"Halo, Om. Salam kenal, saya Harrison," ujar Harris memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangan kanannya pada Mas Nino. Mas Nino menerima uluran tangan Harris. "Hmn," balasnya berdehem. "Saya su—" Ucapan pria itu menggantung ketika aku menatapnya dengan kedua mata yang melotot. "Saya Antonino," ujar Mas Nino meralat ucapannya kemudian. Akhirnya aku bisa bernapas dengan normal setelah mendengar ucapan pria itu. "Kamu siapa? Pacarnya Kezia?" lanjut Mas Nino bertanya dengan nada intimidasi yang kentara. "Belum pacar, sih, Om. Masih calon," jawab Harris sebelum terkekeh kecil. Lelaki itu seakan nggak menyadari raut serius dan nada intimidasi yang menguar dari Mas Nino. Mas Nino menganggukkan kepalanya sekali. Tatapan pria itu kini berpindah padaku. "Tapi katamu mau ujian. Kenapa malah a