"Tolong jangan rusak adikku lebih jauh lagi. Jangan permainkan dia seperti ini. Sebagai kakak yang menggantikan tanggung jawab orangtua saya, saya benar-benar memohon kesadaran kamu." Air mataku kembali menetes, hatiku benar-benar hancur saat Kak Adam merendahkan dirinya seperti ini, pada seorang pemerkosa seperti Kak Andika, Kakakku pun memohon seperti ini. "Kak, jangan kayak gini. Nggak perlu, Shireen juga nggak mau." Suaraku begitu parau, terlalu banyak menangis membuatku bahkan tidak bisa berbicara dengan benar. Perlahan aku meraih bahu Kakakku, tidak sudi rasanya jika Kakakku harus memohon pada seorang yang sudah menghancurkan hidupku bahkan tanpa rasa bersalah sedikitpun kepadaku, sampai dititik dia dihajar kanan kira oleh orangtuanya saja Kak Andika masih bersikukuh dengan cinta d