Aileen tersenyum tipis menatap jaket yang menggantung di belakang pintu kamarnya. Namun, Aileen buru-buru mengenyahkan pikirannya tentang Garrix, ia tidak mau memikirkan laki-laki itu, ia harus membentengi dirinya agar tidak jatuh pada pesona seorang berondong yang lebih cocok menjadi adiknya, bahkan keponakannya. Kemudian Aileen pun langsung mengambil tas yang ada di atas nakasnya dan langsung berangkat ke kafe, tak lupa sarapan dulu bersama adik dan kakeknya. “Aileen, kamu sudah pikirkan tentang perjodohan kamu sama Ale?” ujar Yusuf secara tiba-tiba, yang membuat Aileen langsung tersedak. Aileen pun langsung meneguk air putih yang ada di hadapannya. “Kek, kita bicarain kapan-kapan ya. Sekarang kan saatnya sarapan. Aku juga harus buru-buru ke kafe.” Aileen benar-benar tidak mau membahas