Aturan skinskip

1028 Kata

Amara terpaku, berharap kalau sekarang ia tengah bermimpi. Sebenarnya sejak kapan Pram ingat kejadian semalam? Apa tadi siang? Kalau benar, pantas saja ia tidak datang untuk membelaku dari Katarina, batin Amara meringis takut. Wajah dingin Pram cukup menakutkan. Sorot matanya saat marah mampu membuat tengkuk Amara merinding. Haruskah ia minta maaf? Membantah juga akan sia-sia mengingat Pram benci seseorang yang tidak mengakui kesalahannya. Berdalih pun hanya menambah amarah. "Maaf, a-aku ...," "Kamu menikmatinya?" tanya Pram terkesan belum puas mempermalukan Amara. Sorot matanya tiba-tiba menajam, mencari hal lain yang tidak ia ketahui. Pram berharap sebuah pengakuan yang lebih dramatis, tanpa kebohongan sama sekali. Amara tidak menyangka kalau Pram akan menanyakan hal memalukan itu. M

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN