Saat ini Rona hanya bisa menangis menyesali keputusan nya yang telah merenggut keperawanannya, harga diri,hati nurani dan nama baiknya. Rona kini teringat pada kekasihnya, Rudi. Dan ada banyak pertanyaan yang tebersit dipikirannya. Apakah Rona harus menceritakan kejadian ini kepada Rudi? Apakah Rudi akan percaya padanya? Apakah Rudi masih bisa menerimanya setelah tahu kejadian yang telah menimpanya? Teringat akan janji suci yang telah mereka ikrarkan bahwa akan saling mencintai dan setia sampai maut memisahkan. Kini Rona merasa itu semua tinggal kenangan. Perasaan jijik pada diri sendiri, merasa telah menjadi wanita terbodoh,perasaan tidak diinginkan dan tercampakkan berkecamuk di hati dan pikiran nya. Apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur, waktu tidak bisa diputar ulang lagi. Hanya tinggal rasa penyesalan yang terus menghantui diri. Kakinya kelu, serasa tidak sanggup untuk berjalan lagi.
"TUHAN.... DUNIA APA INI? APA SALAH DAN DOSAKU? KENAPA AKU HARUS TERJEBAK BEGINI? MASIH BISAKAH HIDUPKU DIPERBAIKI? GUMAMNYA"
Setibanya di rumah, Rona mengurung diri di kamar... terus menangis meratapi nasibnya. Ibunya sekilas melihat tapi lalu pergi tanpa bertanya dan memberikan perhatian sedikitpun. Ibunya memang sibuk sendiri dan tidak perhatian pada anak-anak nya. Rona pun belum menceritakan kejadian yang telah menimpanya. Ia pun tidak yakin apakah ibunya akan peduli dan mendengarkan nya. Rona lapar tapi sama sekali tidak memiliki selera untuk makan. Air matanya menetes dipipi seperti aliran sungai yang tiada putus. Ia sesegukan sampai akhirnya tertidur.
Seharian Rona tidur dan mengurung diri di kamar. Sudah seminggu Rona dirumah mengurung diri dan ibunya pun sama sekali tidak memberikan perhatian. Rudi kekasihnya menelpon dan bertanya kabar pun tidak digubris nya. "TUHAN... RASANYA AKU TIDAK SANGGUP UNTUK HIDUP LAGI... GUMAMNYA LIRIH. "
Sebulan telah berlalu sejak kejadian itu, Rudi pun tidak tahan lagi karena terus diabaikan oleh Rona, akhirnya memutuskan untuk menemui Rona dirumah nya. Terdengar suara ketukan pintu dan Rona pun cuek. "Rona... Rona, terdengar suara Rudi memanggilnya." Rona hanya diam serasa tidak sanggup untuk bertemu. "Sayang.... tolong buka pintunya, saya tahu kamu didalam. Ayolah sayang kita bisa bicara. Bila ada masalah, kita bisa atasi dan pecahkan bersama." bujuk Rudi meyakinkan Rona.Akhirnya Rona keluar dari kamar dan menemui Rudi.
"Ada apa sayang? tanya Rudi. Sudah sebulan kamu mengabaikan aku. Apakah kamu sudah tidak menginginkanku lagi? Apakah sudah tidak merindukan ku? Ingat janji kita sayang... cinta sehidup semati. Tidak akan ada yang bisa memisahkan kita, selain maut. Ayo bicaralah. Akhirnya Rona membuka mulut dan mengatakan pada Rudi, "Aku sudah tidak suci lagi... sambil terisak isak. Rudi pun terkejut bagai di sambar petir." Kenapa? tanyanya.Apakah kamu jatuh cinta pada pria lain? Kenapa tidak jujur padaku? Aku juga tidak akan memaksamu bila tidak mau. "
Tidak, aku tidak selingkuh, tiada pria lain yang kucintai selain kamu. Aku di jebak oleh teman sekolah ku... tangisnya. Aku dijual kepada p****************g saat acara perpisahan di sibolangit. Saat sadar aku sudah tidak berpakaian sama sekali, dan aku tidak melihat siapa yang sudah menodaiku... isaknya. Lalu bagaimana kamu tahu pria yang menodaimu adalah p****************g? tanya Rudi. Itu hanya dugaanku kata Rona. Dia meniggalkan uang sebesar 2 juta untuk makan dan ongkosku di meja.