Bab 66

1716 Kata
  Hari ini Revan sudah menyiapkan segalanya. Mungkin akan sedikit menggelikan untuk Kalila, tapi Revan sudah yakin jika dia akan mengungkapkan perasaannya kepada Kalila hari ini. Ya, untuk yang kedua kalinya. Revan harap Kalila sudah menyiapkan jawaban yang akan dia berikan. Sayangnya, harapan Revan harus pupus ketika dia menemukan Kyra sedang bersandar di mobilnya hitamnya dengan sebuah kacamata hitam yang bertengger di kepalanya. Sial, semua rencana Revan akan kacau jika dia bertemu dengan Kyra. Awalnya Revan berencana untuk langsung membalikkan tubuhnya dan berjalan masuk ke gedung kampusnya. Tidak masalah jika hari ini Revan harus meninggalkan mobilnya dan pulang dengan angkutan umum, asalkan dia dia tidak bertemu dengan Kyra. Ya, lagi-lagi Kyra memarkir mobilnya tepat di depan mobil Revan sehingga Revan sama sekali tidak bisa melakukan apapun. Jika ingin menghindari Kyra, maka Revan harus melupakan semua rencananya hari ini. Ya, tapi satu-satunya harapan Revan akhirnya juga pupus karena dia mendengar Kyra memanggil namanya dengan suara keras. Bukan hanya itu saja, Revan bahkan merasakan jika sekarang Kyra sedang memeluk tubuhnya dari belakang. Sial, apakah perempuan itu sudah gila? Revan tahu jika dia adalah Kyra yang hidup tanpa aturan dan sopan santun, masalahnya warga kampus tentu saja tidak semuanya tahu jika perempuan yang sedang berlaku tidak sopan ini adalah kembaran Kalila. “Lo gila?!” Revan langsung menyentakkan Kyra dan membalikkan tubuhnya dengan kesa. Kyra sering melakukan sesuatu yang di luar batas, tapi Revan tidak akan membiarkan Kyra mempermalukan Kalila di tempat ini. Sudah cukup semua perbuatan Kyra, Revan tidak ingin kembali meladeni tingkah perempuan itu. Revan memejamkan matanya dengan kesal ketika Kyra kembali melakukan sesuatu yang diluar batas. Bukannya melepaskan Revan dan segera meninggalkan Revan, Kyra malah kembali mendekatkan dirinya dan mencium pipi Revan dengan santai. Apakah perempuan ini memang sudah gila? Dia kehilangan akalnya? “Lo! Mending lo pergi sekarang..” Kata Revan dengan kesal. Revan yakin jika saat ini mereka kembali menjadi pusat perhatian. Sial! Kyra memang sangat menyebalkan, Revan tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk menghadapi kembaran Kalila yang benar-benar sulit diatur itu. “Lo ikut gue..” Kata Kyra sambil menggenggam tangan Revan dan menariknya dengan kuat sehingga Revan yang tidak siap jadi terpaksa mengikuti langkah Kyra. “Lepasin gue, Kyra!” Kata Revan dengan keras. Revan menarik tangannya dengan kuat sehingga akhirnya Kyra menghentikan langkahnya. Sungguh, Revan sama sekali tidak mengerti kenapa dia harus bertemu dengan Kyra saat ini. Revan sudah menyiapkan sebuah rencana yang pastinya akan membuat Kalila terkejut, sayangnya malah Revan yang harus dikejutkan dengan kedatangan Kyra yang tiba-tiba. Sebenarnya apa yang Kyra inginkan? Kenapa dia selalu datang di saat yang sangat tidak tepat? Ketika Kyra ada di sini, maka Revan tidak akan pernah bisa menghubungi Kalila. Revan tahu jika akan jauh lebih baik kalau Kalila tidak bertemu dengan Kyra. Ya, begitulah.. melihat bagaimana Kalila harus mendapatkan masalah setiap kali Kyra datang membuat Revan tahu apa saja yang harus dia lakukan. Entahlah, Revan tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan Kalila selama ini. Apakah Ilora dan Kenzo tahu jika Kalila sering dilukai oleh Kyra? “Lo harus ikut gue sekarang, Van. Gue mau tunjukin ke lo—” “Jangan ganggu gue!” Kata Revan dengan cepat. Kyra, seperti biasanya dia akan marah setiap kali mendengar penolakan dari orang lain. Iya, Revan tahu kalau dia tidak akan bisa menghindari Kyra dengan mudah. Masalahnya, hari ini saja Revan ingin terlepas dari Kyra.. Revan lelah jika harus menghadapi Kalila dalam versi yang menyebalkan ini. “Lo ikut gue sekarang!” Kata Kyra. Revan menatap ke sekelilingnya, ada banyak sekali orang yang memberikan tatapan penasaran ke arah Revan dan Kyra. Sekarang Dipta juga sudah ada di dekat Revan. Keributan yang Kyra buat selalu membuat semua orang ingin menghentikan langkah mereka dan melihat apa yang sebenarnya terjadi. Revan menghembuskan napasnya dengan pelan lalu melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah mobilnya. Revan benar-benar tidak peduli jika Kyra sedang berteriak dengan marah di belakangnya. Tapi lagi-lagi Kyra melakukan sesuatu yang membuat Revan hanya bisa menghembuskan napasnya dengan pelan sambil menggelengkan kepalanya. Ya, perempuan itu masuk ke dalam mobil Revan dan duduk di samping Revan dengan santai. Apa-apaan ini?! Revan benar-benar tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan sekarang. Kyra membuat Revan tidak bisa mengatakan apapun lagi. Revan menolehkan kepalanya ketika dia mendengar ketukan di jendela mobilnya. Revan menghembuskan napasnya dengan pelan lalu menurunkan kaca jendelanya. “Bokap gue bilang, kemaren ada keributan di ruangannya Raka. Dari pagi dia juga nggak mau makan. Kayaknya kita harus ke sana, Van” Kata Dipta dengan pelan. Revan mengusap wajahnya. Apa yang terjadi dengan Raka? Jika dalam keadaan yang biasanya, maka Revan akan dengan cepat mengiyakan ajakan Dipta untuk mengunjungi Raka. Masalahnya sekarang Revan juga sedang terjebak dengan Kyra yang tidak akan bisa diusir dengan mudah. “Lo lihat siapa yang duduk di samping gue?” Tanya Revan kepada Dipta. Tanpa perlu menatap ke arah Kyra, Revan tahu jika perempuan itu sedang sibuk dengan ponselnya sendiri. Sial, apa yang harus Revan lakukan? “Lo nggak ke sana?” Tanya Dipta. Revan mengerti jika keadaan Raka sedang tidak baik sehingga Revan dan Dipta harus segera menemuinya, tapi bagaimana dengan Kyra? Tidak mungkin Revan membawa Kyra untuk menemui Raka. Revan tidak ingin membiarkan Kyra masuk ke dalam kehidupan pribadinya. Kyra hanyalah orang asing yang tidak sengaja Revan selamatkan ketika dia ingin mengakhiri hidupnya, Kyra juga hanyalah seseorang yang secara tidak langsung harus berhubungan dengan Revan karena Revan menyukai kembaran perempuan itu. “Lo duluan aja, nanti gue nyusul ke sana setelah ngurus Kyra” Kata Revan dengan pelan. Revan menatap Dipta yang akhirnya menghilang dari pandangannya. Baiklah, sekarang Revan harus segera membuat rencana agar Kyra mau keluar dari mobilnya. *** “Lo mau kemana?” Tanya Revan setelah hampir setengah jam lamanya mereka berdua duduk di dalam mobil yang hanya diam di tempat. Revan tidak ingin memulai pembicaraan dengan Kyra arena dia yakin, mereka akan selalu bertengkar. Sayangnya hari ini Kyra tampak jauh lebih mengendalikan dirinya. Biasanya Kyra akan selalu mengomel dan berbicara tanpa henti sekalipun Revan tidak pernah menanggapinya. Ya, tapi akhirnya Revan tetap harus bertanya kepada Kyra. Mereka tidak mungkin terus berada di sini, bukan? Revan memiliki banyak sekali urusan yang harus segera dia selesaikan. Revan juga harus menemui Kalila dan memastikan jika saat ini Kalila baik-baik saja. “Jalan-jalan” Kata Kyra dengan santai. Revan memejamkan matanya. Kenapa dia harus berurusan dengan Kyra? “Gue ada urusan, Kyra. Lo harus keluar dari mobil gue” Kata Revan. Kyra menolehkan kepalanya dan menatap Revan dengan pandangan menyebalkan. Revan tahu jika Kyra tidak akan pernah mau mengikuti apa yang Revan katakan. Ya, begitulah.. Kyra memang sangat menyebalkan. “Gue bisa ikut kemanapun lo pergi” Kata Kyra. Iya, Kyra memang mau mengikuti kemanapun Revan pergi, masalahnya Revan yang mau diikuti oleh Kyra. Kenapa Kyra tidak mengerti juga? Revan kembali menghembuskan napasnya dengan pelan. Bagaimana cara untuk mengusir Kyra? “Tolong turun dari mobil gue, Kyra” Kata Revan dengan tenang. Menghadapi Kyra adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Kyra terlalu pandai untuk membuat lawan bicaranya jadi kesal sendiri. Revan harus tetap tenang agar dia berhasil membuat Kyra mengikuti apa yang dia mau. “Gue mau ikut sama lo, Revan.. lo nggak bisa nolak gue” Kata Kyra. Revan mengernyitkan dahinya. Memangnya Kyra pikir siapa dirinya? Seumur hidupnya, Revan sama sekali tidak pernah bertemu dengan seorang perempuan yang semenyebalkan ini. Sania kadang memang membuat Revan kesal, tapi dia tidak segila Kyra. “Turun!” Kata Revan. “Gue nggak akan pernah turun!” Revan kehabisan akal. Apa lagi yang harus Revan lakukan? “Gue mau ikut kemanapun lo pegi!” Kata Kyra dengan suara yang keras. Baiklah, jika memang itu yang Kyra inginkan, maka Revan akan menurutinya. Biarkan saja Kyra merasa kesal karena Revan akan mengajaknya untuk pergi ke rumah sakit jiwa. Ya, biar saja. *** “Lo.. mau ngapain ke sini?” Tanya Kyra dengan pandangan terkejut. Benar, bukan? Kyra pasti akan menyesal karena dia memilih untuk ikut dengan Revan. Ya, memangnya siapa yang mau datang ke rumah sakit jiwa seperti ini? Ah, Kyra sepertinya juga membutuhkan perawatan di tempat ini. Revan tersenyum geli, sepertinya akan menyenangkan jika Revan membuat Kyra kesal kali ini. Sejak pertama mereka bertemu, Kyra selalu berhasil membuat revan kesal, sekarang Revan akan membalas perempuan itu. “Lo harus tinggal di sini karena gue rasa lo ada masalah kejiwaan” Kata Revan dengan santai. “Anjing, lo gila ya? Ngapain lo bawa gue ke sini?” Tanya Kyra dengan kesal. Revan tertawa pelan, ternyata sangat mudah membuat Kyra jadi kesal. Semoga saja, dengan semua ini Kyra akan berhenti mengganggu Revan. “Lo emang butuh perawatan di sini, Ra. Ini rumah sakit terbaik yang gue kenal” Kata Revan dengan santai santai. Revan tidak tahan lagi, akhirnya dia memilih tertawa pelan ketika melihat ekspresi Kyra. “Gue mau jenguk temen gue. Lo jangan bikin masalah” Kata Revan pada akhirnya. Berharap jika Kyra tidak membuat masalah adalah sebuah hal yang mustahil. Kyra tidak akan pernah bisa mendengarkan permintaan orang lain. Perempuan itu tetap akan melakukan apapun yang ingin dia lakukan. Ya, begitulah.. “Siapa?” Tanya Kyra sambil mengikuti langkah Revan. “Lo nggak kenal” Jawab Revan. “Ya, makanya gue tanya. Lagian gue nggak mau ikut sama lo, lo yang harusnya ikut gue” Revan mengusap wajahnya dengan pelan. Benar sekali, apa yang Revan pikirkan akhirnya terjadi. Membawa Kyra datang ke sini adalah sebuah hal yang sangat salah. Revan jadi menyesal. “Lo duduk aja di mobil. Gue nggak akan lama di sini, gue anter pulang setelah ini. Jangan bikin masalah apapun” Kata Revan sambil mengulurkan kunci mobilnya kepada Kyra. Revan tidak punya pilihan lain ketika dia memutuskan untuk membawa Kyra datang ke sini. Kyra menatap uluran tangan Revan dengan kernyitan di keningnya. “Gue nggak butuh kunci mobil lo. Gue mau kita pergi sekarang juga. Gue nggak suka ada di sini” Kata Kyra. Revan menatap Kyra dengan pandangan tidak percaya. Dari mana perempuan ini mendapatkan kepercayaan diri setinggi ini? Revan benar-benar tidak habis pikir dengan Kyra. Memangnya dia pikir Revan mau ikut dengannya? “Lo punya uang?” Tanya Revan. “Lo pikir gue orang miskin?” Tanya Kyra. Revan memutar bola matanya lalu menggelengkan kepalanya dengan pelan. Revan benar-benar tidak percaya dengan cara kerja otak Kyra. “Lo boleh pulang naik taksi” Kata Revan sambil meninggalkan Kyra dengan cepat. “Revan!!”          
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN