6

1267 Kata
Sudah tiga bulan berlalu, Erika sudah menjadi kekasih Alden selama tiga bulan. Hampir setiap hari Alden mengantar jemput Erika, makan siang ataupun makan malam bersama. Erika pun merasakan kenyamanan bersama Alden.   Pagi ini Erika berangkat ke kantor dengan perasaan bahagia tapi saat tiba di kantor semua orang mendadak heboh...   "Ada apa sih kok pada heboh gitu" kata Erika heran "Ka lo udah tau kabar belum?" Tanya Devi "Kabar aapan?" Kata Erika "Perusahaan kita di merger oleh PT. Pan Pasifik trus katanya akan ada pengurangan karyawan juga" kata Devi khawatir "Loh bukannya keuangan perusahaan kita stabil kenapa harus merger dan itu PT. Pan pasifik tempat kerja Boni kan?" kata Erika heran "Iya Boni kerja disana, gue khawatir nih dipecat, mana gue lagi nabung sama Boni buat biaya nikahan" kata Devi "Nikahan kan murah Dev bilang aja buat modal resepsi nikahan lo dan Boni" kata Erika lagi "Lah itu udah sepaket Ka, ga mungkin kan gue ga resepsi" kata Devi melas "Nah gengsi itu yang jadi masalah, kan belum tentu lo dipecat" kata Erika "Lo enak kalo dipecat orang tua lo ga masalah biayain hidup lo dan lo juga udah jadi manager gampang cari kerja lagi. lah gue dan Boni harus kerja keras. Ga mungkin ngandelin orang tua, orang tua gue kan masih biayain 2 adek gue kuliah dan orang tua Boni juga ga mungkin" kata Devi "Tenang aja lo banyak banyak doa yak moga moga dengan perusahaan kita merger ke Pt. Pan Pasifik tidak akan mengurangi karyawan" kata Erika mencoba memberi semangat pada Devi.   Erika menjadi pusing juga dengan karirnya, dia malas untuk pindah tempat kerja jika harus dipecat dari perusahaan sekarang ini. Erika sudah di zona nyamannya sebagai manager personalia seandainya perusahaan tidak merger dengan Pt. Pan pasifik tidak menutup kemungkinan posisi Erika bisa makin baik lagi sebagai direktur personalia.       Erika stress memikirkan nasib kerjaannya dan bertemu Alden yang sudah berada lagi di apartemennya. Alden sudah diberikan akses masuk ke apatemennya oleh Erika. Mereka makan malam diapartemen Erika dengan memesan ke salah satu situs online.   "Kenapa sayang kok dari tadi diam aja" tanya Alden melihat Erika "Gue lagi pusing nih Al.. perusahaan gue mau merger ke perusahaan lain. Mana katanya akan ada pengurahan karywan dan posisi gue sebagai manager personalia bisa bisa terancam, mana cicilan kredit apartemen gue masih 2 tahun lagi, mau bayar pake apa kalo gue dipecat" kata Erika "Sssttt jangan khawatir sayang kan ada gue yang akan menanggung semua kebutuhan lo" kata Alden "Hadeeh lo aja belum kerja mau bantu gue pake apa? Lo bayar kuliah paling masih dibiayan orang tua lo kan? Jangan pernah pake uang orang tua lo untuk biayain hidup gue. Gue masih punya orang tua yang mampu biayain gue cuman gue ga suka pake duit orang tua. Gue bisa mandiri.Memang susah kalo pacaran sama bocah" kata Erika mendengus kesal "Ana gue bukan seperti yang lo kira, emang lo tau apa tentang gue" kata Alden menahan marah. Erika terdiam dia memang tak tau apapun tentang Alden walau sekarang status mereka pacaran. "Lo koq jadi nyolot gitu sih ke gue.Yang gue bilang ini realita. Lo masih kuliah dan belum memikirkan tentang dunia sebenarnya, lo pikir setelah selesai kuliah bisa dengan gampang cari kerjaan. Ini yang bikin gue ragu berhubungan sama pria yang lebih muda, belum dewasa dan belum kerja" kata Erika dengan emosi "Jadi lo malu punya hubungan sama pria masih kuliah?" Tanya Alden dengan emosi "Gue ga malu cuman hubungan kita ini berbeda dan gue bukan anak abg yang hanya berhubungan dengan pria untuk bersenang senang aja" kata Erika masih emosi "Lo ngeremehin gue banget, ga usah banyak alasan lo ke gue, kalo lo malu bilang aja"'kata Alden marah   Alden lalu berdiri dan pergi keluar apartemen Erika, Erika hanya membiarkan saja Alden pergi. Beginilah resiko punya pacar lebih muda, emosinya suka meledak ledak. Erika masih sibuk dengan pikirannya sendiri, Erika merasa hubungan percintaan mereka tak lebih penting dibandingkan dengan karirnya.   Alden diluar apartemen Erika menghubungi sekretaris papinya.   "Pak Budi saya terima tawaran dari papi kemarin, segera proses semuanya dengan cepat" kata Alden "Baik Pak Alden saya akan urus semua setelah semua proser merger selesai"'kata Pak Budi     Alden terpaksa menerima permintaan Papinya untuk berkerja diperusahaan milik Mark semua dia lakukan untuk menunjukan pada Erika bahwa dia layak untuk Erika walau umurnya lebih muda dari Erika. Alden walau masih muda dia juga sudah mandiri, dia dulu bermain di bursa saham dan ada 5 sahamnya diperusahaan tertentu walau hanya kecil tapi bisa membiayai hidup dan biaya kuliahnya. Jangankan untuk membayar cicilan kredit apartemen Erika, dia bisa menarik 1 saham nya untuk membelikan 3 apartemen untuk Erika. Semenjak Mark menikah lagi, Alden tak mau lagi dibiayain semua keperluan dan kebutuhan hidupnya oleh Mark papinya.   ♾♾♾   Mimpi Erika "Tolong.. tolong.." teriak seorang pemuda yang terluka parah masih di dalam mobil Erika melihat itu mencoba membantu pemuda itu keluar dari dalam mobil. Dengan susah payah Erika berhasil mengeluarkannya.. "Tolong ibu saya didalam masih didalam mobil" kata pemuda itu Erika kaget dan berusaha dengan tertarih tatih dan darah keluar dari kepalanya mencoba mencari wanita yang masih terperangkap di dalam mobil. Erika berhasil mengeluarkan wanita setengah baya itu tak lama Erika tak sadarkan diri disamping wanita tersebut.   Erika terbangun dari tidurnya, memegang kepalanya dengan kesakitan, dia bermimpi buruk lagi. Sudah 4 tahun Erika tak bermimpi kejadian kecelakaan beruntun yang mengakibatkan dia dulu hampir membuatnya kehilangan nyawa. Kecelakaan itu saat Erika baru lulus kuliah dan sempat mengalami koma 3 bulan karena benturan pada kepala akibat kecelakaan. Karena kecelakaan itu Erika mengalami transient global amnesia atau amnesia jangka pendek tapi bukan seperti sinetron yang berlebihan tentang sakit amnesia. Pasien amnesia dapat mengingat sebagian memorynya walau tak keseluruhan dan dengan seiringnya waktu, terapi dan obat dapat mengingat semuanya secara perlahan.   Erika berfikir bagaimana keadaan pemuda yang 4 tahun dia tolong. Erika tak terlalu ingat wajah pemuda itu, pemuda itu menurut cerita Ella mama nya selalu menemani Erika saat dia koma. Sehari setelah Erika sadar pemuda itu sudah tak pernah datang lagi. Erika dan Ibu dari pemuda itu mengalami koma sama seperti Erika dan meninggal saat Erika sadar dari koma nya.           Flashback   "Hai gadis cantik, bangunlah.. aku akan selalu menemanimu" kata pemuda itu   Kata kata itu selalu Erika dengar karena pemuda itu selalu mengatakannya saat mengunjungi Erika setiap hari di rumah sakit.   "Kamu tau berkat kamu aku bisa selamat.. terima kasih" kata Pemuda itu lagi   "Gadis cantik kamu bagaikan putri tidur yang menunggu sang pangeran untuk menciumu dan tersadar" kata pemuda itu lalu mencium bibir pucat Erika "Sepertinya kamu bukan putri tidur atau aku bukan pangeranmu karena kamu tak bangun saat aku mencium bibirmu" kata pemuda itu dengan sedih   "Gadis cantik besok mami akan dicabut alat penunjang hidupnya sama papi, aku sangat sedih dan tak bisa menerimanya. Gadis cantik bangunlah" kata pemuda itu dengan menangis pilu dan memegang tangan Erika   "Gadis cantik dan aku sepertinnya 3 bulan ini sudah jatuh cinta padamu. Bangunlah" kata pemuda itu lagi   "Gadis cantik hari ini alat penunjang kehidupan mamiku akan dicabut yang artinya mami akan meninggal, bangunlah gadis cantik aku ingin bersamamu, bangunlah gadis cantik " kata pemuda itu menangis disamping ranjang Erika   Walau raga Erika tak bisa merespon dan hanya diam bagaikan orang tidur tapi tidak dengan indera yang lainnya.   "Gadis cantik mami sudah meninggal.. aku tak sanggup lagi melihat itu semua, terima kasih gadis cantik tanpamu aku dan mami tak mungkin bisa selamat walau mami meninggal dunia seperti sekarang, bangunlah gadis cantik aku mencintaimu" kata pemuda itu lagi   Tak lama Erika membuka matanya, dia melihat pemuda itu samar samar karena masih pengaruh obat. Erika berusaha untuk melihat pemuda yang suaranya sudah 3 bulan menemani Erika. Suara yang membuat Erika semangat untuk bangun, suara yang mensupport Erika untuk jangan menyerah.   "Kamu sudah bangun gadis cantik. Terima kasih Tuhan gadis cantikku telah bangun. Aku mencintaimu gadis cantik" kata pemuda itu mencium dahi Erika   Flashback off   Erika mengambil obatnya, obat yang sudah lama tak Erika minum. Erika menangis sendiri kepalanya sangat sakit dan nyeri kalau mengingat kecelakaan tersebut.   *************
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN