! Jangan diem terus, ayah kan jadi sedih kalau kamu begini, ayah hanya ingin yang terbaik untuk kamu, ayah nggak pernah minta macam-macam. Apapun yang kamu mau selalu ayah turutin, bahkan sekarang perusahaan udah sepenuhnya jadi milik Theo. Theo maunya kamu juga ikutan andil dalam perusahaan, tapi ayah sudah bilang kalau kamu ingin fokus di kedokteran, akhirnya kakak kamu mengalah dan mengambil seluruh tanggung jawab ayah. Nak... Selama ini Nana yang selalu jaga ayah kalau ayah sendirian. Dia sangat baik dan selalu perhatian sama ayah, ayah yakin dia akan jadi istri yang baik buat kamu. Tolong jangan kecewakan dia, jaga dia dan sayangi dia, setelah Derry meninggal, Nana sendirian selama bertahun-tahun. Ayah kan sudah pernah cerita kalau almarhum om Derry sangat berjasa besar pada perusahaan kita, sekarang ayah ingin balas Budi melalui Nana, ayah ingin lihat dia bahagia bersama dengan kamu." Ungkapnya pada Malik yang sejak tadi hanya bisa terdiam mendengarkan ayahnya bicara. "Iya yah, aku paham. Ayah tenang aja, aku pasti akan jaga di-maksudku Nana, iya." "Hm, ayah percaya sama kamu. Sekarang ayah sudah sangat tenang, ayah tinggal menunggu ajal me-" "Ayah! Aku nggak suka kalau ayah bahas soal kematian. Ayah pasti berumur panjang, aku pasti akan rawat ayah dengan baik, aku tahu betul gimana sama kondisi ayah, kesempatan hidup ayah masih banyak, ayah nggak boleh pesimis begini." Sahut Malik dengan penuh emosi, pria itu begitu sangat menyayangi ayahnya, apapun akan Malik berikan untuk sang ayah asalkan ayahnya bisa sembuh dan sehat kembali. "Ayah mau sehat, ayah juga mau main sama cucu-cucu ayah. Theo jauh sama ayah, istrinya nggak mau tinggal disini, sekarang harapan ayah satu-satunya cuma kamu. Apa kamu tega biarin ayah sendirian dimasa tua ayah?" Kalau sudah begini, Malik mana tega pada ayahnya, terpaksa ia harus bisa menerima semua kenyataan ini, belajar menerima Nana dan membuat harapan-harapan sang ayah menjadi nyata. "Ayah tenang aja, nggak perlu cemas. Aku akan selalu jaga ayah, Nana juga, kita berdua nggak akan pernah tinggalin ayah. Yang penting ayah harus sehat dan semangat untuk hidup lebih lama." Mendengar kata-kata sang putra, tuan Robert langsung tersenyum penuh makna. Bahagia dan penuh akan harapan besar. Malik memang anak kesayangannya, yang selalu bisa mengerti dirinya dan kemauannya. "Ayah percaya, sini ayah mau peluk!" Tuan Robert pun merentangkan tangannya, dan Malik pun turut menyambut pelukan sang ayah, hubungan mereka memang cukup dekat, tak canggung dan terlihat begitu mengharukan. Meskipun Malik sudah berkepala tiga, namun bagi tuan Robert, putranya itu masih seperti Malik kecil dimatanya. "Maaf ganggu." Ucapan Nana yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar tuan Robert langsung membuat dua pria itu melepaskan pelukannya. "Ini makan malam ayah, pintu kamarnya nggak dikunci jadi aku masuk aja, emhh... Maaf mas." Ungkap Nana dengan nada canggung. Nana ini benar-benar sok polos sekali, apa wanita itu tidak sadar jika pakaian yang ia kenakan begitu sangat ketat sekali. Malik bahkan sampai dibuat panas dingin saat melihatnya, namun rasa bencinya mengalahkan segalanya. Beda lagi dengan tuan Robert yang tampak biasa saja. Sedangkan Malik tidak, pria itu justru malah merasa sangat gerah dan risih sendiri. "Mas!" Panggilan lembut itu bahkan masuk ke telinga Malik dengan begitu menggairahkan, sampai merinding sendiri dibuatnya. Demi Tuhan Nana memang memiliki suara yang sangat indah dan lembut, mampu membangkitkan hasrat birahi pria hanya dengan suaranya, namun sayangnya Malik selalu berusaha untuk menepis segalanya. "Yah?" "Ini!" "Bawa kesini biar dimakan sama ayah, abis ini waktunya ayah minum obat." Ucap Malik pada Nana. Nana pun segera mendekat ke arah Malik dan Tuan Robert. Interaksi antara Nana dan Malik membuat tuan Robert tersenyum bahagia. Ia benar-benar yakin jika pernikahan Malik dan Nana pasti akan berjalan dengan baik, mereka memang baru saling kenal, namun ia yakin jika cinta pasti akan datang seiring dengan berjalannya waktu, cinta hadir karena terbiasa, dan tuan Robert sungguh yakin akan hal itu. *** Setelah tuan Robert makan, minum obat dan beristirahat, kini Malik dan Nana pun kembali ke kamar mereka. Usia pernikahan mereka berdua baru dua hari, pernikahan pun digelar cukup mewah dan tertutup, hanya kerabat dan sahabat terdekat saja yang datang. "Saya mau bicara." Ungkap Malik tiba-tiba. "Hm?" Nana pun hanya mendelikan alisnya. Mereka berdua pun langsung berhenti tepat di lorong yang tak jauh dari lift, kebetulan mansion milik ayah Malik berlantai empat dan mempunyai sebuah lift. "Jangan kira saya akan luluh gitu aja hanya karena kamu baik dan perhatian sama ayah." "Maksud mas?" Tanya Nana tak mengerti. "Wanita impian saya adalah wanita baik-baik dan terhormat, bukan seperti kamu. Saya bukannya diam saja, saya tau semua tentang masalalu kamu, pekerja seks, sugar Daddy, penari striptis lalu apa lagi?" Ucapan Malik barusan langsung membuat kedua tangan Nana mengepal, Malik memang benar, tak salah sama sekali, tapi semua itu sudah masalalu. Tuntutan ekonomi, yah, tentu saja Nana terpaksa melakukan semua itu karena beban yang ditinggalkan oleh mendiang papanya, ia harus melunasi hutang papanya yang mencapai hampir setengah triliun itu seorang diri. Untung saja ia tidak gila waktu itu, beban hidup yang ia pikul setelah papanya meninggal begitu sangat berat, bukannya meninggalkan warisan untuk anaknya, tapi papanya malah meninggalkan hutang. "Tapi kan sekarang aku udah nggak kayak gitu mas." Ujar Nana membela diri. Namun sepertinya percuma saja. "Tetap saja bagi saya sama, dulu dan sekarang apa bedanya? Saya laki-laki terhormat, menjaga dengan sangat baik tubuh dan martabat saya. Apa pantas saya mendapatkan wanita seperti kamu? Wanita yang sudah tidak suci lagi." Sakit? Tentu saja, wanita mana yang tidak sakit mendengarnya, apalagi suami sendiri yang mengatakannya. Tapi Nana sudah biasa akan hal itu, hatinya sudah kebal terhadap cacian dan makian dari orang-orang disekitarnya. "Yah... Mau gimana lagi dong? Mungkin udah nasib mas kali dapet istri aku." Gumam Nana dengan nada pelan, namun Malik masih bisa mendengarnya dan menatap wajah Nana dengan tajam. "Nasib?" Tanya Malik tak habis pikir. "Hm." Angguk Nana dengan senyuman manis, lalu ia pun segera berjalan mendahului Malik menuju kamar mereka, ditengah perjalanan Nana terus tersenyum miring sedangkan Malik hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala tak habis pikir. Padahal sudah diberikan kata-kata tajam dan menusuk, namun Nana seakan kebal dan terlihat biasa saja.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN