“Yuda, Omar minta aku masuk sendirian. Pastiin jangan ada yang ikut masuk, ya. Kalau orang tua Omar udah sampai, telpon aku. Oke?” Yuda mengangguk. “Siap, kak!” Sophia was-was ketakutan memasuki ruangan Omar, padahal tidak ada acara uji nyali di dalam ruangan ini. Saat dirinya masuk, Omar pun tidak kelihatan di meja kerjanya; biasanya selalu duduk angkuh di sana dengan segala kesibukan duniawinya alias pekerjaannya. Sampai-sampai Sophia sempat bergumam kecil, “Maaf, izin masuk, ya.” Mungkin akibat kejadian tadi dimana pintu sempat dikunci dari dalam. Membuatnya jera. Padahal, sebelumnya sesuka hati dia mau masuk ruangan ini tanpa larangan siapapun, tanpa harus ketuk pintu, apalagi sampai mengatakan ‘izin’. Sesuatu hal yang sama sekali bukan menggambarkan diri seorang Sophia; biasanya n