Mobil Sport Hitam Tuan Arno memasuki kediaman keluarga besar Emilio.
"Tuan sepertinya Nona Elsa disini, mobilnya terparkir di sebelah milik Nyonya Emi," ucap Dani memberitahu Tuan Arno jika mantan istri keduanya lagi dan lagi berada di rumahnya.
"Senang sekali dia rupanya mendapatkan makanan gratis setiap malam, apakah di rumahnya tidak ada makanan sampai hampir setiap malam ia ke rumah orang?" Tuan Arno mendengus kesal.
Kali ini Tuan Arno tidak memiliki energi untuk menghindarinya. Ia sudah terlalu lelah karena baru saja pulang dari luar kota.
"Kau tak perlu masuk ke rumah Dani, pulang saja. Aku juga tidak akan menemui Mama malam ini, aku lelah sekali. Aku ingin segera mandi dan tidur!" Laki-laki yang semalaman menghabiskan waktu dengan perempuan di atas ranjang itu terlihat lemas dan malas. Apa lagi setelah mengetahui jika Elsa widely mantan istrinya tersebut berada di dalam rumahnya.
Dani mengangguk mengerti tanpa menjawab. Diliriknya sang Bos dari kaca, Tuan Arno bersandar pasrah dengan wajahnya yang terlipat.
"Semoga Tuan berhasil menghindari Nyonya Elsa, saya hanya bisa bantu doa," Dani memberikan semangat namun Tuan Arno tidak merasa seperti itu. Seperti sebuah ledekan yang berkedok sebuah untaian doa.
"Sepertinya hatimu sedang menertawaiku, meski bibirmu berdoa untukku!" Suara laki-laki tampan yang tengah tak berdaya itu.
"Astaga, Tuan terlalu berburuk sangka terhadap saya. Jelas saya merasa senang. Eh, maksud saya bukan seperti itu Tuan," jawaban Dani semakin menambah rasa kesal Tuan Arno di malam yang buruk ini.
"Awas kau Dan, Tunggu saja akhir bulan. Lihat saldomu, kau akan meratapinya!" Ancam Tuan Arno seraya membuka pintu mobilnya sendiri dan berlalu pergi masuk ke rumahnya.
Dani mengriyit, ia tak habis pikir belakangan ini Tuan Arno suka sekali mengancamnya. Sedikit-sedikit mengancam akan memotong gajinya, membuat Dani menjadi deg-degan sendiri dibuatnya.
Di dalam rumah Tuan Arno berjalan pelan seiring melihat di sekeliling. Ia harus benar-benar berhati-hati agar berhasil menghindari keluarganya dan Elsa.
Beberapa pelayan yang menyambutnya di perintahkan untuk diam tanpa bersuara. Mungkin beberapa pelayan diantaranya sudah paham jika Tuan Arno sedang berusaha meloloskan diri dari sang mantan istri.
Tuan Arno anak kedua dari pasangan almarhum Tuan Emilio wijaya dan Nyonya Kartika Dewandra. Kakak perempuannya bernama casandra Dewandra Emilio yang kerap disapa Kak Emi.
Kak Emi sudah menikah dan memiliki satu putra berusia dua setengah tahun. Suaminya bernama Arya Pratama. Direktur utama Pratama GROUP, dan putranya bernama Azka Dewandra Pratama.
Papanya meninggal sepuluh tahun yang lalu saat Tuan Arno baru saja mendapatkan gelar sarjana S2 di salah satu universitas luar negeri. Meski ia termasuk salah satu laki-laki manja yang bergantung kepada harta orang tua, namun Tuan Arno tetap mengejar pendidikan tinggi demi mendapatkan kepercayaan almarhum sang papa.
Tiga bulan setelah papanya meninggal, Tuan Arno menggantikan posisi almarhum Tuan Emilio menjadi pemimpin perusahaan.
Awalnya ia ragu dengan kemampuannya sendiri, karena Tuan Arno melanjutkan pendidikannya di bidang bisnis hanya karena keterpaksaan.
Namun kemampuannya sebagai pemimpin perusahaan patut diancungi dua jempol. Meski melakukannya dengan terpaksa, akhirnya Tuan Arno mulai terbiasa dan hingga saat ini ia sangat mencintai perusahaanya.
Bebera persen hasil dari bisnisnya yang semakin maju dengan pesat itu, Tuan Arno bisa membantu banyak orang yang membutuhkan tanpa banyak orang tahu. Karena ia tidak suka pamer dan mempublikasikan kebaikannya hanya demi mendapatkan pencitraan yang baik.
"Sayang, kamu sudah pulang?" Perempuan bergigi gingsul, berwajah kalem dan bertubuh kurus itu menyapa Tuan Arno dengan lembut seperti biasa ia lakukan saat masih menjadi istri Tuan Arno.
"Kau lagi!" Umpat Tuan Arno malas dan kaget.
"Ar, jangan begitu dong sayang. Elsa sudah menunggumu dari tadi sore, apakah tidak bisa kamu pikirkan kembali. Beri kesempatan Elsa untuk membuktikan dia bisa lebih baik menjadi istri yang kamu idamkan," Suara yang tidak asing membela Elsa dan semakin membuat Tuan Arno ingin menghilang pada saat ini juga.
Kak Emi dan kak Arya menyusul ke ruang tamu setelah mendengar keributan.
"Ar, kamu sudah pulang. Kakak dari sore chat kamu, tapi hanya kamu baca," Sahut kak Emi meredam emosi sang adik yang tercetak jelas di wajahnya.
"Iya kak, aku sibuk meeting sama klien. Lagian kenapa sih perempuan ini hampir setiap hari ke rumah ini, dia sudah di usir kedua orang tuanya kah?" Jawab Tuan Arno masih dengan raut wajah yang sama.
Elsa hanya terdiam dan menunduk, sebenarnya Elsa perempuan yang lemah lembut dan sederhana. Namun karena memiliki kelainan s*x, membuatnya sangat mudah tertarik dengan lawan jenis.
Meski saat ini ia masih mengejar Tuan Arno, Elsa juga memiliki teman tidur di luar sana.
Hatinya masih mencintai dengan begitu hebat terhadap mantan suaminya, namun tidak dengan raga dan nafsunya.
"Tidak apa-apa Ma, mungkin Mas Arno masih capek dan lelah. Elsa pulang saja, ya ma?" Ucap Elsa memelas. Ia Sebenarnya tahu persis jika Tuan Arno sudah tidak mencintainya lagi, namun ia ingin tetap berjuang mendapatkan cinta Tuan Arno kembali.
"Kita belum nonton film bersama sayang, iya kan Emi?" Mama Kertika mencoba membujuk Elsa untuk tinggal lebih lama di rumah ini, bahkan Mama Kartika berharap jika Elsa bisa kembali masuk ke kamarnya dan tidur satu ranjang dengan putra semata wayangnya.
"Duh, kayaknya Emi enggak bisa deh Ma. Besok Papanya Azka mau ke luar kota, baru saja Emi mau pamitan sama Mama untuk pulang duluan. Mas Arya butuh istirahat, biar besok badannya fit. Kasihan kalau kita pulangnya kemalaman Ma," Tolakan kak Emi membantu Tuan Arno untuk lolos dari Elsa si perempuan lemah lembut tapi sedikit gila itu.
"Iya, Ma. Arya besok harus ke Palembang ada urusan penting disana!" Jelas Kak Arya semakin Membuat Tuan Arno bahagia.
"Kak Emi dan Kak Arya segera pulang dan istirahat saja, Mama juga harus segera beristirahat Ma, jangan suka bergadang," Ucap Tuan Arno tanpa memperdulikan keberadaan Elsa di depannya.
"Benar Kak yang di bilang Mas Arno, Kak Emi dan Kak Arya segera beristirahat. Aku juga mau pamit pulang, besok pasti Elsa main lagi ke rumah."
Seketika Tuan Arno pergi begitu saja dari ruang tamu tersebut untuk menghampiri Azka, keponakanya.
Hati Elsa semakin terasa sakit dan kecewa, Tuan Arno benar-benar mengabaikannya dan tidak perduli sama sekali dengan keberadaannya.
"Sayang, Mama belum selesai bicara. Hari senin kita ada undangan makan malam di rumah Elsa. Kakak laki-laki Elsa, kakak iparmu juga akan segera menikah Nak!" Suara Mama Kartika meninggi, menginginkan putranya kembali dan menghadiri undangan tersebut.
Ya benar, Tuan Arno kembali, membuat Wajah Mama Kartika berbinar senang. Ia berharap pertemuan dua keluarga ini mampu meluluhkan hati Tuan Arno untuk mempersunting Elsa kembali.
"Ma, kenapa pusing mikirin orang lain. Besok atau lusa Arno juga mau memperkenalkan Calon istri Arno ke Mama dan juga Kak Emi. Mama pasti suka dan bahagia bertemu Calon menantu mama!" Laki-laki yang baru saja memangkas rambutnya Bak Cristiano Ronaldo itu dengan bangga akhirnya bisa membalas dan menghina Elsa terang-terangan di depan keluarganya.
Elsa merasa lemas, bagai tersambar petir di siang bolong mendengar penuturan Laki-laki yang sangat dicintainya, siapa lagi kalau bukan Tuan Arno Dewandra Emilio.