Saat Erika sibuk dengan segala pekerjaannya. Thomas menghubungin Erika. Erika janjian dengan Thomas akan bertemu setelah dia pulang kerja.
"Al pulang kerja gue mau ketemu temen lama yaa" kata Erika
"Ok" kata Alden
Erika tersenyum Alden sudah tak seperti dulu, Alden sekarang lebih dewasa dan mempercayainya. Ini lah hubungan yang Erika inginkan saling percaya satu dengan yang lain. Hubungan tanpa adanya rasa saling percaya hanya akan membuat mereka bertengkar. Erika menyayangi Alden.
Erika bertemu dengan Thomas di salah satu kafe dekat apartementnya.
"Gue kangen sama lo Rik"
"Gue juga Tom, udah lama banget yaa kita ga ketemu"
"Lo makin cantik dan sexy. Dan kayaknya lo lagi happy banget deh. Apa lo punya pacar?" Tanya Thomas
"Eeh apa keliatan Tom kalo gue punya pacar" kata Erika
"Haha lo kayak abg baru pacaran aja sih Rik" Thomas tertawa
"Aduuh apa efek gue pacaran sama berondong ya jadi kayak abg begini"
"Lo pacaran sama berondong ??? Serius lo????" Tanya Thomas tak percaya
"Please deh Tom jangan kenceng kenceng gue malu" kata Erika
Thomas dan Erika mengobrol sampai malam. Erika tidak tau kalau Alden memperhatikan dirinya dari sudut kafe. Alden bukan tak percaya pada Erika tapi Alden tak percaya pada Thomas. Alden tau Thomas menyukai Erika.
Thomas mengantarkan Erika pulang ke apartementnya.
"Mau mampir Tom?" Tanya Erika
"Boleh deh sekalian gue mau liat apartement lo" kata Thomas
Erika dan Thomas sudah didalam apartement Erika.
"Rik gue mau ngomong serius sama lo?" Kata Thomas
"Kok lo jadi serius gitu Tom. Ada apa sih Tom?
"Lo ingat ga dulu gue pernah ngomong waktu dibandara""Apa yaa Tom? Serius gue lupa" Erika bingung
"Lo ingat ga dulu gue pernah ngomong waktu dibandara"
"Apa yaa Tom? Serius gue lupa" Erika bingung.
"Gue pernah bilang kalau nanti gue dan lo ketemu lagi dan kita belum menikah dengan orang lain. Gue berjanji untuk menikahi lo"
Erika teringat kejadian dulu dia dan Thomas dibandara.
"Tapi Tom itu kejadian udah lama banget" kata Erika
Thomas mendekat Erika...
"Tapi gue masih inget. Gue dan lo sekarang sama single, gue mau lo jadi istri gue" Thomas memeluk Erika. Erika tak dapat berkata apapun lagi, dia bimbang dengan perasaannya sendiri.
"Gue... gue..."
"Tolong lo pikirin yaa Rik. Gue udah umur segini, gue ingin serius sama lo bukan friend with benefit lagi seperti dulu"
"Gue belum bisa kasih keputusan Tom" kata Erika
"Gue ngerti lo butuh waktu untuk berfikir. Lo dan gue punya hubungan lebih dan teman atau kekasih. Lo punya gue dan selalu milik gue" Thomas menatap Erika tajam
"Tom... gue"
Tangan kangan Thomas yang berada di dagu Erika dan tangan kiri Thomas berada dipinggang Erika. Menatap tajam mata Erika. Erika selalu saja seperti ini jika dihadapan Thomas. Thomas dari dulu memang selalu mengatur segala hal tentang Erika. Erika berteman dengan siapa, Erika harus berbuat apa semua Thomas yang mengatur. Pintu apartemen Erika terbuka. Alden melihat Erika dan Thomas berdiri saling berhadapan.
Thomas dan Erika melihat Alden datang. Thomas menarik tubuh Erika dan mencium bibir Erika. Erika kaget dengan ciuman Thomas yang tiba tiba. Erika berusaha mendorong Thomas tapi Thomas makin memperdalam ciumannya dan mempererat pegangannya pada pinggang Erika. Alden melihat itu sangat marah dan tangannya mengepal kencang. Dia tau Erika berusaha melepaskan diri dari dekapan Thomas.
"Sudah lo liat Erika cuman milik gue dari dulu sampai sekarang" kata Thomas tersenyum licik dengan tangan kirinya masih memegang pinggang Erika.
"Bugh"
Alden memukul Thomas
"Cuman segini kemampuan lo Alden Davidson" kata Thomas
Thomas melayangkan kepalan tangannya untuk membalas Alden
"Jangaaaan" teriak Erika tapi terlambat wajah Erika kena pukulan Thomas menyebabkan hidung Erika mengeluarkan darah.
"Anaa" teriak Alden langsung menangkap tubuh Erika yang terhuyung huyung didalam dekapannya.
"Al lo ga apa apa" Erika melihat khawatir pada Alden. Erika merasakan sangat sakit pada bagian wajahnya terutama hidungnya. Erika memegang hidungnya yang mengeluarkan darah.
"Al hidung gue berdarah Al" Erika meringis kesakitan. Kepala Erika terasa sangat pusing dan dia merasa lemas seluruh badannya
"Ana... ana..." Alden lalu menggendong Erika masuk ke dalam kamarnya.
Thomas melihat itu tak percaya, dia tak sengaja memukul Erika karena Erika melindungi Alden. Thomas tak dapat menerima itu.
"Lo pulang sana. Gue yang akan mengurus Erika"
"Lo yang pergi. Erika kekasih gue jadi gue yang lebih berhak pada Erika"
"Lo dasar bocah kurang ajar" Thomas melayangkan pukulannya pada wajah Alden
Thomas dan Alden terlibat baku hantam. Diantara mereka tak ada yang mau mengalah tentang siapa yang harus berada di samping Erika. Mereka malah membiarkan Erika yang terbaring lemas diranjang. Mereka sibuk dengan keegoisan mereka sendiri tanpa memperdulikan Erika. Erika melihat dua pemuda itu baku hantam saling memukul satu dengan yang lain dengan wajah pucat. Erika merasa sangat kesal seharusnya mereka menolong Erika bukannya saling baku hantam sendiri. Erika menghubungi pihak security apartement.
4 orang security datang ke dalam apartement Erika dan memisahkan kedua pria itu. Erika mengompres hidung dan wajahnya dengan air es melihat dua pria yang dipegangi oleh 4 orang security seakan tak mau berpisah untuk saling memukuli.
"Berhenti" teriak Erika
Semua mata melihat Erika.
"Bapak bapak tolong bawa kedua pria ini keluar apartement saya. Saya tak ingin melihat mereka berdua berada disini" kata Erika
"Pak saya kekasih Erika dan pemilik unit 206, dia yang harus pergi" kata Alden menujuk Thomas
Erika terperangah mendengar Alden hanya tinggal disebelah apartement dia unit 205.
"Pak saya calon suami Erika. Dia yang harus pergi" balas Thomas
"Hei kalian semua yang harus pergi ini apartement gue" teriak Erika
Ke empat Security menyeret Alden dan Thomas keluar dari unit apartement Erika.
*******
Alden dan Thomas berada di dalam sel penjara yang sama. Pihak security terpaksa memanggil polisi karena sewaktu di pos penjagaan Alden dan Thomas kembali baku hantam padahal wajah tampan mereka sudah bengkak dan biru biru.
"Minggir lo, gue ga sudi deketean sama lo"
"Heh lo kira gue mau apa deketan sama lo"
Tak lama Pak Budi dan Ivan sekretaris Thomas datang ke kantor polisi dan membebaskan mereka. Thomas dan Alden sama sama tidak saling menuntut. Pihak kepolisian juga tak berani bertindak karena keduanya seorang CEO perusahaan besar.
Thomas pergi bersama dengan sekretarisnya Ivan dan Alden masuk ke dalam mobil Pak Budi dengan wajah kesal.
"Apa papi tau hal ini Pak Budi?" Tanya Alden sambil meringis sekarang wajah dan sekujur tubuhnya sangat sakit
"Untuk sekarang tidak Pak Alden tapi...." kata Budi
"Iya nanti aku pikirkan alasan yang tepat pada papi" kata Alden
Alden sudah masuk ke dalam kamar apartementnya. Dia ingin ke tempat Erika tapi dia ragu. Akhirnya Alden memutuskan tidak ke kamar Erika, dia ingin memenangkan dirinya dulu sebentar.