Raya kembali kekelas dengan perasaan kalut, baru kali ini ia merasa menjadi orang yang sangat jahat, apalagi sampai ketahuan menyakiti hati orang itu. ada perasaan bersalah juga sedih. membuat Raya diam membisu. "Loe kenapa sih Ray? dari tadi masuk kok murung gitu ? tanya Okta, ia melingkari tangannya ke bahu Raya. Ia merasa perlu menghibur temannya itu. "gak papa kok" sahut Raya dan terlihat langsung merenung, matanya sudah memerah menahan tangis. "Mulut loe bilang gakpapa tapi ini apa mata loe udah mau nangis gini" sahut Okta tak setuju, baru saja Okta menyenggol ujung mata Raya sudah turun deras air mata Raya. "Ta.. gue jahat" isak Raya ia sudah memeluk Okta yang sejak tadi berdiri disampingnya. "Iya jahat kenapa?" Okta gemas sendiri dengn Raya yang bicara tersendat. "tadi tuh gu