Ruangan itu terasa semakin menyesakkan. Kata-kata Lukas menggema di kepala Veronica, membuat dadanya terasa nyeri. Dia mencoba menenangkan napasnya yang mulai tidak teratur. "Pak Lukas ...." Veronica akhirnya berbicara, nada suaranya lirih namun tetap tegas. "Kalau membalas saya bisa membuat Bapak merasa lebih baik. Silakan lakukan, karena saya akan menerimanya." Lanjut Veronica. Lukas menatapnya tajam, namun ekspresinya berubah sedikit. Seperti ada rasa bersalah yang sekilas melintas di matanya, meskipun hanya sekejap. "Tentu saja aku akan melakukannya, Veronica," ucapnya dingin lalu mendekat hingga jarak mereka hanya beberapa langkah. Veronica memasang alarm waspada, mencegah tindakan gila yang mungkin akan kembali Lukas lakukan. "Aku sakit karena perbuatanmu lima tahun yang l