Part 17

1012 Kata

"Terimakasih ya sudah menghibur Dika, selama ini Papanya adalah rolemodenya, sosok pahlawan yang selalu di kagumi tapi akhirnya Papanya juga yang mengecewakannya." Aku menerawang jauh keluar jendela, malu sebenarnya mendapati hidupku yang menyedihkan di ketahui banyak orang. Sungguh aku sama sekali tidak menginginkan rasa iba dari orang lain, tapi setiap orang yang melihat betapa sakitnya suamiku yang lebih mementingkan sahabatnya mau tidak mau pasti terusik. Orang lain saja bisa peduli kepadaku, tapi Bang Dwika justru sebaliknya. Rasa sayang yang dia miliki untuk Nana sampai di taraf yang tidak masuk akal, bahkan 8 tahun aku hidup bersama dengannya sama sekali tidak berkesan untuknya. Menghadapi suamiku membuatku benar-benar ingin menangis darah. Jika aku tidak ingat aku memiliki Tuhan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN