Malam pertama tidur di rumah sang ayah, Alisya ditemani oleh Alvina. Alisya sendiri yang meminta Alvina untuk menginap di kamarnya, menemaninya. Sekaligus Alisya ada banyak pertanyaan yang mungkin bisa dijawab oleh Alvina.
Yang Alisya tanyakan pertama kali adalah sosok kakak-kakak Alvina yang menjadi kakak tiri Alisya juga. Alisya ingin mengenal mereka dengan baik, berharap hubungannya dengan mereka bisa sebaik dirinya dengan Axel. Dan karena itu, Alisya ingin tahu sesuatu tentang mereka, walau sedikit.
"Kak Andra. Kamu bisa bertanya pada Vian atau Vino nanti jika jawabanku tidak memuaskan. Tapi, memang tak ada yang spesial dari Kak Andra. Kak Andra orangnya sangat tertutup. Privasinya benar-benar dijaga hingga aku pun kurang tahu bagaimana kehidupannya selama ini." Itu gambaran sosok Andra dari Alvina. Memang tidak memuaskan, tapi bisa saja Alvina memang tak banyak tahu tentang kakaknya yang satu itu.
"Kak Andra pindah dan memiliki apartemen sendiri sejak satu tahun yang lalu. Kamar kamu ini, biasanya jadi tempat dia tidur saat menginap. Tapi, sudah beberapa bulan ini Kak Andra tak ke rumah. Datang ke rumah ini cuma saat ada urusan penting saja," lanjut Alvina. Alisya mendengar dengan seksama semua cerita dari Alvina.
"Lalu Kak Rama. Kak Rama juga sudah tak tinggal di rumah ini. Sejak menjadi fotografer, Kak Rama memutuskan tinggal sendiri agar studio pribadinya aman katanya. Kak Rama sebenarnya hampir sama dengan Kak Andra. Sikap maupun hidup mereka kurang asyik menurutku. Dan ya, aku juga memang tak terlalu dekat dengan mereka. Mereka seperti menjaga jarak dengan adik-adik mereka sendiri." Untuk kalimat terkahir, terdengar nada mengeluh dari Alvina. Entah mungkin gadis itu merasa kecewa atau apa, yang jelas dia tak terlihat senang.
"Lalu Kak Radit. Kak Radit bekerja sebagai dosen, dan menjadi salah satu dosen termuda di kampus tempatnya mengajar. Kamu tahu, Sya? Kak Radit memiliki banyak sekali fans. Alasan aku, Vian, Vino masuk kampus itu juga karena ada Kak Radit. Kak Radit itu memang kakak terbaik dalam versiku. Kak Radit selalu peduli pada kami bertiga dan selalu bisa kami andalkan. Kak Radit juga orang yang baik dan ramah. Aku yakin kamu juga akan mudah mengenal Kak Radit. Kak Radit gak susah bergaul kok. Dan jika kamu butuh bantuan, Kak Radit pasti akan selalu berusaha membantu sebisanya. Karena memang itu yang selama ini selalu dia lakukan pada aku, Vian, dan Vino."
Dari penjelasan Alvina tentang tiga sosok kakaknya, penjelasan tentang Radit yang cukup detail dan panjang. Harapan Alisya bisa akrab dengan tiga kakak tirinya langsung lenyap saat mendengar penjelasan Alvina. Dari penjelasan Alvina, Andra dan Rama sepertinya akan susah didekati. Hanya Radit saja sepertinya yang bisa Alisya andalkan nanti. Tapi, tidak. Dia akan berusaha mandiri. Meminta tolong dan bantuan saat benar-benar butuh saja.
"Kalau Vian dan Vino, begitulah. Kita akan sering bergaul dan bersama nanti. Jadi, aku tak perlu bercerita tentang mereka karena kamu juga akan mengenal mereka nantinya. Sekarang, giliranku bertanya. Apakah kakak tirimu yang di sana baik seperti Kak Radit? Atau tidak?" Selesai bercerita panjang lebar, kini Alvina balik bertanya, merasa penasaran akan sosok kakak tiri Alisya yang lain, yaitu Axel.
"Namanya Axel. Seperti yang kamu tahu, aku dan Kak Axel tumbuh bersama. Kami sudah bersama sejak aku masih kecil dan hubungan kami layaknya saudara kandung. Kak Axel itu sosok kakak terbaik bagiku. Selalu membantu, selalu menjaga, dan selalu memprioritaskan aku. Benar-benar kakak idaman deh. Dan sebagian alasanku pindah ke sini, karena aku ingin sedikit menjauh juga dari Kak Axel." Mendengar kalimat terakhir Alisya, Alvina terlihat kebingungan.
"Aku selalu jadi prioritas, dan hal itu membuatnya selalu terlibat masalah dengan para mantan pacarnya. Mereka jadi merasa tersaingi karena Kak Axel sangat perhatian padaku. Aku harap, dengan pindahnya aku ke sini, Kak Axel bisa memulai hidupnya sendiri tanpa harus ada bayang-bayang diriku yang perlu dia jaga dan lindungi." Alisya menghela nafas pelan setelahnya.
"Maaf, Sya. Tapi pendapatku, alasan kamu itu salah. Dengan adanya dirimu di dekat kakakmu itu, justru kamu akan bisa membantu Kak Axel menemukan sosok wanita yang tulus dan benar-benar mencintainya," ujar Alvina dengan serius. Alisya kini terdiam dan mulai berpikir.
"Jadi, keputusanku pindah ke sini salah?" tanya Alisya.
"Ya, gak gitu juga sih. Cuma, tetaplah jaga komunikasi dengan Kak Axel. Mungkin Kak Axel berat melepasmu karena kalian sudah bersama sejak lama. Atau mungkin, Kak Axel khawatir tak akan ada orang yang bisa menjagamu sebaik dirinya."
Ucapan Alvina barusan hampir persis seperti yang dikatakan oleh Axel tempo hari. Alisya menghela nafas pelan mendengar itu. Justru sifat posesif Axel yang kurang dia sukai. Selain membuatnya tak nyaman, Axel juga pasti tak tenang saat memikirkan dirinya. Takut begitulah, takut beginilah.
"Sudahlah. Kamu pindah ke sini bukan keputusan yang salah. Ayah sudah lama sekali berharap kamu bisa tinggal dengan kami di sini." Alvina berusaha menenangkan Alisya dan menepuk-nepuk pelan bahu Alisya.
"Terima kasih, Vin. Ngomong-ngomong, maksud Ibu tentang Kak Andra yang bendahara keluarga ini apa maksudnya ya?" Alisya bertanya lagi.
"Oh itu. Ya kan, Kak Andra yang mengelola perusahaan ayah, dan dipercaya oleh ayah mengatur segalanya. Masalah keuangan memang selalu menjadi urusan Kak Andra. Jatah bulanan aku, Vian dan Vino diatur oleh Kak Andra. Segala keperluan rumah, juga Kak Andra yang mengatur. Pokoknya masalah uang, Kak Andra yang mengaturnya," jelas Alvina. Alisya mengangguk, tanda paham. Oke, Andra memang bendahara keluarga, yang berarti orang yang mengurus dan mengelola keuangan keluarga.
"Ngomong-ngomong, untuk besok, aku sarankan saja agar kamu tak banyak bicara. Kak Andra itu sedikit galak. Percaya deh." Alvina mewanti-wanti untuk acara besok, karena Alisya akan didampingi oleh Andra untuk mendaftar kuliah.
"Jadi, aku diam saja kayak patung gitu?"
"Yap. Bicara saja saat perlu." Mendengar itu Alisya jadi ragu dan sedikit khawatir. Jelas sudah, kalau Andra tak akan sama dengan Axel. Dia harus menyiapkan diri sebaik mungkin.