CHAPTER 22 – CONFESSION Jessy memindah saluran televisi dengan bosan sejak tadi. Setelah sarapan tadi pagi, Evan dan Vinze sudah berangkat ke kampus, sementara dirinya tidak ikut karena kelasnya dibatalkan pagi ini. Tiba-tiba terdengar langkah kaki dan tak lama dawa muncul dari balik pintu dengan wajah lelahnya. "Hey!" "Kau sudah pulang?" Jessy melirik Dawa yang akhir-akhir ini terlihat lebih sibuk dari biasanya. Dawa menghembuskan napas panjang. "Hmm, melelahkan sekali," sahutnya. "Kenapa tidak menerima tawaran Stev saja?" Kali ini Jessy merubah posisi duduknya menghadap Dawa yang juga sedang duduk di sofa sebelahnya. Kembali menghela napas dalam-dalam, Dawa terlihat begitu tertekan. "Aku bingung," ucapnya pelan. "Jangan memikirkan aku, Wa." Jessy sangat tahu apa yang dipik