Bab 64

1768 Kata
Kyra membuka matanya dengan pelan ketika dia merasakan cahaya matahari yang mengenai kelopak matanya. Kyra menggerakkan tubuhnya dengan pelan lalu mulai menyadari satu hal. Ah, akhirnya dia mendapatkan waktu juga. Kyra menghembuskan napasnya dengan pelan lalu menatap pantulan dirinya di cermin. Benar-benar bukan dirinya! Kyra harus segera mandi dan bersiap untuk menemui Revan karena ketika Kyra melihat jam dinding yang ada di pojok, Kyra baru menyadari jika sekarang sudah pukul 1 siang. Astaga, Kyra merasa sangat lelah. Kyra memang masih ingin tidur, tapi dia sadar jika dia harus segera bersiap untuk menemui Revan. Kali ini Kyra tidak akan mempercayai apa yang dikatakan oleh Khansa. Yang benar saja, bagaimana mungkin Kyra menggunakan pakaian dengan warna pink? Kyra terlihat sangat menggelikan dan juga menjijikkan. Kyra merasa jika dia sama sekali tidak mengenali dirinya sendiri saat itu. Ya, mau bagaimana lagi Kyra pikir Khansa memang bisa dipercaya karena dia jauh lebih berpengalaman dalam hal mendekati pria. Ternyata Khansa hanya ingin membuat Kyra dipermalukan di kampus itu. Bahkan Kyra sendiri merasa malu dengan apa yang dia kenakan hari itu. “Lo beneran nggak butuh bantuan gue?” Tanya Khansa yang secara tiba-tiba datang lewat pintu kaca yang ada di depan Kyra. Kyra tidak mengerti kenapa Khansa bisa selalu datang setiap kali Kyra memikirkannya. Ah, jujur saja Kyra masih merasa kesal dengan apa yang dilakukan oleh Khansa, tapi Kyra tetap saja menerima kehadiran Khansa. Jika bukan Khansa, siapa yang akan mengajak Kyra berbicara? Tidak, sama sekali tidak ada. Kyra menghembuskan napasnya dengan kesal. Kyra sama sekali tidak ingin Khansa merusak hari ini. Kali ini Kyra harus berhasil membuat Revan mengikuti apapun yang dia inginkan. Iya, akan sulit untuk mendekati Revan jika Revan masih menyukai Kalila, tapi Kyra tidak akan menyerah. Jika memang diperlukan, akan sangat menyenangkan jika mereka bisa bersaing satu sama lain. Ah, Kyra jadi tidak sabar. Bukankah sudah terlihat siapa yang akan jadi pemenangnya? Ya, tentu saja Kyra yang akan menang. Kyra ingin melihat Kalila menangis dan memohon padanya untuk mengembalikan segalanya, sayangnya Kyra adalah perempuan yang sangat kejam, tentu saja Kyra akan merasa senang ketika melihat Kalila menderita. Itulah tujuan hidup Kyra. “Sama sekali enggak. Gue bisa bikin Revan suka sama gue tanpa bantuan lo” Kata Kyra dengan santai. Khansa tampak tertawa dengan pelan. Sejujurnya Kyra sama sekali tidak memiliki masalah dengan Khansa, tapi jujur saja suara tawa Khansa memang sangat menyebalkan. Khansa seperti mengejek Kyra yang masih bersusah payah untuk mendekati Revan. Tidak masalah, semuanya memang akan sulit di awal percobaan, tapi ketika Kyra berhasil maka Kyra akan membuat Kalila benar-benar hancur. Lagipula Kalila memang tidak pantas hidup bersama dengan Revan. Kyra yang jauh lebih pantas untuk semua itu. Kyra menatap pantulan dirinya di cermin. Kyra memang masih baru saja bangun dari tidurnya yang panjang, tapi lihatlah penampilan Kyra saat ini. Kyra masih sangat cantik. Siapa yang bia menolak Kyra? “Lo yakin? Dari apa yang gue lihat, kayaknya Revan udah suka sama Kalila. Lo kalah jauh, Ra. Kalo lo mau ngejar, lo hari lari, Kalila udah jauh banget..” Khansa yang dengan santainya duduk lalu mengeluarkan g***a miliknya. Setelah beberapa hari tidak pernah melihat Khansa menghisap g***a, Kyra pikir Khansa sudah berhenti. Ya, jujur saja Kyra sangat membenci aroma g***a. Sudahlah, terserah Khansa dia ingin melakukan apa yang dia suka. Kyra sama sekali tidak memiliki hak untuk ikut campur. “Gue sama sekali nggak perlu lari. Gue cuma perlu patahin kaki Kalila biar dia nggak bisa jalan lebih jauh lagi. Setelah itu, gue bisa dateng dengan santai dan Revan pasti bakal jadi punya gue. Kalila buka siapa-siapa buat gue..” Kata Kyra sambil tertawa pelan. Perempuan naif seperti Kalila memang sama sekali tidak pantas dengan kehidupan dunia yang sangat keras ini. Apa yang bisa Kalila lakukan saat dia sedang menghadapi masalah? Menangis? Apakah dia pikir dengan menangis maka semuanya akan selesai? Dasar bodoh! “Revan nggak bingung dengan keberadaan lo berdua?” Tanya Khansa. Kyra rasanya ingin tertawa ketika dia mendengar pengakuan Kalila kepada Revan. Ya, memangnya siapa yang ingin menjadi saudara kembar Kalila? Kalila memang sangat konyol. Kyra tidak habis pikir dengan apa yang dia katakan. “Kalila bilang ke Revan kalo gue kembarannya dia. b**o banget ‘kan dia?” Kata Kyra sambil tertawa pelan. Khansa tampak terkekeh pelan lalu menganggukkan kepalanya. “Lo emang kembarannya Kalila, muka kalian sama!” Kata Khansa sambil tertawa. Ah, apakah Khansa memang sedang ingin mendapatkan masalah hari ini? Kyra masih merasa kesal dengan kelakuan Khansa pada hari itu. Dia mempermalukan Kyra di depan semua orang. Sudahlah, lagipula semua itu sudah berlalu. Sekarang Kyra hanya perlu memikirkan apa yang harus dia lakukan agar bisa membujuk Revan untuk ikut dengan dirinya. Kyra memiliki ide yang sangat menarik. Bagaimana jika Kyra berpura-pura menjadi Kalila? Revan tidak akan melihat perbedaan di antara mereka, bukan? Kalila bisa menggunakan pakaian Kalila yang sedikit aneh itu. Tidak masalah, Kyra rela menggunakan pakaian apapun yang penting dia bisa dekat dengan Revan. “Gimana kalo gue pura-pura jadi Kalila?” Tanya Kyra sambil menatap Khansa. Khansa mengernyitkan dahinya dan menatap Kyra dengan pandangan kebingungan. Kyra tahu jika ini adalah ide yang cukup mengejutkan, tapi sepertinya ide ini memang sangat patut untuk dicoba. “Lo gila?” Tanya Khansa sambil tertawa pelan. Kyra sama sekali tidak mengira jika Khansa akan mengatakan itu. Masalahnya mereka berdua sama-sama tahu jika tidak ada yang waras di antara mereka. Semua orang memang gila dengat cara mereka masing-masing. “Gue emang gila. Bukannya lo juga tahu?” Kata Kyra. “Jangan pakai cara itu, gue yakin bakal gagal. Gue pernah nyuruh lo pakain baju dengan tema pink, gue juga nyuruh lo buat nggak emosi, intinya waktu itu lo emang kelihatan kayak Kalila padahal lo tetep Kyra. Gitu ada lo gagal, apalagi kalo lo nyamar jadi Kalila. Gila, pasti lo bakal jadi beneran gila” Kyra menatap Khansa dengan pandangan tidak percaya. Ah, bagaimana bisa Khansa mengatakan hal yang demikian? Benar-benar tidak bisa dipercaya. Apakah dia ingin mendapatkan pelajaran dari Kyra? Berpura-pura menjadi Kalila adalah hal yang tidak bisa dicoba. Benar apa yang dikatakan Khansa. Sudahlah, Kyra jadi kehilangan semangatnya hari ini. Mungkin akan lebih baik jika Kyra tidur hingga besok pagi. Tubuh Kyra terasa sangat lelah. “Kenapa lo nggak cari orang lain aja, Ra?” Tanya Khansa sambil menatap dengan kosong. Orang lain? Kenapa harus orang lain jika Kyra hanya menginginkan Revan saja? Memangnya Kyra tidak boleh mendapatkan apa yang dia mau? Sial! “Maksud lo apa?” Tanya Kyra dengan kasar. Kyra bisa melakukan apapun, bahkan menyiksa Khansa jika dia memang menginginkan hal itu. “Lo yakin Revan mau bantu lo?” Tanya Khansa. Satu pertanyaan itu berhasil membuat Kyra kehilangan kata-katanya. Kyra rasanya ingin menghancurkan segala hal yang ada di sekitarnya. Kyra merasa sangat kesal ketika dia mendengar apa yang Khansa katakan. Memangnya siapa Khansa sehingga dia bisa ikut campur di dalam urusan Kyra? Selama ini Kyra membiarkan Khansa terus berada di dekatnya tapi bukan berarti Khansa bisa ikut campur dalam kehidupan Kyra. Kyra sama sekali tidak membutuhkan bantuan. Kyra bisa bangkit sendirian, Kyra akan mengalahkan Kalila dengan mudah. Ya, Kyra sama sekali tidak membutuhkan bantuan apapun. Baik dari Khansa maupun dari Revan. Kyra akan membuktikan kepada semua orang jika dirinya yang pantas untuk hidup, bukan Kalila yang bodoh itu. Benar, semua orang memang berpikir jika Kalila yang jauh lebih pantas untuk hidup, tapi lihatlah Kyra mengubah pikiran mereka. Akan Kyra buktikan jika dunia ini sama sekali tidak membutuhkan orang yang lemah seperti Kalila. “Gue nggak butuh bantuan siapapun. Mending lo pergi dari sini” Kata Kyra sambil menatap Khansa yang tampak masih duduk di hadapannya. Kalila akan melihat bagaimana Kyra menghancurkan dirinya. Iya, Kyra akan membuat Kalila merasa tidak layak untuk hidup dan akhirnya Kalila memilih untuk mengalah. Bukankah Kyra memang sangat licik? Selain menghancurkan fisik Kalila, Kyra juga berusaha menghancurkan mental Kalila. “Ra, mau sampai kapan kita begini? Gue kadang mikir, apa salah Kalila?” Tanya Khansa. Kyra tersenyum sinis. Apa salah Kalila? Apakah Khansa sama sekali tidak tahu apa saja kesalahan Kalila? Perempuan munafik itu memang sangat pantas mendapatkan semua ini. Kalila adalah seorang pembunuh. Kalila harusnya sadar jika orang seperti dirinya sama sekali tidak pantas hidup dengan bebas. Seorang sampah seperti Kalila seharusnya dibuang dan diasingkan. Kenapa sekarang semua orang malah menerima kehadiran Kalila? Kyra sungguh tidak mengerti. “Dia pembunuh, dia pengecut, dan juga juga munafik” Kata Kyra sambil tetap tersenyum. Apakah sebaiknya Kyra menyerang Kalila dengan cara yang lain sekarang? Bagaimana jika Kyra membuat semua orang jadi membenci Kalila? “Lo tahu sendiri kalo dia bukan pembunuh. Jadi, apa yang bikin lo benci sama dia?” Tanya Khansa. Apa? Kalila bukan pembunuh? Apakah Khansa mencoba menolak kenyataan jika Kalila membunuh ayahnya sendiri? Kalila yang usianya masih 5 tahun telah melakukan kesalahan sehingga membuat ayahnya terbunuh. Ya, sebenarnya Kyra sama sekali tidak peduli dengan apa yang Kalila lakukan. Tapi ada satu hal yang masih Kyra benci, Kalila selalu lari dari masalah sementara Kyra harus menerima setiap pukulan menyakitkan karena Kalila bersembunyi. Kalila membuat Kyra hidup di dalam keadaan yang sangat tidak menyenangkan dan Kalila sama sekali tidak peduli dengan hal itu. Kalila terlalu naif untuk memberikan perlawanan, Kalila hanya akan diam lalu menangis kesakitan. Kalila tidak bisa melawan, oleh sebab itu Kalila sering menyembunyikan dirinya sendiri dan membiarkan Kyra yang menghadapi semuanya. Apakah salah jika sekarang Kyra marah? Bukan Kalila saja yang menderita, Kyra juga demikian. Tapi kenapa hanya Kalila yang diselamatkan? Kenapa bukan Kyra? Kenapa? “Kenapa lo di sini, b*****t?!” Tanya Kyra sambil melemparkan barang-barang yang ada di atas meja rias. Kyra sangat membenci orang-orang yang selalu berusaha membela Kalila. Apakah belum cukup selama ini Kyra dihancurkan? Saat ada kesempatan, kenapa malah Kalila yang diselamatkan? Kalila sama sekali tidak pantas untuk setiap pertolongan yang diulurkan padanya. Ya, Kalila sama sekali tidak pantas. “Pergi, lo Khansa! b*****t, pergi lo!” Kata Kyra sambil terus menghancurkan semua barang yang terlihat oleh matanya. Kyra berusaha untuk mengusir suara Khansa yang sejak tadi terus saja terdengar di kepalanya. Kyra tidak sanggup untuk mendengarkan semua suara pembelaan yang ditunjukkan kepada Kalila. Sekali saja, sekali saja Kyra ingin dipilih. “Kita berdua tahu kalo Kalila yang lebih pantes buat selamat, Ra. Iya, kita berdua tahu..” Kata Khansa. Kyra memegang kepalanya. Apa yang harus Kyra lakukan untuk mengeluarkan suara Khansa dari kepalanya? Kenapa Khansa sama sekali tidak mau diam? Apa yang dia inginkan? Membuat Kyra menghancurkan kepalanya sendiri agar tidak mendengarkan suaranya? “Diam! b*****t!” Kata Kyra dengan keras. Pada akhirnya Kyra tahu jika dia memang membutuhkan bantuan. Kyra membutuhkan bantuan, sebuah uluran tangan yang akan membawanya keluar dari sebuah lubang hitam yang berusaha menelan dirinya. Tapi.. siapa yang akan menolong Kyra?    
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN