Bab 14. Malam Panas

1639 Kata

Luna menggeleng pelan. Toh, ia sudah terlanjur dilucuti oleh Dimas. Ia akan menikah dengan Dimas suatu hari nanti, pikirnya. "Aku milik Om seutuhnya." Jadi, setelah mendapatkan izin dari Luna, Dimas pun tak menahan lagi. Ia kembali menyerang Luna. Ia menarik tubuh Luna lebih dekat dan kembali melumat bibir Luna. Tangannya dengan liar meremas dua bukit kenyal Luna hingga gadis itu menggelinjang di pelukannya. "Ugh ... Om!" Luna mendesah ketika Dimas menyentuh inti tubuhnya dengan jari. Ia cukup tegang karena Dimas pernah membuatnya sakit di sana. "Jangan takut, Sayang," bisik Dimas. "Ini nggak akan menyakiti kamu terlalu lama." Luna mengangguk pelan, ia memejamkan mata ketika jari Dimas menggesek lebih intens. Ledakan di tubuhnya tak terkendali lagi dan ia memeluk tubuh basah Dimas lebi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN