Kalung Menantu Atmajaya

1147 Kata
Bi Siti dan pak Joko mengulum senyumannya, sudah menjadi kebiasaan mereka bila makan di restoran akan selalu mengecek harga makanan yang akan mereka pesan. “Nak Elen, kudengar besok akan diadakan pertunangan den Farrel dan non Clara, apa Nak Elen baik baik saja?” tanya pak Joko khawatir. “Aku baik baik aja Pak, terima kasih sudah khawatir sama aku,” ucapku tulus. “Kami khawatir, mengingat Nak Elen sangat mencintai den Farrel, jangan pernah melakukan hal bodoh lagi ya Nak Elen,” bi Siti menggenggam tanganku, tersirat tatapan khawatir jika Elena akan melakukan hal bodoh lagi, tapi tenang saja bi, ini Indria gadis pintar yang tidak akan menyia nyiakan hidupnya hanya untuk seorang pria.  “Semoga Nak Elen mendapatkan laki laki yang jauh lebih baik dari den Farrel,” Doa pak Joko tulus. “Amin,” ucapku setengah berteriak sambil mengangkat kedua tanganku, semoga saja disini aku menemukan Jungkook KW atau Lee Min Ho KW juga ga nolak saya. “Aku sungguh heran, semua orang tau betapa bucinnya seorang Elena kepada Farrel, mengapa kau bisa move on secepat ini?” kekeh Lela. “Kau akan tahu jawabannya saat lolos dari kematian, Tuhan telah memberikanku kesempatan hidup kedua kalinya, untuk apa aku masih mencintai seseorang yang jelas jelas menyakitiku?” kilahku, memang benar pasti sangat aneh melihat Elena langsung balik kanan dan membenci Farrel, selama ini sedingin dan sekejam apapun perlakuan Farrel, Elena tetap mencintai dan memberikan senyuman terbaikknya untuk Farrel. Sekarang aku adalah Indria bukan Elena, tidak ada perasaan cinta yang menggebu dalam hatiku untuk Farrel, hanya perasaan suka seorang fangirl untuk Cha Eun Woo, dan lagi aku bukan penganut keyakinan Bias is Mine, jika idol favoritku tertangkap dispatch sedang berkencan, aku dukung dukung saja, toh dia juga tidak tahu aku hidup didunia ini, kenapa harus marah marah? Melihat Farrel dan Clara tidak akan membuatku cemburu, Saat melihat Farrel dan Clara aku hanya merasa sedang menonton drama Cha Eun Woo beradu akting dengan aktris cantik.  “Keluarga Atmajaya sungguh keterlaluan, saat Nak Elen berusia 7 tahun, mereka memaksa keluarga Nak Elen untuk menjodohkan Nak Elen dengan den den Farrel, awalnya nyonya sangat menentang perjodohan ini, nyonya ingin Nak Elen menikah dengan laki laki yang Nak Elen cintai, namun melihat Nak Elen bersikeras menerima perjodohan ini, akhirnya nyonya setuju, saat usia Non Elen 10 tahun, keluarga Atmajaya dan Pradipta melakukan perjodohan secara resmi, bahkan nyonya Atmajaya memberikanmu kalung berlian ungu yang diturunkan turun temurun untuk menantu keluarga Atmajaya. Itu mereka lakukan untuk meyakinkan ibunya Non Elen, tapi lihat sekarang, dengan mudahnya mereka memutuskan perjodohan dan melakukan pertunangan dengan wanita lain.” Pak Joko menahan amarahnya. Pak Joko sudah bersama kami selama 25 tahun, dia sudah berjanji akan mendedikasikan hidupnya untuk melayani keluarga Pradipta. Dia merasa sedih melihat hancurnya keluarga Pradipta ditangan Susan dan keluarga Atmajaya. Melihat nyonya besarnya meninggal, nona kecilnya menjadi liar dan terakhir dia melihat sendiri nona kecilnya melakukan bunuh diri. “Pak, apa kalung itu ada di rumah?” tanyaku. “Iya, Nak Elen menyimpannya di brankas kamar Nak Elen,” jawab pak Joko. “Apa aku bisa minta tolong untuk mengambilkannya untukku? Tapi jangan sampai ketahuan orang rumah” pintaku. “Bisa saja Nak, hanya saja kami tidak mengetahui sandi brankasnya,” ucap pak Joko. “Apa kau mengingat sandi brangkas mu?” tanya Lela. Aku menggeleng lemah. “Coba saja ulang tahun Farrel, jika gagal masukan ulang tahun Elena, jika masih saja gagal. Lupakan sajalah!” ucap Lela cuek. “Patut dicoba,” aku menjentikkan jariku. “Baik Nak, Bapak akan minta tolong bi Asih,” ucap pak Joko. “Terima kasih, Pak,” ucapku tulus. Setelah makan malam, kami bergegas pulang dan istirahat. * Keesokan harinya paman Tomi menjemput kami, sesuai janjinya dia memakai setelan jas berwarna hitam, dalam balutan jas hitam yang dipakainya, aura tampan dan berwibawa menguar disekitarnya.  “Sayang dia omnya Elena, jadinya ga bisa di gebetkan?” batinku saat melihat paman Tomi keluar dari mobilnya. “Hai Ladies, siap berangkat?” tanya paman Tomi membuka kacamata hitam dan mengedipkan sebelah matanya. Paman Tomi membukakan pintu mobil untuk kami, dengan hati hati kami memasuki Mercedes Benz keluaran terbaru itu, aku sedikit kesulitan karena memakai heels 12 cm dan gaun yang sedikit panjang. Kami tiba di rumah utama sekitar pukul 7 malam, pesta pertunangan bertemakan garden party diadakan di taman belakang rumah kami. Tidak begitu banyak orang yang hadir, mungkin mereka hanya mengundang kerabat dan teman teman dekat saja. Clara terlihat cantik dan anggun memakai dress berwarna peach, make up minimalis dan mahkota bunga menambah kecantikannya. Senyum tidak pernah pudar di bibir cantiknya, sedangkan Farrel terlihat gagah dan tampan. Jiwa fangirl-ku meronta ronta saat melihat Farrel memakai setelan jas warna hitam berdasi kupu kupu. Aku seperti melihat Cha Eun Woo saat menghadiri acara Penghargaan dan Festival Akhir Tahun di Korea Selatan. Ingin sekali aku menjerit Sarangheo Cha Eun Woo Yeong-wonhi (Aku mencintai Cha Eun Woo selamanya), aku menarik nafas dalam, mengumpulkan kesadaranku. “Indria, bukan saatnya menjadi fangirl,” batinku. Saat aku masuk ke taman belakang  tempat pertunangan dilangsungkan, semua mata tertuju padaku, udah berasa jadi Miss Indonesia aja, batinku. Kedatanganku sangat dramatis, persis seperti penyihir yang datang ke pesta ulang tahun Aurora di film  Sleeping Beauty, ditambah dengan pakaian serba hitam yang kugunakan dan bibir merah menyala. Jangan lupakan dua bodyguard ku dibelakang, Lela dan paman Tomi yang juga terlihat sangar dengan pakaian serba hitam hitam dan kacamata gelap yang setia bertengger di hidung mereka. “Elena” ucap Ayahku kaget. “Sayang, sedang apa kau disini?” ucap ibu tiriku tergagap. “Ini adalah rumahku jika kau lupa! Bukankah aku bebas melakukan apa saja di rumahku?” aku menarik sebelah ujung bibirku. “Elena maafkan aku” Mata Clara sudah berkaca kaca. “Dasar tukang playing victim,” batinku. “Tenang saja, aku tidak akan merusak pertunangan kalian! Aku hanya ingin memberikan hadiah untuk pertunangan kalian,” aku melangkah dengan anggun mendekati Clara dan Farrel sambil membuka kaca mata hitam yang kupakai, tak lupa aku mengibaskan rambut indahku. Aku membuka sebuah kotak perhiasan di depan Clara, kulihat binar bahagia terpancar di mata Clara saat melihat kalung berlian bermata ungu di hadapannya. Farrel terkejut melihat kalung milik keluarganya. “Kalung ini adalah  kalung yang dimiliki oleh menantu keluarga Atmajaya secara turun temurun,” aku mengeluarkan kalung berlian ungu dari kotaknya. “Terima kasih,” ucap Clara terharu. Sengaja aku jatuhkan kalung berlian ungu sebelum Clara mengambilnya dari tanganku. “Ups, Sowreh!” ucapku mengikuti pengucapan kata Sorry yang diucapkan Cheon Song Yi di drama My Love From Another Star. Clara menatapku dengan penuh kemarahan, dia merendahkan tubuhnya untuk mengambil kalung mutiara ungu yang teronggok pasrah diatas lantai, segera aku menginjak kalung itu dan menekannya dengan ujung heelsku ke kiri dan kanan. “Sowreh!” ucapku sambil melirik sinis kedua orang tua Farel. Ibu Farel mengepalkan kuat kedua tangannya, ini adalah penghinaan besar untuk keluarga khususnya menantu keluarga Atmajaya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN