81. Tingkah Tiga Serangkai

986 Kata
Di malam harinya setelah Shen Jia menceritakan semua masalah istana yang mulai terasa rumit. Tanpa ada yang disadari siapa pun, tiga orang murid Akademi Tangyi melakukan pertemuan rahasia. Tepatnya di sebuah pavilium mengambang tempat biasa melakukan meditasi dan beberapa pelatihan kultivasi. Duduk melingkar dengan sebuah peta di tengah-tengah tiga murid tersebut. Membuat suasana sedikit terasa mencekam. Apalagi ekspresi salah satu dari mereka terlihat sangat serius. “Xuan Yi, apa kau yakin ini akan baik-baik saja?” tanya Xiao Pingjing mengernyit penuh keraguan. “Aku tidak terlalu yakin kalau kita akan berhasil,” jawab Xuan Yi meringis pelan. “Bagaimana Chang Qi?” tanya Xiao Pingjing menoleh menatap pemuda yang ada di depannya. “Aku tetap mengikuti Tuan Muda. Karena memang tugasku memastikan agar tetap aman,” jawab Chang Qi tegas. Akhirnya, setelah melakukan diskusi cukup panjang. Mereka memutuskan untuk melarikan diri dari Akademi Tangyi. Walaupun hal tersebut sangat bertentangan dengan peraturan yang ada untuk mereka. Kini ketiga pemuda tampan itu tengah menatap sebuah dinding tebal berilmu tingkat tinggi. Satu-satunya pelindung Akademi Tangyi yang sulit sekali dilewati oleh siapa pun. Mengingat kepergian mereka adalah malam hari. Sehingga tidak ada guru yang terbangun untuk melihat situasi di luar. “Bagaimana ini, Xuan Yi? Kita tidak bisa keluar kalau dinding ini masih terpasang dengan baik,” keluh Xiao Pingjing mendongak bingung sekaligus kesal melihat cahaya berkilat berwarna biru tersebut. Sejenak pemuda tampan dengan menggenggam sebuah pedang di tangan kirinya itu terdiam menatap objek tersebut. Meskipun tepat sekali di hadapan mereka bertiga terlihat sebuah pintu tertutup rapat yang langsung menghubungkan sebuah desa dekat istana. “Sebenarnya, aku bisa saja membuka pintu ini, tapi apa kalian yakin akan keluar bersamaku?” tanya Xuan Yi berbalik menatap dua pemuda yang ada di belakangnya terlihat sedikit terkejut. “Tentu saja aku yakin!” jawab Xiao Pingjing mengangguk mantap. “Sudahlah, Tuan Muda. Kau tidak perlu merasa ragu lagi kalau ada kita berdua. Lagi pula aku akan tetap menemanimu. Jikalau pun kau melarang begitu keras,” sahut Chang Qi dengan ekspresi mengingatkan. Seakan memang tidak ada yang perlu mereka cemaskan kembali. Apalagi Xiao Pingjing yang memang dilahirkan untuk menjadi seorang pendekar seperti ayahnya. Namun, sayang sekali orang tua dari pemuda itu telah tewas. Sehingga tidak memberikan sama sekali kesempatan untuk melihat wajah sang ayah yang begitu dikagumi oleh banyak orang. Dengan menghela napas panjang, Xuan Yi pun mulai menempelkan kedua telapak tangannya pada pintu yang berisikan pelindung milik sang kakek. Tentu saja aliran yang sama itu membuat Xuan Yi dapat dengan mudah membukanya tanpa menimbulkan dentuman keras. Xuan Yi menggeram pelan ketika ia merasakan seluruh tubuhnya seakan tersengat oleh kekuatan tersebut. Akan tetapi, efek itu memang terkadang dirasakan oleh dirinya ketika menggunakan kekuatan terlalu besar. Mungkin karena dirinya sangat berhati-hati dalam menggunakan ilmu kultivasi miliknya. Sehingga rasanya memang sedikit berbeda dibandingkan oleh milik para tetua guru. Dalam hitungan sekejap mata, kekuatan pelindung Xuan Yi terbuka membentuk sebuah pintu yang dapat diakses siapa pun. Sebab, Xiao Pingjing dan Chang Qi memang tidak bisa membuka pintu berilmu itu dengan tangan kosong. Sehingga memang mengharuskan Xuan Yi melakukan hal tersebut agar tidak mengacaukan beberapa rencana. Salah satunya adalah keluar dari Akademi Tangyi tanpa diketahui oleh siapa pun. “Ayo, kalian berdua masuk lebih dulu! Aku harus memastikan tidak ada yang tertinggal,” titah Xuan Yi membuat Xiao Pingjing mengangguk setuju. “Baiklah. Kau memang harus melakukan itu, Xuan Yi,” balas pemuda itu melenggang keluar dengan merendahkan sedikit tubuhnya akibat dari bolongan pintu tersebut sangatlah kecil dan hanya dilewati para pelayan serta beberapa pemasok bahan. Kemudian, satu per satu murid Akademi Tangyi yang tengah merencanakan sesuatu cukup besar pun melenggang keluar. Tentu saja perasaan mereka bertiga tidak ada yang merasa sedikit aman. Meski sudah diyakini berkali-kali bahwa mereka tidak akan tertangkap karena sudah memiliki waktu cukup pas untuk melarikan diri dari Akademi Tangyi. Sejujurnya, Xuan Yi tampak sangat ragu ketika kakinya hendak keluar dari tempat yang selama ini memberikan rasa aman pada dirinya. Sekaligus rasa nyaman menjadi bagian dari keluarga berbagai macam latar belakang dan golongan masyarakat. Tidak sedikit yang bisa Xuan Yi pelajari di Akademi Tangyi. Salah satunya adalah menjadi sesosok yang gemar bela diri dan melakukan banyak hal tanpa merepotkan siapa pun. “Xuan Yi, apa lagi yang kau tunggu? Cepatlah datang kemari!” panggil Xiao Pingjing membalikkan tubuhnya ketika merasakan tidak ada pergerakan di belakangnya. Sontak hal tersebut membuat pemuda tampan itu mengangguk mengerti. Lalu, Xuan Yi benar-benar berada di luar dengan secara perlahan ilmu kultivasi milik Shen Jia dikenal oleh banyak orang. Sesampainya Xuan Yi di hadapan sahabat dan penjaganya, mereka berdua terlihat kompak mengernyit bingung sekaligus tidak percaya. Sebab, ini kali pertama Xuan Yi merasa ragu dalam melakukan hal apa pun. Dulu, ketika pemuda itu beranjak remaja dan diajarkan beberapa kulktivasi untuk melindungi diri sekaligus melawan siapa pun yang berani mengusik mereka. Tentu saja semua itu tidak lepas dari Chang Qi yang sedikit cemas. Memang tidak ada satu orang pun yang mengerti bahwa perasaan Xuan Yi kali ini begitu dilemma. Bahkan pemuda tampan itu berkali-kali didapati oleh Chang Qi tengah termenung menatap ke sembarang arah, tetapi dengan tatapan begitu kosong. “Tuan Muda, jangan pernah menyesali apa yang sudah menjadi keputusan tadi. Karena kita berdua sudah tidak bisa kembali dalam keadaan seperti ini, selain benar-benar berkontribusi membantu rakyat dalam pembelaan dari kericuhan yang terjadi,” papar Chang Qi tersenyum tipis. Sedangkan Xiao Pingjing mengiakan perkataan dari Chang Qi. Memang sudah tidak ada bagi mereka untuk tetap menjadi pembela tanpa pamrih yang sudah dihujai selama beberapa tahun penuh. Akan tetapi, hal tersebut jelas sama sekali tidak mengganggu perasaan dari Chang Qi dan Xiao Pingjing. Karena mereka berdua memang beberapa kali membantu Xuan Yi lebih dari perkiraan. Akan tetapi, hal tersebut sama sekali tidak mengejutkan. Bisa dikatakan persahabatan tiga serangkai itu memang sangatlah unik. Apalagi salah satu dari mereka berasal dari percampuran yang rasanya sulit sekali diterima oleh rakyat sipil. Ditambah selama ini tidak ada yang tahu kalau sebenarnya, ada sebuah fakta cukup mengejutkan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN