Wanita itu duduk melamun di dalam ruangan pribadinya. Dering ponsel yang berbunyi membuat ruangan itu sesekali tidak terasa sunyi. Valaria menarik napasnya dalam-dalam. Dia tidak ingin semakin larut ke dalam lamunannya. Tetapi setiap kali dia diam, bayangan Seth selalu muncul di dalam benaknya. Valaria meraih tas miliknya yang masih tergeletak di atas meja. Sebelah tangan menarik resleting dan mengambil ponsel. Banyak sekali panggilan tak terjawab dan pesan masuk. Tetapi Valaria justru mengabaikan dan menonaktifkan ponselnya. Tiba-tiba Valaria menundukkan kepala. Dia melipat kedua tangan di atas meja dan menelungkup kan kepalanya. Cengkeramannya pada ponsel semakin mengerat saat isakan tangis mulai terdengar. Sedangkan di tempat lain Seth mengendarai mobilnya menuju butik Valaria. Di