Difa tersenyum lalu menatap tajam Stella. "Kau... Berani-beraninya kau menamparku? "Protes Stella. Difa menyeringai, "Seharusnya aku sudah menamparmu sejak lama, wanita tak tahu diri sepertimu memang sudah pantas menerima lebih dari sekedar tamparan. " Difa menepuk kedua tangannya, "Jika aku mau, aku bisa lakukan lebih dari sekedar tamparan padamu. "Ujar Difa lalu segera berlalu meninggalkan Stella yang masih memegang pipinya. "Aarrrgghhh.... Sialan....wanita yang terlahir dengan sendok emas sepertimu tahu apa tentang perjuangan untuk hidup lebih baik hah... " Difa kembali berbalik, "Seberat apapun hidup, bukan alasan yang tepat untuk menghancurkan kehidupan orang lain. " Lalu Difa benar-benar berlalu keluar dari rumah ia harus bertemu Dimas, perasaannya mulai khawatir pada suaminya