Chapter... 8 : Kera Mata Langit--Hou Yue

1001 Kata
Kekuatan beast buaya air tawar kurang lebih setara dengan petarung elite bintang dua. Satu dari mereka berada di tingkat petarung elite bintang empat, itu adalah induk buaya yang datang paling awal. Chu Xiang mengambil langkah mundur untuk mencari posisi yang lebih luas, keluar dari kepungan dan langsung melompat mengeluarkan serangan. Blar! Siluet belati melesat dan menghamburkan tanah di tepi sungai, beast buaya air tawar terdorong tapi tidak sampai terlempar. Hanya beberapa langkah saja. Serangan Chu Xiang belum selesai, ia mengayunkan belati dan menyerang dengan teknik belati dewa. Sangat disayangkan ia masih menguasai satu dari sekian banyak teknik bertarung yang ada dalam ingatan roh pria tua. Jika tidak, serangannya mungkin lebih bervariasi. Beast buaya air tawar tidak serta merta diam menerima serangan Chu Xiang, mereka menyerang bersama dan mengibaskan ekor laksana cambuk panjang. Ketika serangan bertemu, ledakan kuat terjadi, membuat pasir beterbangan dan batu berloncatan. Chu Xiang mengintai dengan mata setajam elang, melirik salah satu buaya dan mengincarnya dengan satu serangan. Serangan belati yang cukup kuat mampu menghempaskan tubuh buaya, tapi kulit yang tebal tak mudah ditembus oleh belati tingkat kedua. Di saat bersamaan empat beast buaya air tawar membuka mulut dan menyerang sambil mencoba menggigit tubuhnya. Chu Xiang salto beberapa kali menghindari serangan beast buaya air tawar. Belati tak diam saja, melihat mukut yang terbuka langsung mengarahkan serangan ke sana. "Teknik Belati Dewa!" BLAR!! Siluet belati menembus tubuh buaya dari dalam, menghancurkannya menjadi bubur daging. Tebakan Chu Xiang sangat tepat, meski kulit buaya sangat tebal dan kuat, organ dalamnya lunak. Serangan teknik belati dewa berhasil menghancurkannya. Chu Xiang seolah mendapat sebuah dorongan, kini semangat dalam dirinya meningiat dua kali lipat karena telah berhasil menemukan titik lemah buaya air tawar. Pertarungan kini didominasi oleh Chu Xiang, ia memanfaatkan betul keunggulannya. Dengan satu kali serangan ia mampu menumbangkan lima beast buaya air tawar. Tersisa satu dan itu adalah induk buaya yang datang pertama kali. "Jangan berpikir untuk pergi!" Melihat buaya air tawar akan masuk ke dalam sungai, Chu Xiang dengan cepat melempar belati. Buaya yang sudah dalam keadaan terluka itu lari terbirit-b***t, ingin secepat mungkin meninggalkan tempat pertarungan. Namun langit berkata lain, belati melesat dengan cepat mengandung Qi yang sangat besar. ROAR!! Jeritan keras itu terdengar saat belati Chu Xiang menembus tempurung kepala beast buaya air tawar. Tangkoraknya retak dan buaya air tawar mati seketika. Chu Xiang mengelap keringat di kening, luka memar tak luput dari tubuhnya. Meski ia yang keluar sebagai pemenang, pertarungan ini menguras tenaganya dan menggunakan seluruh Qi yang ia miliki. "Daging beast ini bisa dijadikan persediaan. Aku akan menyimpannya." Chu Xiang memasukkan satu persatu mayat beast buaya air tawar, tak lupa menarik belati yang menancap sangat dalam. Kemudian ia kembali ke goa, memperdalam teknik bertarungnya dari ingatan roh pria tua. Pertarungan dengan enam beast buaya air tawar menjadi pelajaran penting bagi dirinya. Selagi ada kesempatan ia tak akan menunda memperbanyak teknik dan pengalaman. Belati Pemburu Iblis! Chu Xiang mendapatkan teknik bertarung yang cocok untuknya, memiliki kekuatan serangan mematikan. Tanpa menunggu lebih lama ia mencoba menerapkannya, memegang belati dengan tangan kanan. Perlahan kaki membuka sedikit lebar, tangan berputar bersiap melakukan tebasan. Hanya butuh satu kali tebasan, tapi satu tebasan itu memusatkan seluruh fokus dan Qi ke satu titik yang sama. Sehingga menciptakan satu siluet tebasan. Chu Xiang melakukan seperti ingatan roh pria tua, tak melewatkan satupun tahapan karena hasilnya akan berbeda. Meski begitu, menuju kata berhasil tak semudah membalik telapak tangan. Kegagalan demi kegagalan mengganjal seperti kerikill tajam, tanpa semangat yang kuat sudah pasti akan mundur dan menyerah. Malam hari, di dalam goa. Chu Xiang yang masih serius mendalami teknik belati pemburu iblis tak bisa untuk beristirahat. Pikirannya selalu terbayang oleh gerakan teknik tersebut. Chu Xiang duduk di mulut goa, sambil menikmati daging buaya air tawar ia masih berambisi memecahkan permasalahan mengapa tak bisa menguasai teknik belati pemburu iblis. Jika diingat gerakannya tak terlalu sulit, ia yakin tak salah dalam menerapkannya. Larut dalam pikiran Chu Xiang tak menyadari seekor kera merampas makanannya. Eh! Chu Xiang tak merasakan daging yang semula ada di tangannya, melihat ke samping ternyata ada seekor kera dengan tinggi tiga jengkal duduk sambil mengelamuti tangan. Sungguh sial, ia baru sadar setelah daging itu habis dilahap kera yang memiliki buku berwarna perak. Baru saja Chu Xiang mengumpulkan Qi ke tangan hendak membunuh beast kera ini, tapi ia tahan karena mendapat sebuah ingatan. Sejenak Chu Xiang terhenyak, hanya diam sembari mengeluarkan pandangan tak percaya. "Apakah ini benar kera mata langit?" Meski tak tahu benar apa itu jenis kera mata langit, Chu Xiang mendapat informasi jika kera mata langit merupakan beast suci yang sangat jarang keberadaannya. Chu Xiang menelisik kera di sampingnya, memandang lekat mata perak yang sangat jernih. "Tidak salah lagi! Memang seperti yang digambarkan, matanya berwarna perak dan sangat jernih." Kera kecil itu mengulurkan tangan, seolah meminta lagi daging yang ia ambil sebelumnya. Chu Xiang mengeluarkan daging beast buaya air tawar, membakarnya sejenak dan memberikannya kepada kera mata langit. Dia memakan dengan lahap, nampak begitu menikmati. Setelah kenyang dia berjalan ke hadapan Chu Xiang, melompat dan berpindah ke pundak sebalah kanan. Chu Xiang sedikit terkejut, kemudian perlahan mengangkat tangan dan kera mata langit berpindah ke tangannya. Senyum tercipta di antara bibir Chu Xiang. Kera mata langit, seekor beast suci begitu lengket kepadanya. Ini jelas keuntungan baginya, karena menurut ingatan roh pria tua perkembangan beast suci sangat cepat melebihi beast lainnya. Sekarang mungkin kera mata langit masih di tingkat satu, tapi tak kan lama sampai dia naik tingkat. Beast suci tidak sama seperti beast pada umumnya. Jika beast pada umumnya akan terlahir dari induk sejenis, maka beast suci terlahir dari energi alam. Hal ini jugalah yang membuat perkembangan beast suci lebih cepat dibandingkan beast lainnya. Chu Xiang mengeluarkan buah apel kristal, memberikannya kepada kera mata langit. Dengan dua tangan mungil ia meraih dan perlahan menggigitnya. "Hou Yue, aku akan memanggilmu dengan nama Hou Yue." Kera mata langit seolah mengerti, cukup puas dengan nama barunya. Hou Yue sendiri memiliki makna kera bulan, Hou berarti kera, Yue berarti bulan. Itu menggambarkan bulu kera mata langit yang berwarna perak kekuningan laksana bulan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN