Bab 43. Panggilan Darurat

1428 Kata

"Jangan banyak gerak!" hardik Fabian seraya menampar pipi Luna. "Aku tahu kamu jalang om Dimas! Jadi nggak usah jual mahal." Luna memberontak, ia tak mau dimangsa oleh Fabian kali ini. Ia juga harus segera keluar dan memberitahukan dunia bahwa ada sesuatu di sini. Ia tak akan tinggal diam. Sialnya, alat kejut listrik dan semprotan merica yang disiapkan oleh Reza berada di dalam tas. Ia tak bisa melawan Fabian sama sekali. "Kamu bakal dapetin balasan yang setimpal dari om Dimas!" seru Luna. Ia memiringkan wajahnya yang terasa panas karena tamparan Fabian. Ia tak mau kena cium pria itu. Ia terus meronta dengan sisa tenaganya. "Gue nggak takut!" desis Fabian. Ia menahan kedua tangan Luna lalu mencium bibirnya dengan kasar. Luna membuka matanya lebar-lebar ketika Fabian melumat bibirnya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN