Maka setelah Rona menceritakan apa yang telah menimpanya, itu membuat Rudi merasa, marah, kecewa, iba dan sekaligus bingung dengan keputusan akhir apa yang akan dia berikan kepada kekasihnya Rona. Konon Rudi adalah pria baik-baik yang berasal dari keluarga baik-baik dan harapannya ingin membangun keluarga baik-baik juga bersama Rona. Rudi bahkan sudah menetapkan didalam hatinya dann berprinsip untuk memiliki kehidupan yang bersih secara moral dan jasmani dan bahwa ia dan pasangan hidupnya menikah dalam keadaan perjaka dan perawan dan jauh dari penyakit menular yang diakibatkan oleh hubungan s**s bebas sehingga akan melahirkan anak-anaknya yang sehat. Ada banyak pertanyaan yang tebersit di hati dan pikiran nya. Apakah pria yang m*****i kekasihnya Rona, memiliki riwayat penyakit kelamin apalagi AIDS dan telah menularkannya pada Rona? Karena kemungkinan besar p****************g yang sering berganti-ganti pasangan untuk hubungan s**s memiliki penyakit itu dari para pasangan s**s bebasnya, sebab dia juga tidak tahu sudah berapa banyak pasangan yang sudah dilayani para wanita p*****r itu. Sekarang dia juga membayangkan jawaban apa yang akan diberikan orangtuanya setelah mendengar kisah yang menimpa Rona. Akankah mereka merestui Rona menjadi menantunya? hatinya hancur...Bathin Rudi pun tak sanggup meninggalkan Rona dalam keadaan tertimpa musibah begini, dia pun bisa merasakan betapa lebih hancur hatinya, dia yang merasa tidak punya harapan dan masa depan yang baik lagi, yang merasa serasa dunia ini gelap sekali dan dingin. Rudi ingin mengajak Rona memeriksakan apakah dia bebas AIDS ke rumah sakit tapi tak tega, mungkin ia harus menunggu waktu yang tepat setelah hati Rona lebih tenang.
Kemudian Rudi memeluk Rona untuk menenangkan hatinya yang kacau dan hancur. "Kita akan coba hadapi cobaan ini oke, bisiknya pada Rona. Sekarang kamu makan dan jaga kesehatan, jangan berpikir terlalu banyak, fokus pada kesehatan ok, bila tubuhmu kuat kamu akan lebih kuat menghadapi semua masalah". Rona hanya diam, pandangan nya lurus ke depan, ini merupakan guncangan terhebat yang pernah ia alami dalam hidupnya. Itu membuatnya kehilangan kepercayaan dirinya dan keyakinan akan dirinya sendiri. Meski saat ini dia berada dalam pelukan kekasih tercintanya, tapi ia tidak lagi merasa yakin bahwa pelukan ini akan bertahan lama. Jauh didalam hati Rona pun bertanya-tanya apakah dia sudah tertular penyakit kelamin AIDS, atau apakah dia tengah mengandung benih lelaki j*****m itu. Apakah calon mertuanya bisa menerimanya lagi? Apakah Rudi bisa menerimanya lagi? Air matanya terus mengalir deras. Harapannya untuk memiliki keluarga yang sehat dan anak-anak yang sehat dengan moral yang tinggi, pupus sudah. Dia pun harus mempersiapkan dirinya untuk menerima penolakan dari Rudi dan keluarganya.