datangnya 'sekertaris' Okta

1162 Kata
setelah kejadian Rio, minggu ini aku sedikit bisa bernafas lega, pasalnya Chelsea tak lagi suka ikut campur urusanku. dan minggu ini kelas kami kedatangan murid pindahan Okta namanya, gadis manis nan kerempeng. Hehehe maaf ta.. awalnya aku ragu untuk menyapa Okta mengingat dashyatnya rumor tentangku. "Hei Cantik.. aku Okta boleh temenan gak ?" 'what! Dia ngajak ngomong duluan? ngajak temenan pula ! mimpi apa aku semalam ?' "Boleh" jawabku tegang. "Iyah nih kayakya yang lain udah punya kelompok deh jadi kalau mau nimbrung agak susah" sahutnya kembali sambil mengamati seluruh isi kelas. Kelas kami memang seperti kebun binatang yang berteman saja harus dikelompokan. menyedihkannya memang hanya aku yang tak punya kelompok. "Haah.. aku Raya, Rayalisa Arasy" sahut ku lagi sambil menyodorkan tanganku. "Ahkk.. kamu RayaLISA. Kok bisa sih nama kamu mirip sama kesukaannya aku Lalisa blackpink itu loh, muka kamu jg 11, 12 sama Lalisa. jangan-jangan kamu bohongyah namanya ditambahin doang kan ? "gak kok. namaku memang Rayalisa. dan aku sudah lahir lebih dulu sebelum blackpink terkenal" "Aku manggil kamu Lisa KW sajayah." "Enggak! enggak pake KW cukup Raya atau Lisa." 'sebel gak sih? Punya teman baru terus nyangkutin nama lu ke orang terkenal dan bilang lu jiplak namanya padahal itu nama asli lu. untung dia teman gue satu-satunya.' "Ray.. liat tuh cowok njirr ganteng banget gak sih. Eh itu juga iih.. lucu banget.. kok banyak sih anak cowok yang ganteng-ganteng parah" 'Mana ? gitu yang dibilang Okta ganteng ? Aduh kayaknya kambing dibedakin juga dikata ganteng sama nih anak' sungutku dalam hati "Ahhkk.. iyah" sahutku tersenyum bodoh. "Ray.. lukan cantik parah! Lu pacarin ajah mereka gimana?" "Gak mau.. aku gak mau pacaran kecuali sama calon suamiku nanti" "Aduh... gak gaul banget sih lo Ray.. sekarang tuh zamannya masa pacaran inget masa putih abu-abu" jawab Okta sambil menaikan kedua alisnya. "Mending kita ngomongin jet kune do yuk!" "apaan tuh" tanya okta keheranan "Ilmu bela diri yang ciptain bruce lee" "Oowh.. yang ganteng yah parah itu.. oppa-oppa cina. Eh bukan oppa deh tapi ahjussi" 'apa yang diotak okta itu cuma masalah tampan atau cantik yah ? Kok malah bahas wajah sih ?' Ku hembuskan nafas secara perlahan bagaimanapun ia teman pertama ku, sepertinya aku harus lebih sabar menghadapi keanehannya. ---- Minggu ini kakak ku Athalla akan menikah, iyah kak Thalla memang sudah cukup umur untuk menikah usia kami terpaut 12 tahun kak Thalla sekarang usah 28 tahun dan ia akan menikah dengan kak Meysa gadis berjlibab dengan kaca mata bulat yang selalu bertengger dihidungnya. Kak Mesya sendiri baru 20 tahun. "Kak.. kakak kok mau sih nikah sama kak Thalla" tanyaku ke kak Mesya yang sekarang sudah sangat cantik setelah dimake up. "Iyah karena kakak kamu orang baik. Ia mau menerima usulan kakak untuk pacaran setelah menikah" "Jadi kakak sebelumnya gak pacaran sama kak Thalla ?" "Yah gak dek.. dalam islam pacaran itu gak ada" sahut kak Mesya dengan senyum tulusnya. "Aku juga mau dong kak, aku mau pacaran nanti cuma sama suami aku" Nampak kak Mesya tersenyum menanggapi khayalanku.' pastinya senangkan rasanya pacaran setelah menikah". benakku menambahkan .Hari ini aku juga didandani karena aku bertugas menjadi pager ayu pernikahan kak Thalla. Aku yang sudah cantik tak lupa berselfie ria.. mengabadikan diriku dan memajangnya diakun sosial media tak lupa aku men-tag kak Athalla. sebenarnya aku juga mau men-tag kak Mesya. tapi setahu aku kak Mesya tak punya akun sosial media. Ke esokan harinya saat aku masuk kelas, semua orang ribut-ribut dan sesekali melirik kearahku. dan Oktapun berlari menghampiriku "Aduh say.. kamu kemarin gak masuk merried ? mana cantik banget kamunya " Heeh... apa-apaan ? Masa aku dibilang merried ? sama kakak sendiri ? "Bukan.. itu bukan acara nikahan aku! Itu pernikahan kakak ku." difoto yang aku pajang disosmed memang memperlihatkan aku yang menggandeng kak Thalla. dan aku yang memang memakai kebaya yang sangat indah dilengkapi dengan aksesoris keratuan diatas kepalaku. semua itu keinginan kak Thalla sendiri, ia bilang jika aku harus sempurna diacara bahagianya. dan memang saat itu kak Mesya tak ingin difoto. takut foto yang disebarluaskan menjadi fitnah kemudian hari. "Bohong kakak kok gak mirip" selidik Okta Memang benar aku dan Kak Thalla tak begitu mirip. Kak Thalla lebih seperti darah minang asli, sedang aku percampuran adat entah adat apa. mungkin seharusnya ibu dulu tak terobsesi punya anak cantik, jika sudah seperti ini bahkan mereka tak akan percaya jika aku bilang asli Indonesia. "Terserah kamu deh Ta,, " 'aku terlalu malas berdebat dengan anak ini. apa aku harus cerita asal muasal aku berbeda dengan kakakku ?' "Ray.. kalau kamu belum merried buktiin dong pacaran!" 'Heeeh.. emangnya seseorang itu dinilai hanya sebatas punya pasangan?' "Atau.. jangan-jangan kamu gak tertarik sama cowok yah Ray.." seingai Okta kepadaku. Sumpah jika tak ingat ia temanku sudah aku cincang halus otaknya dan belikan yang baru diwarung padang. "Suka kok.. aku masih suka cowok!" Jawabku ketus. "Kalau gitu pacaran dong! Kamu liatkan si Ella yang buriknya minta ampun ajah punya gandengan" 'Heeh bisa juga nih orang menghinanya' "Yah.. yah yah.. nantinya" jawabku malas. "Huhuhuhuhu.... Ray.. Raya..." panggil Dewa kepadaku "Kenapa?" tanyaku sambil berbalik badan "Kamu sudah merried kok cepet banget sih? padahal aku baru ngumpulin uang buat ngalamar kamu" 'What? nglamar.. aku baru kelas 2 SMA' delikku dalam hati "Iih so sweet banget Ray, lo ditembak" 'Nih Okta apa-apan lagi?' "Terima.... terima.. terima..." tiba-tiba saja semua murid bertepuk tangan riang sambil mengatakan hal itu. 'aduh ini apa lagi sih.. akupun cuma bisa mendelik gusar kearah Okta dan Dewa. sesekali kulihat tatapan Dewa yang memelas. dan suara teman-teman seakan menghipnotisku. "yaudah" "Apa Ray.. " tanya Dewa tak percaya. "Iyah.. jalanin ajah dulu" jawabku gugup. gugup karena ini pertama kalinya aku menyetujui saran Okta, gugup karena aku mengabulkan harapan Dewa yang terlihat jelas diwajahnya. Setelah mengatakan itu Dewa berlari seperti orang gila.. ia terus meneriaki namaku. Hemm.. sepertinya aku akan menyesal. Keputusanku yang ingin pacaran setelah menikah rusak karena Okta. Jika saja ia tak ada aku akan dengan mudah menolak Dewa tanpa menimbulkan kebisingan. tapi aku tak bisa menolaknya mengingat kejadian Rio. Sepertinya Okta harus membalas semuanya dengan mengabdi sebagai 'sekertaris' cintaku. Waktu pukul 3 dini hari namun suara telepon mengaburkan tidur lelapku. "Halo.. siapa ini.." jawabku malas.apa sepenting itu menelpon orang malam-malam. "Halo ini kamu Raya.. ini aku Dewa! aku cuma mau bilang aku kangen sama kamu. Kita sudah gak ketemu lebih dari 12 jam". Haaaahh ! menelponku tengah malam dan cuma bilang kangen ? Padahal tadi siang ia baru mengantarkan aku pulang. bahkan memaksa meminta nomor handphoneku, jika tahu seperti ini aku tak akan mau kasih. ku matikan teleponku. aku tak mau kantukku terganggu dengan suaranya. Driitt.. dritt... drittt.. kembali bunyi telepon "Lo cuma mau bilang kangenkan ? Gue udah denger yaudah yah " jawabku senormal mungkin. sebenarnya hatiku sangat panas menghadapi kelakuan konyolnya. "Ray.. kita ngobrol sampai pagi yuk.. aku punya gratis nelepon dari jam 3 pagi makaya aku gak tidur nungguin biar bisa nelepon kamu lama" 'sungguh hidup yang unfaedah*. Jika ia terbangun malam hari kenapa tidak sholat malam sajakan ?' "Aku sering tahu Ray, menelpon orang saat malam hari, awalnya aku bingung mau telepon siapa? Tapi karena sekarang aku punya pacar tiap malam aku akan menelponmu" jawab Dewa dengan suara riangnya 'Gak bisa besok pagi aku akan membatalkan kesepakatan kita. lagipula aku belum bilang terima jadi pacarnya kan. Aku tak ingin diganggu tiap malam. *) tidak berguna
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN