15

1037 Kata
Erika pergi ke kantor dengan semangat yang tak biasa. Dia semakin yakin hubungannya dengan Alden, walau perbedaan umur mereka 7 tahun tapi dia optimis hubungan mereka tetap akan berlanjut walau Evan belum merestui dia dan Alden.   Erika melihat Alden belum datang ke kantor. Erika berfikir mungkin Alden ada sedikit kepentingan diluar jam kantor.   "Bu Erika" kata Pak Budi "Iya Pak bisa saya bantu" kata Erika "Bu Erika bisa ikut saya. Ada seseorang yang ingin bertemu dengan Bu Erika" kata Pak Budi "Baik Pak" kata Erika   Erika mengikuti langkah Budi sampai masuk kedalam mobil. Alden yang baru tiba di kantor melihat Erika masuk ke dalam mobil Budi. Alden merasa aneh tidak seperti biasanya Budi seperti itu. Alden melangkah kan masuk ke dalam ruangannya dengan perasaan tak enak. Alden berkali kali menghubungi ponsel Erika tapi tak ada jawaban dan dia mencoba kembali terdengar suara ponsel di meja kerja Erika. Erika meninggalkan ponselnya yang masih di charge disamping meja. Alden menghubungi ponsel Budi tapi tidak aktif.   "Ada apa ya? Apa jangan jangan Ana di ajak ketemu papi" kata Alden "Aku harus mencari tau" kata Alden   Alden bergegas pergi menuju Pt. Pan Pasific di menuju kantor Mark. Alden memasuki gedung perusahaan dan bertanya pada sekretaris Mark dan ternyata Mark tidak berada ditempat. Alden juga tak melihat diparkiran mobil Budi.   ************   Erika masuk keperkarangan rumah mewah. Rumah itu begitu besar menandakan pemilik rumah orang yang berada.   "Pak ini rumah siapa?" Tanya Erika "Rumah Pak Mark Davidson" kata Budi "Kenapa aku dibawa kesini" kata Erika "Aku tidak tau, mungkin saat kamu bertemu dengan Pak Mark akan tau jawabnnya" kata Budi   Erika merasa resah, dia harus bertemu dengan Mark Davidson ayah Alden. Dia takut hubungannya dengan Alden tak direstui tapi memang kemungkinan besar tak disetujui. Siapalah dia dibandingkan dengan keluarga Davidson.   Erika masuk ke dalam rumah tersebut melihat ada seorang wanita cantik mungkin berumur 40tahunan dan seorang gadis masih sekolah menengah atas.   "Mami itu....." kata Gadis itu   Erika tersenyum melihat gadis itu.   "Akhirnya aku bisa bertemu denganmu setelah sekian lama. Putri tidur nya kak Alden" kata gadis itu memeluk Erika "Kakak pasti lupa yaa sama aku. Aku Alina adiknya kak Alden" kata Alin "Maaf aku tak mengingatmu Alina" kata Erika "Ga apa apa kak Erika. Aku mengerti kok yang penting kakak lah yang membuat kak Alden tetap bertahan walau pun mami aku sudah tiada"kata Alin "Ooh iya apa kak Alden tau kalau putri tidurnya ada disini. Aku hubungin kak Al.... "Alin jangan hubungi kakak. Papi ingin bicara dengan Erika" kata Mark   Erika melihat wajah Mark Davidson. Walau sudah berumur tapi mengurangi ketampanannya. Erika mencoba mencerna semua hal yang terjadi, pasti semua berkaitan dengan kecelakaan 4 tahun yang lalu.   "Erika bisa ikut saya"kata Mark "Baik pak" kata Erika   Erika dan Mark berbicara berdua diruang kerjanya   "Aku tau kamu pintar dan tentu sudah tau kenapa aku memanggilmu?" Kata Mark "Apa maksud anda memanggil saya?" Tanya Erika "Hmm kamu memang pintar tak salah semua informasi yang aku dapatkan tentangmu. Usia 29 tahun bisa dengan cepat di posisi manager dan jika tidak ada akuisisi perusahaan mungkin saat umur 30 tahunan kamu sudah bisa jadi salah satu direktur" kata Mark "Terima kasih atas pujiannya Pak Davidson tapi apa maksud anda yang sebenarnya. Saya tau anda tidak akan memuji saya seperti ini tanpa ada tujuan tertentu" kata Erika "Pasti kamu berfikir ini tentang Alden. Bukan ini bukan tentang Alden. Sayang sekali dengan kepintaranmu kamu hanya menjadi seorang sekretaris dan pastinya Alden dengan sengaja membuatmu diposisi itu. Apa kamu tak menyayangkan kepintaranmu hanya berada di posisi itu?" Tanya Mark "Tolong to the point saja Pak Davidson" kata Erika "Aku suka dengan cara berfikirmu yang tidak menyiayiakan kesempatan dan panggil saja aku Mark" kata Mark "Aku akan memindahkan kamu di kantor cabang Singapore dan menjadikan direktur di bagian keuangan. Dengan semua fasilitas terbaik dari perusahaan" kata Mark lagi   Erika kaget mendengarkannya, memang tawaran yang menggiurkan. Karirnya akan makin berkembang dan dia akan lebih sukses lagi nantinya.   "Aku tau kamu yang menolong Rosie dan Alden. Dan aku sangat berterima kasih padamu, Alden juga aku tau dekat dengan keluargamu dan aku ingin kan kamu lebih pantas dengan Alden dengan kedudukan mu sebagai salah satu direktur keuangan perusahaanku di Singapore bukan sebagai sekretaris Alden. Kamu tau pandangan orang akan berkata kamu menggoda Alden yang menjadi atasanmu" kata Mark "Jadi Pak Davidson merestui hubungan kami?" Kata Erika tak percaya "Kamu tau istriku Lucy dulu adalah sekretarisku dan banyak orang memandang Lucy menggodaku tetapi hal sebenarnya tidak seperti itu" kata Mark "Aku mengerti Pak Davidson" kata Erika ragu "Aku tau kamu wanita cerdas bisa mengambil keputusan yang terbaik untuk masa depanmu dan untuk hubunganmu dengan Alden. Aku ingin Alden fokus dengan perusahaan dan kamu fokus dengan karirmu dulu dan bilang memang cinta kalian kuat pasti akan tetap bertahan walau apapun yang terjadi" kata Mark "Baik Pak saya akan memikirkan tentang tawaran anda" kata Erika "Jangan beritau Alden. Alden masih muda dan berfikiran labil, pasti dia nanti akan salah paham dengan maksud dan tujuanku" kata Mark "Baik Pak" kata Erika   Saat Erika keluar ruangan kerja Alden, baru saja tiba dirumah Mark dengan tatapan tak suka pada Mark.   "Apa yang papi lakukan pada Erika" tanya Alden "Papi tidak melakukan apapun pada Erika. Kamu bisa tanyakan saja pada Erika" kata Mark   Alden melihat Erika   "Tidak Pak Alden. Saya dan Pak Mark hanya berbincang biasa tentang perkembangan anda di perusahaan" kata Erika "Ayoo pergi dari sini" kata Alden sambil menarik tangan Erika "Maaf Pak Mark saya permisi dulu" kata Erika setengah berteriak karena Alden menarik tangannya dengan cepat.   Lucy dan Alin yang melihat itu menjadi heran, mereka juga mengira Mark tidak setuju hubungan Erika dan Alden tapi pikiran mereka salah, malah Mark menyetujui hubungannya dengan Alden. Mark menyeringai melihat Erika dan Alden pergi dari hadapannya.   Alden dan Erika sudah kembali ke apartement Erika. Alden memutuskan hari ini dia tak ke kantor, dia sudah menyuruh Pak Budi untuk membawa dokumen penting ke apartemetnya dan jika tidak ada hal penting jangan menghubunginya, dia ingin fokus hari ini untuk Erika. Dia khawatir Erika terluka jika Mark menyakitinya dengan kata katanya yang tajam dan sering kali kasar.   "Apa papi berkata kasar padamu? Apa papi memarahimu? Apa papi mengatakan hal yang menyakiti perasaanmu?" Tanya Alden khawatir "Tidak Al... Pak Mark tidak bersikap kasar, tidak memarahiku dan tidak menyakiti perasaanku" kata Erika "Apa kamu yakin sayang..." tanya Alden tak percaya "Percaya lah Pak Mark tidak seperti itu. Dia cukup memahami hubungan kita" kata Erika "Walau halangan dan rintangan apapun aku tak akan pernah melepaskanmu Ana... aku sangat mencintaimu" kata Alden "Aku juga mencintaimu Al" kata Erika Mereka berpelukan berdua berharap kisah mereka tidak akan berakhir walau restu orang tua penting.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN