KELAINAN

741 Kata
Tiga hari sebelum kejadian. ”Ahh! Felix…its so yummy!!” Erangan wanita cantik yang merupakan seorang artis peran papan atas, tengah berdiri di tepi ranjang dengan pria di belakangnya yang memaju mundurkan tubuh kekarnya. Dia adalah Felix Anwar, seorang model yang baru merambah dunia seni peran dan kebetulan bergabung dalam project yang dibintangi oleh Celline sebagai pemeran utama, sedangkan Felix adalah pemeran pendukung. Bagi Celline, dia tidak peduli seberapa terkenal pria itu, yang terpenting baginya, adalah pria itu bisa memuaskannya di atas ranjang. ”Owhh…baby…aku-aku…keluar…” jeritnya sembari meremas dua pegunungan kembar milik sang artis terkenal itu. ”Ckk! Kenapa kamu cepet banget keluar, Felix? Aku sudah katakan padamu, harus aku dulu yang keluar, baru kamu. Bisa gak sih, kamu itu muasin aku? Mau jadi artis terkenal gak, kamu?” Dengkusan kesal milik artis cantik dengan tubuh nan molek itu menatap tajam ke arah pria muda di hadapanya. ”Maafin aku, Celline. Aku gak kuat tadi, aku janji, aku akan membuatmu puas nantinya, dan kau akan bangga padaku…” bujuknya sembari memeluk Celline yang mengibaskan tanganya menolak untuk di peluk. Wajahnya menegang, dan senyumnya kecut. ”Kamu, kalau emang gak mampu buat bertarung di ranjang, kamu harusnya ngomong di awal! Masa baru beberapa kali, kamu udah langsung angkat bendera putih? Ngeselin banget!” Celline bangkit dan langsung melangkah menuju bathroom, dia mengabaikan Felix yang mengejarnya dan melihatnya memasuki bath up. Celline menenggelamkan kepalanya untuk beberapa detik, lalu dia angkat kembali. Pria muda itu mendekat dan masuk ke dalam bath up. ”Jangan mendekat kalau kau tak mampu membuatku nikmat!” Celline menolak pria itu dengan mendorong tubuhh pria itu memasuki bath up dimana dirinya berendam. ”Aku salah, aku minta maaf, aku tadi emang udah dari jalan nahannya, dan aku gak kuat. Setelah kita mandi dan makan, kita coba lagi, ya, Sayang…” bujuk Felix sembari mengusap punggung Celline dengan lembut. Drrttt…Drrrttt…. ”Ambil ponselku cepat!” Perintahnya semena-mena pada pria muda yang langsung bangkit berdiri mendengar perintahnya, tangannya dengan cepat meraih kimono kamar mandi hotel bintang lima. Felix menyodorkan ponsel ke tangan Celline. Wanita itu dengan angkuh mengibaskan tangannya. “Menjauh kamu! Tunanganku lagi ngubungin aku.” Tanpa menjawab, Felix hanya memutar tubuhnya dan kembali ke dalam kamar. ”Haii, Honey…” sapa suara dari seberang dengan senyum merekah, sebagai artis peran, tidak mudah bagi Celline merubah ekspresi kesalnya menjadi penuh senyum. “Haii…Darling…aku kangen…” balasnya manja sembari memamerkan bagian sensitif tubuhnya. “Buruan pulang, aku kangen kamu di ranjang…” bisik Celline dengan wajah sensual. Raksa tertawa terkekeh di seberang sembari memperlihatkan suasana cerah dengan pemandangan yang memanjakan mata. “Sabar, Honey. Aku akan segera kembali jika urusanku sudah selesai.” Raksa menautkan dahinya, dan melanjutkan kalimatnya. “Ini sudah malam di Indo. Kamu jangan kelamaan berendamnya. Nanti kamu sakit…” ”Aku gak akan pernah sakit, Sayang. Kecuali tentang ranjang. Aku selalu sakit ketika merindukan aksi hebatmu di ranjang…” Celline mengulum lidahnya kembali memamerkan area sensitif miliknya. ”Honey, aku harus lanjut meeting. Kamu cepat tidur, ya? Abis mandi. Love you, calon istriku…” kalimat romantis itu hanya di respon dengkusan kesal, karena Raksa tidak merespon aksinya. ”Oke, Darl. Buruan balik, ya?” Tanpa basa-basi lagi, Celline mematikan ponselnya, dan langsung melempar ponsel itu ke sembarang arah. ”Sial! Apasih mau laki-laki ini? Apa susahnya mereka memuaskan aku, dan tidak usah berambisi dengan uang! Bagaimana aku menikah, jika aku terus di tinggal perjalanan bisnis begini? Dan ini tidak sebentar. dia pergi paling sebentar satu minggu. Mana mungkin aku kuat nahan hasratku?! Yashh!!” Geramnya menarik rambutnya dengan keras. Lalu dia teringat lelaki muda yang bersamanya di hotel setelah menyelesaikan syuting hari ini. “Bawa laki-laki muda juga percuma! Katanya dia perkasa, mana buktinya? Baru juga beberapa gaya dia udah crot! Apasih maunya laki-laki ini?! Bisa gak sih mereka muasin aku? Haruskah aku mencari pria bule, kalau Raksa gak ada? Selama ini hanya Raksa yang mampu meredam birahiku yang menggebu-gebu. Hanya dia, sialnya, dia selalu saja keluar kota, keluar negeri. Apasih yang dia cari? Dia sudah kaya, dia masih muda? Kenapa harus begitu keras berusaha.” Celline menyambar Kimono yang tergantung lalu berdiri dan langsung mengenakannya. Dia melangkah menuju kamar, dimana pria muda yang bersamanya justru sedang tertidur pulas. “Sial!! Enak-enakan dia tidur. Kalau cuma numpang tidur, ngapain di sini?! Dia kira dia siapa?!” Celline melirik lipstick di atas meja, dan langsung melempar ke arah Felix yang tengah menjelajah alam mimpi. “Aghhh!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN