“Sayang, anak kamu mau beli baju yang itu.” Angkasa mengangguk, ia menuruti apa yang diinginkan Agni. Semua belanjaan Agni di bawa oleh Langit. Laki-laki itu mendumel tak jelas di belakang mereka. “Gila aja, mereka yang seneng-seneng, gue yang susah. Dasar cewek ya, kalau udah belanja bisa kalap gini. Awas aja lo, Ag, kalau masih minta yang lain-lain. Lo pikir duit Angkasa itu cuma buat lo apa? Gue juga masuk daftar penerima uang Angkasa,” keluh Langit. Ia bergidik ngeri melihat Agni yang menempel di lengan Angkasa. “Kalau ada maunya aja pasti nempel-nempel gitu, dasar buaya betina!” Angkasa melepas tangan Agni dari lengannya, ia membenarkan jasnya. “Lanjutin belanjanya, nanti aku yang bayar. Aku sama Langit ada keperluan.” “Kamu kok gitu sih, Sayang, anak kamu kan masih kangen sam