Udara dingin yang menyapu permukaan kulit kaki Noa yang jenjang, mampu membuat gadis itu menggeliat di dalam tidurnya. Tangannya meraba-raba, mencari selimut yang tersingkap di beberapa bagian tubuhnya yang menyebabkan begitu dingin. Namun karena sudah terlanjur terjaga, Noa jadi tidak bisa tidur lagi dan perlahan-lahan membuka matanya. “Kenapa dingin banget, sih? Perasaan kamarku nggak pernah sedingin ini,” gerutunya. Begitu Noa membuka mata, ia merasakan sakit pada kepalanya. Ia mengernyitkan kening sambil tangannya meraba pelipisnya. Noa mengerang pelan karena paginya harus dihadapkan dengan sakit kepala. “Sebanyak apa aku minum sampai sepusing ini?” Pelan-pelan Noa membuka mata secara penuh dan mencoba menahan sakit kepala. Pandangan matanya menangkap pemandangan langit-langit kama