“Pa, akum au pernikahan aku sama Agni dimajukan.” Semua pasang mata memandang Angkasa aneh, terutama Aksa. Pagi ini ia menyempatkan untuk pulang ke rumah dalam rangka sarapan bersama keluarganya. “Lo kena sambet setan mana, Sa? Dari dulu lo itu nggak mau nikah sama Agni, lo pasti nyangkal kalau anak Agni itu bukan anak lo. Rencana apa yang lagi lo siapin?” Aksa menatap Angkasa heran, Genta yang berada di depan laki-laki itu pun ikut menatapnya aneh. “Kamu yakin, Sa? Kenapa kok buru-buru banget?” Genta tersenyum tipis, Angkasa hanya menggelengkan kepalanya perlahan. Raka menganggukkan kepalanya, ia melanjutkan sarapannya. “Papa setuju kamu nikah sama dia, apapun keputusan kamu kalau pengen majuin tanggal nikahnya malah bagus. Papa bakal urus semua, Sa, kamu fokus kejar kerjaan di kant