Suara ketukan pintu kamar membangunkan Noa dari tidurnya yang lelap. Ia mengerang sebal karena hari liburnya harus diganggu. Padahal tidak ada jadwal dan sudah meminta asisten rumah tangga untuk tidak membangunkannya. Namun entah siapa yang merusak rencana tidur sampai siang, hingga memaksanya beranjak dari tempat tidur. “Kan sudah aku bilang, jangan ganggu …” Mulut Noa berhenti bicara karena ternyata ada Shaga berdiri di depan matanya. Laki-laki itu sudah rapi dengan mengenakan seragam judo. Noa pun segera merapikan rambut dan mengusap wajah, malu muncul dalam keadaan baru bangun tidur. “Ayo sarapan,” ucap Shaga tanpa rasa bersalah. Noa mendengkus keras lalu memutar bola matanya. Bagaimana bisa, Shaga tanpa rasa bersalah sudah berani mengganggunya, padahal laki-laki itu tahu tidak ada