Kecelakaan

1044 Kata
Han benar-benar syok karena hal tersebut akhirnya terungkap dan jika ia tahu dari dulu alasan Ye-Jun menurunkannya untuk menghancurkan Cheil Dedang karena Ye-Jun mencintai Kyung Mi sudah pasti Han tidak akan membantu ayahnya itu. “Kau benar-benar memanfaatkanku," kata Han kemudian pergi dari hadapan ayahnya yang langsung menghela napas lega. Apa semua yang ingin ia ungkapkan sudah ia ungkapnya sekarang jadi Ye-Jun tak perlu lagi berbasa-basi dan menyembunyikan sesuatu dari Han. Han langsung pergi menuju apartemen Ae Ri, ia tidak tahu lagi betapa rasa bersalah itu semakin besar ketika mendengar pengakuan ayahnya. Kalau saja Han tahu bahwa ayahnya ingin dia menghancurkan Cheil Dedang karena ingin membuat Kyung Mi berlutut sudah pasti ia akan menolak dan memilih untuk dicoret dari ahli waris Nongshim dari pada meluruskan rencana ayahnya itu. Han memukul kemudinya, entahlah ia merasa dirinya benar-benar tak berguna karena telah melakukan kecurangan itu. Dulu Han terlalu mengidolakan ayahnya sampai ia tidak tahu siapa Ye-jun sebenarnya. Pemuda itu benar-benar sangat menyukai Ye-Jun seperti anak laki lainnya yang mengidolakan sang ayah, dulu ia terlalu bangga karena di mata Han, Ye-Jun adalah orang baik dan sangat sempurna. Pemikiran naifnya sejak kecil berbuah pahit saat ia tahu bahwa ayahnya tidak seperti ekspetasinya. Ibunya—Hei-Ran ternyata adalah istri yang dijodohkan oleh kakek dan nenek Han, pantas saja perlakuan ayahnya tidak pernah mesra pada sang ibu. “Sekarang aku tahu bahwa Mama tidak pernah dicintai, aku menyesal karena membantu jalan papa untuk melenyapkan kesuksesan keluarga Ae Ri. Seandainya aku tahu sudah pasti aku akan memilih keluar dari keluarga itu dan menyelamatkan mama dari luka batinnya, tapi tidak aku mah membantu papa,” kata Han dengan mata berkaca-kaca. Jalanan di depannya benar-benar buram membuat dirinya sulit untuk melihat. Baru saja ia menghapus air matanya, di depan sana ada seorang anak kecil yang lewat dan ia tidak melihat bahwa lampu sudah merah dan menandakan bahwa ia harus berhenti. Alhasil, Han terpaksa membanting stirnya dan membuat tabrakan beruntun. Keadaan jalan itu kini sangat kacau dan membuat beberapa aparat kepolisian turun tangan. Akibat dari tabrakan itu adalah Han yang terluka dan beberapa mobil hancur karena ia membanting stir saat keadaan benar-benar sedang ramai. Beberapa reporter juga sudah turun ke jalan untuk merekam kejadian itu dan melaporkan sebagai berita eksklusif. Sementara di apartemen entah mengapa perasaan Ae Ri sedikit tidak enak, seperti gelisah akan tetapi ia tidak tahu apa yang sedang ia gelisahkan? “Ada apa ini? Ponsel Han tidak aktif?” tanya Ae Ri yang mencoba menelepon Han, ya tentu saja yang ia tuju adalah Han karena akhir-akhir ini kegelisahannya bersumber dari pemuda tampan itu. Tok...tok...tok Lagi-lagi suara pintu digedor dengan sangat keras menandakan bahwa orang yang mengetuk pintu itu sedang dalam keadaan panik. “Ada apa sih?” tanya Ae Ri yang sudah kesal dengan Jung Hwa karena ia mengetuk pintu apartemennya seperti sedang menagih hutang. “Apa kau sudah lihat berita? Han kecelakaan!” ujar Jung Hwa yang benar-benar sudah panik, bahkan kecelakaan Han berhasil membuat para wartawan yang berada di lantai dasar apartemen bubar dan mengejar berita yang lebih baru Mendengar ucapan Jung Hwa membuat Ae Ri terpaku, ia tidak menyangka ternyata kegelisahannya tadi memang benar berasal Han. Pria yang ia benci karena telah berkhianat sekarang mampu membuat dirinya rapuh. “H-Han kecelakaan?” ulang Ae Ri yang masih tidak yakin dengan apa yang baru saja ia dengar. Jung Hwa mengangguk membenarkan, ia langsung memberikan Ae Ri sebuah mantel dan topi agar tak ada yang mengenali Ae Ri ketika keluar. “Pakailah ini, kita akan segera ke rumah sakit untuk melihat keadaan Han,” kata Jung Hwa seraya menyodorkan mantel dan topi untuk Ae Ri. Ae Ri cepat-cepat memakai mantel dan topi yang baru saja Jung Hwa berikan. Ia harus tahu keadaan Han saat ini. “Astaga dia benar-benar membuatku frustasi,” oceh Ae Ri kemudian berjalan mendahului Jung Hwa. Ia benar-benar merasa bahwa hal buruk akan terjadi pada Han, entahlah mungkin ia khawatir. Kedua orang itu langsung berjalan menuju parkiran melewati beberapa wartawan yang tidak menyangka bahwa Ae Ri yang melewati mereka. Memang wartawan yang menunggu di lobby tidak terlalu banyak karena sebagian sedang meliput berita kecelakaan Han yang tidak jauh dari apartemen tersebut. Ae Ri menghembuskan napasnya lega ketika mereka berhasil melewati para wartawan tersebut dan menaiki mobil dengan tenang. Jung Hwa membawa mobil itu membelah jalanan kota Seoul menuju Samsung Medical Center. Rumah sakit itu terlihat sangat ramai karena tim medis baru saja sampai di rumah sakit tersebut dengan beberapa pasien, Ae Ri melihat beberapa wartawan yang sedang mengejar paramedis untuk diwawancarai sementara tim kameramen mencoba terus mengambil video sejelas mungkin untuk dijadikan bahan berita. “Kau tunggu di sini saja jangan ke mana-mana aku akan melihatnya dan melaporkan keadaannya padamu,” kata Jung Hwa, namun Ae Ri menahannya karena ia tidak bisa diam begitu saja sementara ia belum melihat kebenaran tentang kondisi Han. “Aku ikut, aku tidak bisa menunggu saja di dalam mobil sementara Han sedang berjuang di sana,” kata Ae Ri yang langsung memakai syal dan topinya agar wartawan tak ada yang bisa mengenalinya. Jung Hwa tidak bisa melarang Ae Ri untuk menjenguk, toh sekarang Ae Ri adalah tunangan Han. Mereka berdua langsung mengikuti ke mana paramedis membawa Han. “Salah satu dari mereka benar-benar terluka sangat parah, aku bahkan tidak sanggup melihatnya,” ucap seseorang yang lewat di dekat Ae Ri dan Jung Hwa yang ternyata adalah salah satu reporter yang sedari tadi mengikuti Han. Ae Ri meneguk ludahnya, ia bahkan tidak tahu harus berpikir seperti apa saat ini. Tangan Ae Ri tampak gemetar karena mendengar pembicaraan reporter-reporter tersebut. Rasanya ingin menangis, namun yang ada hanyalah gemetar yang membuat Jung Hwa sedikit panik. “Kau tidak apa-apa kan? Apa kau sakit?” tanya Jung Hwa yang mulai khawatir dengan keadaan Ae Ri, pasalnya perempuan itu terlihat pucat dan gemetar. Ae Ri menggeleng pelan, ia sedang tidak baik-baik saja mendengar kabar bahwa Han kecelakaan tentu saja hal tersebut membuat Ae Ri langsung melemas. Baru saja Han menemuinya beberapa saat lalu, namun sekarang pemuda itu udah terbaring di ruang unit gawat darurat. Hal tersebut membuat Ae Ri sangat syok. “Apakah Han akan kembali pulih? Bagaimana kalau sampai dia tak pernah bangun lagi?” tanya Ae Ri yang akhirnya menangis, pertahanannya sejak tadi runtuh juga karena otaknya yang benar-benar sudah overthinking dengan keadaan Han.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN