ILY 3

2101 Kata
“Abang nggak bangunin kemarin waktu aku ketiduran.” Rajuk Keisya pada Sean. Setelah sarapan Keisya langsung bertandang ke rumah Sean dan Zayn. Karena emang Keisya ada masuk pagi hari ini dengan Zayn dan mereka mau berangkat bersama. Keisya sengaja datang lebih cepat supaya bisa bertemu dengan Sean sebelum berangkat. Benar saja karena Sean juga baru saja selesai sarapan dengan keluarganya. Mereka bertemu di depan sebelum Sean berangkat. “Kamu kecapekan, tidur kamu nyenyak banget. Abang nggak enak bangunin kamu, jadinya abang gendong aja supaya kamu tidurnya puas.” Keisya kesenangan mendengar jawaban Sean yang menyatakan bahwa Sean mengatakan itu karena ia memang peduli. “Makasih loh abang udah mau gendong. Aku nggak beratkan bang?” Tanya Keisya penasaran. “Menurut kamu aja gimana? Kamu berat atau enggak?” Sean malah bertanya balik, Keisya memajukan bibirnya tanda merajuk. “Abang gimana sih, kan aku nanya kenapa malah nanya balik. Aku kan karena nggak tahu makanya tanya sama abang.” Protes Keisya. “Yaudah enggak, nanti kalau abang bilang ia kamu marah lagi.” Keisya berdecak. “Abang gimana sih, masa iya abang bohong sih. Padahal abang yang bilang jangan bohong.” Sean menghembuskan nafasnya kasar jadi bingung sendiri menghadapi Keisya yang labil. “Iya kamu nggak berat, buktinya abang bisa gendong kamukan? Kalau berat pasti kamu nggak sampai di kamar.” Keisya menganggukkan kepalanya, iya juga pikirnya. Keisya memang tidak seberat itu buktinya Sean tidak mengeluh saat menggendong Keisya. Bagi Sean, Keisya termasuk ringan untuk digendong. “Syukurlah kalau gitu, berarti aku nggak perlu dietkan bang?” Sean mengerutkan keningnya. “Kamu mau diet?” Tanya Sean tak percaya, Keisya menggelengkan kepalanya. “Tadinya kalau abang bilang berat aku mau diet aja supaya abang nggak capek gendong aku. Ternyata abang bilang nggak berat jadinya yaudah deh aku nggak jadi diet. Sering-sering gendong aku ya bang? Gapapakan? Aku kan nggak nyusahin abang.” Kata Keisya dengan manja membuat Sean memutar matanya malas. “Kamu kecil dan kurus gini mau diet, gausah. Kamu mau sekecil apa lagi emang? Udah kamu banyak-banyak aja makan biar cepat gedenya.” Kata Sean sambil mengambil kunci mobilnya yang ada di meja. “Emang aku kurang gede apa? Aku udah gede abang!” “Kamu masih kecil, sangat kecil.” Kata Sean dengan jujur membuat Keisya jadi kesal sendiri. Keisya emang masih kecil menurut Sean, padahal emang karna bentuk tubuh Keisya yang tidak terlalu tinggi. “Abang berangkat ya, kamu sana temuin Zayn aja.” Keisya dengan cepat menahan Sean dan matanya mengerjap beberapa kali sambil tersenyum. Sean langsung paham dengan tingkah Keisya yang seperti ini, pasti ingin meminta sesuatu. “Kamu mau minta apa kali ini?” Tanya Sean to the point dan langsung paham. “Hehehe.” Keisya jadi cengegesan karena Sean tahu maksudnya. “Nanti kalau abang pulang beliin boba yang dekat kantor abang ya. Aku ngidam banget bang kepengen boba itu.” Kata Keisya dengan memelas. “Ngidam, ngidam kayak kamu orang hamil aja. Beli sendiri aja, pesan online atau beli yang di depan sana aja.” Kata Sean mengelak. “Ihh abang gitu banget sih. Aku kepengennya yang deket kantor abang lebih enak. Kalau mau di pesan mahal ongkirnya bang. Apa salahnya sih kalau abang yang pesan, dekat juga dari kantor abang dan gratis nanti akunya minum.” Sean menghembuskan nafasnya kasar. “Abang nanti nggak bisa pulang cepat. Abang pulangnya lama, karena ada pekerjaan numpuk. Abang juga mau temuin Bella nanti sebentar.” Mendengar nama Bella semakin membuat Keisya jengkel. “Abang ngeselin ahh, abang nggak asyik! Apa salahnya sih beliin mau lama juga biasanya aku tungguinkan? Abang pelit banget sih jadi orang, aku kesel sama abang!” Rajuk Keisya sambil menghentakkan kakinya hendak masuk namun Sean langsung menahan Keisya dan tak lupa menghembuskan nafasnya kasar. “Yaudah iya nanti abang beliin, tapi malam gapapa ya? Soalnya abang emang mau lembur nanti malam, lagi ada kerjaan banget.” Keisya menganggukkan kepalanya dengan sangat antusias. “Iya abang gapapa yang penting dibeliin, okey aku tunggu ya bang nanti malam. Abang semangat kerjanya, jangan lupa makan, jangan lupa minum, jangan lupa istirahat dan hati-hati. Dadah abang.” Kata Keisya dengan sangat antusias seperti biasanya sebelum Sean berangkat ke kantor ia tidak lupa menyampaikan pesannya. Keisya mencium pipi Sean lalu melambaikan tangannya. Sean membalas Keisya dengan mengacak rambut Keisya sebentar lalu melambaikan tangannya dan langsung masuk ke dalam mobil. Keisya tersenyum senang dengan lompat-lompat ia masuk ke dalam untuk mengajak Zayn untuk berangkat ke kampus.   ***** “Zayn!” Ringis Keisya tiba-tiba ketika mereka di dalam perjalanan mau masuk ke dalam kelas. Membuat Keisya dan Zayn langsung berhenti tiba-tiba. “Kenapa?” Tanya Zayn bingung. “Buku materi yang dikasih Pak Anwar nggak gue bawa, gimana dong? Malah ada tugas lagi dan harus di kumpul hari ini. Nanti gue dikeluarin gimana?” Tanya Keisya panik. “Kok bisa ketinggalin sih?” “Gue lupa, tadi gue buru-buru karena mau ketemu sama abang.” Ucap Keisya jujur, Zayn menghembuskan nafasnya kasar. Selalu penyebab kelupaaan Keisya karena Sean terkadang membuat Zayn kesal sendiri karena obsesi Keisya itu. Zayn membuka tas ranselnya dan mengambil buku yang dimaksud Keisya lalu memberikannya pada Keisya. “Ini pake punya gue aja.” Kata Zayn akhirnya. “Kok bisa lo bawa? Emang lo hari ini nggak ada masuk Pak Anwar?” Tanya Keisya bingung. “Enggak pake aja, besok gue masuk Pak Anwar. Jadi tadi malam gue ngerjain tugasnya malah kebawa hari ini. Pake aja, dari pada entar lo dihukumkan. Untuk tugas besok gue pake punya lo aja.” Seketika Keisya berteriak kegirangan karena ada Zayn yang selalu ada membantunya. Ia langsung memeluk Zayn dengan sangat erat dan sedikit lompat-lompat sangkin senangnya. Karena emang Keisya takut di hukum bahkan di marahi, tapi ada Zayn sebagai penyelamatnya. Sebenernya Zayn sedang berbohong, ia masuk hari ini juga dengan dosen yang sama. Keisya tidak tahu itu karena dia emang pelupa dan tidak tahu dengan jadwal Zayn. Bukan hanya itu saja karena Keisya memang tidak mau tahu apa-apa tentang Zayn secara mendetail, ia hanya mau tahu tentang Sean secara detail. Hari sebenernya Zayn juga harus kumpulkan tugas yang sama dengan Keisya, tapi ia memilih mengalah dan mau berkorban untuk Keisya. Demi kebaikan Keisya ia rela melakukan apa saja. Ia tidak akan jujur pada Keisya tentang hal itu, ia siap akan dihukum nanti asalkan jangan sampai Keisya yang dihukum. “Gapapakan?” Tanya Keisya lagi memastikan. “Iya gapapa, lo kayak sama siapa aja. Yaudah ayo buruan lo masuk sana, entar lo telat malah dihukum lagi.” Kata Sean mengingatkan. “Okey deh bye Zayn sampai jumpa nanti siang makan di kantin ya.” Teriak Keisya sambil berjalan mundur dengan melambaikan tangannya pada Zayn. “Hati-hati, lihat jalannya.” Pesan Zayn, Keisya langsung berbalik dan berlari menuju kelasnya. Zayn menghembuskan nafasnya kasar dan menggelengkan kepalanya karena Keisya. Ia harus menyiapkan diri untuk menerima hukuman dari dosennya nanti pikirnya. Setelah mata pelajaran pertama berlalu dan itu berarti Keisya baru saja selesai mata kuliah dengan dosen Anwar, maka giliran Zayn. Benar saja sesuai dugaannya Zayn dihukum oleh dosennya dan dimarah-marahi. Dosen tersebut emang sudah terkenal dengan ke killerannya. Zayn sudah menyiapkan diri untuk hal itu. Karena kalau sampai Keisya yang dihukum sahabatnya itu akan menangis karena cengeng. Zayn akhirnya disuruh keluar dan dilarang ikut kelas selama dua minggu. Bukan hanya itu saja, Zayn juga dikasih tugas yang sangat banyak. Zayn menerimanya dengan ikhlas dan ia tidak menggerutu. Karena memang dia yang mau menanggung kesalahan Keisya tadi.   ***** “Zayn lihat deh pacarnya bang Sean alay banget sih. Buat apa coba uplado foto berdua kayak gini, mau pamer apa kalau dia pacarnya abang. Nggak suka banget gue ngelihatnya, kayak bener aja. Lihat tuh wajahnya menor bangetkan tebal banget bedanya.” Protes Keisya. Zayn yang mendengar kecemburuan Keisya itu hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar. Ia sudah biasa mendengar kritikan Keisya mengenai pacar abangnya yang selalu upload foto mereka dan Keisya yang akan menjadi orang yang suka komentar. Keisya bahkan bisa ngedumel sendiri satu harian karena itu. Sama halnya seperti saat ini. “Udah nggak usah dilihatin kalau jadinya buat lo badmood. Mending lanjutin aja makannya.” Kata Zayn cuek sambil memakan makanannya. Saat ini mereka sedang berada di kantin, mereka sudah selesai mata kuliah yang kedua dan sedang istirahat. Setelah jam istirahat berakhir mereka akan masuk mata kuliah yang ketiga. Setelah itu Keisya selesai, tapi tidak dengan Zayn karena masih ada mata kuliah yang lain. Jadwal Zayn emang padat hari ini. Maka itu Keisya harus menunggu Zayn pulang nanti. “Ishh lo gimana sih, gue tuh kesel banget. Gue nggak suka sama pacar abang yang kali ini. Apa sih yang disukain abang dari cewek ini, cantikan juga aku. Alay banget sih malah banyak banget lagi fotonya. Sok cantik banget lagi, apa coba sok banget gandeng-gandeng tangan abang.” Kata Keisya sambil ngedumel sendiri. “Yaelah biasa kali Kei, namanya juga orang pacaran. Malah ada kali yang lebih dari itu sampai ciuman, hayo gimana.” Keisya langsung memukul bahu Zayn dengan kesal. “Apa sih lo, abang nggak akan kayak gitu. Gue nggak rela ya kalau abang cium cewek lain.” Kata Keisya semakin kesal. “Jangan berlebihan deh Kei, lo bukan siapa-siapanya abang. Abang Cuma anggap lo adeknya, tapi cewek yang lo maksud itu pacarnya abang. Dia lebih berhak dibandingkan lo, jadi jangan ngedumel gitu berlebihan banget tahu.” Keisya menatap Zayn dengan tatapan tidak suka. “Lo ngebelain pacarnya abang dibandingkan gue? Lo jahat banget sama gue tahu nggak! Gue kesel sama lo! Emang sebegitu nggak sukanya juga lo sama gue? Lo nggak mau ya kalau gue bagian dari keluarga lo? Nggak ngedukung banget kalau gue sama abang?” Kata Keisya dengan kesal membuat Zayn harus menghembuskan nafasnya kasar. Karena Keisya kembali memainkan dramanya pikirnya. “Bukan gitu, reaksi lo aja yang berlebihan itu yang gue komentarin. Udah deh matiin aja handphonennya supaya mata lo nggak panas lihat itu. Lanjut aja makannya bentar lagi masuk entar lo telat lagi. Gausah dipikirin apa yang buat hati lo panas.” Kata Zayn sambil melanjutkan makanannya lagi. Keisya mengikuti saran Zayn untuk kembali menyantap makanannya. Namun Keisya jadi punya ide sendiri di dalam kepalanya. Ia sibuk memikirkan apa yang harus dia lakukan, ia tidak mau berdiam diri begitu saja melihat Sean semakin dekat dengan pacarnya yang sekarang. “Gue nanti nggak mau nungguin lo, gue balik aja ke rumah.” Putus Keisya di sela-sela aksi makannya. “Yakin mau pulang sendiri? Yakin bisa? Mau pulang naik apa? Kenapa tumben mau langsung pulang? Biasanya juga lo nungguin gue pulang supaya lo nggak ngeluarin uang.” Tanya Zayn menyelidik. “Ya gapapa, emang salah kalau gue mau pulang sendiri kali ini. Lagian tabungan gue udah banyak jadi kalau pulang sendiri sesekal ya gapapalah. Mood gue lagi buruk banget gara-gara itu, jadi gue nggak mau nungguin lo pulang. Lama banget pasti nungguin lo pulang, mending gue pulang ke rumah aja langsungkan.” Zayn menganggukkan kepalanya paham. “Yaudah kalau emang maunya gitu gapapa. Hati-hati ya, kabarin kalau nanti udah sampai rumah.” Keisya menganggukkan kepalanya dengan sangat antusias. Ia jadi tidak sabar ingin cepat-cepat selesai mata kuliah selanjutnya. Karena ia sudah tidak sabar menjalankan suatu rencana yang ada di kepalanya ini. Zayn menatap Keisya dengan menyelidik, ia merasa kalau ada yang tidak beres pada sahabatnya itu. Namun ia bisa apa selain mendukung dan mengandalkan kepercayaan pada Keisya? Mudah-mudahan ketika Keisya pulang sendiri sahabatnya itu baik-baik saja dan tidak ada suatu hal yang fatal yang dia lakukan. Begitu mata kuliah ketiga selesai, benar saja Keisya langsung ngacir keluar dengan berlari. Sesampainya di depan ia langsung memberhentikan taxi yang lewat dan segera pergi dari sana. Senyum mengembang menghiasi wajah Keisya saat itu, karena sebentar lagi ia akan bertemu denga pria yang dicintainya itu. Ya Keisya memilih untuk tidak pulang ke rumah, tetapi ia memilih mendatangi Sean ke kantornya. Ia akan menunggu Sean sampai pulang dan mereka akan pulang bersama. Sebelum pulang mereka akan makan bersama, Keisya juga ingin melihat bagaimana Sean bekerja di kantor pasti akan semakin terlihat tampan pikirnya. Apa lagi raut wajah Sean akan sangat serius membuatnya akan semakin kagum pada Sean pikirnya. Hal lain kenapa Keisya memikirkan hal itu agar Sean tidak jadi bertemu dengan Bella. Karena yang Keisya ingat kalau Sean tadi pagi bilang ia akan menemui Bella setelah pulang kerja, jadi Keisya ingin mencegah hal itu terjadi makanya Keisya memilih untuk datang ke kantor Sean guna mencegah hal itu. Ia akan menyabotase Sean untuk hari ini, hal itu yang sudah Keisya pikirkan dari tadi. Makanya ia terlihat sangat tidak sabar dan sangat antusias. Ia rela memakai uangnya sendiri untuk menemui Sean Michael Daru di kantornya, bukan Keisya Alterio namanya kalau menyerah begitu saja.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN