Aga masih menatap perawat yang tengah mengganti dan merawat luka Liona lagi. Sementara wanita itu masih tampak syok dengan kejadian yang baru saja terjadi dan masih sesekali meneteskan air mata walau tidak lagi histeris. "Ini sudah." Sang perawat akhirnya mengakihir tindakannya. "Apa ada yang mengkhawatirkan, Sus?" tanya Aga mengkonfirmasi. "Enggak ada. Tapi jangan sampai seperti ini lagi. Nanti luka jahitannya kebuka dan bisa berdarah terus." Aga mengangguk. Ia lantas kembali menatap sang perawat sebelum pergi. "Sus, apa boleh saya minta Liona untuk pindah kamar?" "Bisa, Pak. Silakan ke nurse station untuk mengkonfirmasi." Aga mengangguk. Sementara sang perawat segera beranjak keluar dari ruang perawatan Liona. Pria itu sejenak melangkah ke sisi Liona. "Aku minta maaf." Aga