Keesokan harinya, Meyra melakukan kebiasaannya, dari membuat sarapan, memasukan cucian ke dalam mesin cuci dan membangunkan Al. Suami yang semalam sangat menyebalkan, bahkan Al belum meminta maaf kepadanya, itulah alasannya kenapa ia tidak tersenyum sama sekali. Al berjalan ke meja makan untuk melangsungkan sarapan. Ia masih dapat melihat dengan jelas mata sembab Meyra, jujur saja Al sangat menyesali hal itu. "Aku ambilin nasinya," ucap Meyra. Al menahan lengan Meyra yang hendak mengambilkan nasi untuknya. "Yaang, i'm sorry..." Sesalnya. Meyra menarik lengannya dan melipatnya di atas meja dengan menatap piring di hadapannya. "Gak seharusnya aku ngomong kayak gitu," tambahnya. "Kamu berhak keluar masuk kantor itu," Meyra mengangguk paham. "Gak pa-pa, udah gak aneh denger bentakan ka