Sean menunggu Ibra menghubunginya. Sean masih berdiri di dapur. Tidak beranjak dari sana. "Halo, Tuan. Kata Bu Jannah tadi Mia sudah pulang. Tidak ada di kantor lagi." Ibra menjelaskan apa yang dikatakan Bu Jannah kepadanya. "Tapi dia belum sampai rumah, Ibra. Kemana dia?" Sean semakin gelisah saja mendengar penjelasan Ibra. "Saya sudah minta tolong Bu Jannah untuk menelepon teman kerjanya." "Baiklah. Kabari aku segera ya." "Baik, Tuan." Sean benar-benar gelisah. Bayangan Mia tertawa-tawa tadi pagi terbayang di dalam pikirannya. Sean jadi cemas kalau Mia pergi dengan para pria itu. Suara ponsel Sean berbunyi. Telepon dari Ibra lagi. "Bagaimana?" Tanya Sean tidak sabar. "Bu Jannah sudah menanyakan kepada teman-teman Mia. Tapi mereka semua berpisah dengan Mia di jalan. Jadi ti