Glek! ‘What the fuckk!’ bathin Gamal tersenyum semanis mungkin. Arash yang berada di seberang proyektor, dia sudah menutup mulut dan kembali membenarkan wajahnya seakan kejadian sekarang ini bukanlah sebuah lelucon. Begitu juga dengan Gaza, dia kembali bersikap seperti biasa dan sebisa mungkin untuk tidak terpancing dengan ulah Gamal selanjutnya. Sedangkan Aiyaz, jangan tanya pria itu. Di seberang sana, dia hanya memakai kaus abu-abu tipis dengan celana putih sependek paha. Kaus abu-abu tipis itu sudah menutup setengah wajahnya. Kemudian, kedua kakinya masih terangkat, memanjang dan menyilang santai di meja kerjanya. Tangannya? Tentu saja masih menahan kaus abu-abu tipis itu supaya menetap di wajahnya, demi menyembunyikan wajah memerah yang