"Kandunganmu benar-benar lemah, Bu Shireen. Jadi jangan lupa istirahat total, jangan stres, dan minum vitamin yang saya resepkan." Ditengah kegiatanku berkemas barang-barangku yang tidak seberapa dokter Irwan, dokter kandunganku memberitahuku, bahkan aku sama sekali tidak mau merepotkan diri untuk menatap beliau, dan syukurlah beliau tidak tersinggung dengan sikap kurang ajarku ini. "Saya tidak akan meminum apapun yang Anda berikan, dok! Akan lebih baik jika dia tidak tumbuh dan pergi. Dia tidak akan bahagia jika lahir dari seorang Ibu seperti saya." Aku berbalik, tersenyum kecil pada beliau yang kini memijit pelipisnya menahan kesal atas apa yang baru saja aku katakan. Seperti kebanyakan dokter kandungan, pria yang aku taksir berusia awal 40an ini punya stok kesabaran setebal dompetny