Part 27

1276 Kata

Komputer di hadapannya adalah teman bagi Reval saat ini, saat-saat sepi. Tangannya masih bergerak mengetik kata demi kata yang tersusun rapi menjadi beberapa kalimat. Hatinya berdenyut ketika mengingat perkataan ayahnya malam itu. “Saya ingin Revan terbiasa tanpa kehadiranmu.” Air matanya selalu turun ketika kata-kata itu kembali putar di memori otaknya. Seolah sebuah pertanda baru kalau ia memang tidak akan pernah menjadi sebuah nilai di hadapan ayahnya. Rangga tidak tahu betapa menderitanya Reval di apartemen. Sendirian tanpa seorang pun yang bisa dia ajak komunikasi. Waktunya tidak lebih dari menghitung hari, jam, menit, bahkan detik yang tersisa baginya untuk hidup di dunia. Masih banyak daftar keinginan yang harus dia dapatkan sebelum meninggalkan dunianya. Reval masih ingin perg

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN