“K-kamu, meratakan salon ...?” Danian menatap tak percaya Fean yang duduk di hadapannya. Mereka hanya terhalang oleh meja makan di acara sarapan mereka. Kemudian, tatapannya juga teralih pada Dara. Seperti di pertemuan terakhir mereka, Dara kembali memberikan ekspresi yang baginya sangat kurang sopan. Sementara Fean, pria yang telah menjadi menantunya itu tampak tenang tanpa sedikit pun beban. “Meratakan salon, bagaimana, sih?” Azura yang tengah menikmati bubur oat-nya, menatap penasaran ketiga wajah di sekelilingnya. Namun, melihat tanggapan sang suami yang sampai mendengkus kesal selain Danian yang seolah malas menjawab, membuat Azura yakin, sesuatu yang serius telah terjadi dan itu berkaitan dengan meratakan salon yang Danian bahas barusan kepada Fean. “Bayi kami ingin melihat salon i