bc

Legenda Kaisar Naga

book_age16+
6.8K
IKUTI
91.5K
BACA
adventure
HE
lighthearted
bold
brilliant
expert
swordsman/swordswoman
multiverse
like
intro-logo
Uraian

Chu Xiang, satu tahun lalu seluruh kota mengagungkan namanya karena bakatnya yang sungguh luar biasa. Namun dalam satu malam semua pencapaiannya hilang, merubahnya menjadi seorang sampah tak berkemampuan.

Dunia kultivasi sangatlah kejam, tak memiliki kekuatan hanya bisa hidup dengan menjilat. Namun Chu Xiang tidak akan melakukan itu, dia adalah seorang yang ditakdirkan berada di tingkat tertinggi, bukan menjadi alas kaki.

"Aku akan merubah takdirku, menuju puncak kehidupan dan membalas semua yang kalian berikan!" Chu Xiang - Legenda Kaisar Naga.

chap-preview
Pratinjau gratis
Chapter... 1 : Chu Xiang
Tingkatan Kultivasi - Petarung Warior - Petarung Elite - Petarung Master - Petarung Grandmaster - Petarung Raja - Petarung Kaisar - Petarung Senior - Petarung Suci - Petarung Dewa (Setiap tingkatan terdiri dari 9 bintang, bintang 1-9) Tingkatan Senjata - Senjata Tingkat Pertama - Senjata Tingkat Kedua - Senjata Tingkat Ketiga - Senjata Tingkat Keempat - Senjata Tingkat Kelima Tingkatan Beast - Beast Tingkat Pertama - Beast Tingkat Kedua - Beast Tingkat Ketiga - Beast Tingkat Keempat - Beast Tingkat Kelima - Beast Tingkat Keenam - Beast Tingkat Ketujuh - Beast Tingkat Kedelapan - Beast Tingkat Kesembilan *** Uh... Seorang pemuda bangkit dari tidurnya, tempat tinggalnya hanya sebuah gubuk tua, yang bahkan atap pun sudah reyot. Dia turun dari ranjang kemudian membasuh wajahnya dengan air tampungan hujan. Sangat miris, di sekelilingnya adalah bangunan bangunan megah yang layak dijadikan tempat tinggal, tapi dia hanya bisa memejamkan matanya di bawah rimbunan gabah yang sewaktu waktu dapat terbakar. "Chu Xiang?!" Pemuda berusia 17 tahun itu menengadahkan kepala menatap keluar jendela ketika mendengar namanya dipanggil, ia dapat melihat seorang pemuda berdiri tak jauh darinya dengan ekspresi wajah menghina. "Patriark memanggilmu. Kau segeralah ke sana, mungkin ada suatu yang dapat mengobati ketidakbergunaanmu." Setelah berkata pemuda itu melenggang pergi, tapi senyum sinis itu masih menghiasi wajahnya. Chu Xiang tersenyum pahit, dia dulu adalah seorang jenius. Dalam generasi seusianya, tidak ada yang dapat dibandingkan dengannya di seluruh Kota Wuhan. Klan Chu bahkan memberikan marga kepadanya karena bakat yang ia miliki, meski dia hanya seorang anak angkat yang tak diketahui jelas asal usulnya. Seluruh kota tak ada yang tak mengenalnya, Chu Xiang, pemuda paling jenius dari Klan Chu. Namun itu dulu, sekarang hanya sebuah kenangan. Setelah malam itu, malam yang merubahnya menjadi seorang sampah tidak berguna, semua orang, satu persatu mulai mengabaikannya, mulai menyingkir dan meninggalkannya. Hah... Chu Xiang menghela nafas panjang, perlahan kakinya melangkah keluar gubuk. Dia harus menemui patriark, jika tidak ingin mendapatkan masalah yang lebih berat. Ia tahu jika patriark mencarinya karena perkataan putranya, kemarin tak sengaja ia berselisih dengan Chu Kai - putra Chu Yi, patriark Klan Chu. Hanya karena masalah sepele Chu Kai menghajarnya sampai babak belur, bahkan hari ini pun masih terasa bekas pukulan itu di tubuhnya. Meski dia yang dipukul, dia juga yang akan mendapatkan hukuman. Dia sudah hafal dengan alur cerita yang terus berulang menimpanya. Chu Xiang memasuki aula dengan ragu, tangannya pun seolah berat saat akan mendorong pintu agar lebih terbuka. Namun seseorang mendorong dari belakang dan membuatnya terjerembab di hadapan semua orang yang ada di aula. Kepala Chu Xiang menoleh ke belakang, berdiri seorang pemuda yang menampilkan senyum mengembang, itu adalah Chu Kai, putra patriark Klan Chu. Brak! "Chu Xiang, apakah kau mengakui kesalahanmu!" Chu Yi tiba-tiba berteriak, tangannya menggebrakkan pegangan kursi. Chu Xiang hanya diam, dia tak melakukan kesalahan untuk apa dia mengakui apa yang tidak ia lakukan. Namun Chu Yi langsung berdiri dan mengeluarkan cambuk. Ctar! Ctar! Ctar! Lesatan cambuk terus menerus menerjang kulit putih bersih pemuda tujuh belas tahun tersebut, tak ada yang bisa dia katakan, tak ada juga yang bisa dia lakukan. Meski darah dan memar menghiasi tubuhnya, Chu Xiang tetap bergeming, air mata seolah tidak lagi bisa keluar, hukuman ini sudah terlalu sering dia rasakan. Tanpa menggerakkan kepala, matanya mengamati sekitar, lima tetua termasuk Chu Tian -- ayah angkatnya hanya diam menyaksikan dari tempat duduk. Tak ada yang mencoba menghentikan, bahkan untuk membela saja mereka merasa enggan. Chu Xiang merasa heran, kemana perginya sosok ayah yang selama ini bersamanya, yang selalu mengajarinya hal-hal baru, yang selalu membuatnya tertawa. Sepertinya yang ia rasakan saat itu hanyalah mimpi. Seorang anak yang dipungut tidak akan pernah menjadi anak kandung, sekarang dia sepenuhnya sadar. Air tidak begitu kental. Ctar! Entah sudah berapa kali cambuk itu menampar tubuhnya, yang jelas mungkin sudah puluhan bahkan ratusan. Chu Yi menyimpan cambuknya di dalam cincin penyimpanan, sebuah cincin yang memiliki ruang di dalamnya, dapat menyimpan berbagai barang mati sesuai batasannya. "Kau kembalilah, renungkan kesalahanmu." Chu Yi melambaikan tangan, menyuruh Chu Xiang yang sudah lemas pergi meninggalkan aula. Dengan langkah berat Chu Xiang meninggalkan aula, sebelum pergi sekali lagi matanya melirik ke tempat duduk ayah angkatnya yang juga merupakan tetua pertama. Terlihat pria tua itu hanya menghela nafas, yang seketika membuat wajah Chu Xiang menampilkan ekspresi kecewa. Ini juga bukan keinginannya menjadi tidak berguna, semua orang ingin menjadi kuat, begitupun dengannya. Chu Xiang kembali menuju gubuknya dengan tubuh penuh luka. Helaan nafas pasrah beberapa kali terdengar mengiring ekspresi sendunya. Langkah kakinya membawanya masuk ke dalam gubuk. Bangunan yang terbuat dari kayu seluas dua kali dua meter itu menjadi saksi penderitaan mantan jenius Kota Wuhan. Malam datang dengan segudang harapan, angin yang bertiup tenang itu terasa sangat nyaman. Namun kenyamanan itu tidak dapat dirasakan oleh Chu Xiang. Senyuman pedih nampak jelas ia ukir di bibirnya, itu menyiratkan sebuah kesedihan yang mendalam. Malam berlalu dan pagi datang menyambut hari baru. Seperti biasa, Chu Xiang bersiap untuk pergi ke tempat pelatihan Klan Chu. Meski ia tahu tak mungkin baginya untuk meningkatkan kekuatan, semangatnya menjadi kuat takkan pernah padam. Sampai di tempat pelatihan, dia bergegas ke pojok, dia selalu menghindari keramaian agar tidak terlibat masalah. Namun apa mau dikata jika memang sudah ada yang berniat mencari masalah dengannya, baru juga dia berhenti melangkah, dari belakang terdengar suara tak asing di telinganya. "Hei, sampah! Kesini kau!" Seorang pemuda yang tak jauh lebih tua darinya datang dengan wajah tersenyum sinis, dia adalah Chu Kai. Chu Xiang tak menanggapi ucapan Chu Kai, membuat pemuda itu menggeram marah. "Beraninya kau!" Chu Xiang tetap diam, dia bahkan tak menganggap keberadaan Chu Kai yang terus berkoar di hadapannya. Hal ini semakin memperbesar api amarah Chu Kai. Dengan tangan mengepal pemuda itu dengan cepat melesat maju. Bugh... Chu Xiang jatuh terduduk, dia diam tak mencoba untuk bangkit. "Dulu kau begitu baik kepadaku, bahkan selalu memujaku, aku berpikir saat itu kau terlihat seperti anjing, tapi itu keliru, bukan lagi mirip, melainkan kalian satu keluarga." Chu Xiang meski dengan tubuh menahan sakit tak menurunkan harga dirinya. Dia tidak akan menjilat laksana anjing kepada majikan. Chu Kai sungguh terbakar mendengar perkataan Chu Xiang, rahang serta wajahnya mengeras, bahkan gemertak giginya pun terdengar jelas. Chu Kai mengepal tangan kanannya, berniat menghantam wajah Chu Xiang. Namun saat akan memberikan pukulan, seorang pria paruh baya datang menghentikannya. "Tuan muda, apa yang ingin kau lakukan?" Pria itu bertanya pada Chu Kai. "Aku hanya memberikan sampah ini sedikit pelajaran," ucap Chu Kai tanpa beban, seolah itu adalah hal biasa dan bukan merupakan kesalahan. Dia sudah biasa melakukannya di hadapan semua orang, tidak ada yang menegur ataupun memarahinya, karena Chu Xiang hanya seorang sampah tidak berguna. "Aku tahu, tapi kau tak seharusnya membuang waktu berhargamu hanya untuk mengurusi sampah sepertinya." Pria paruh baya itu menatap hina Chu Xiang, terlihat jelas sorot matanya memancarkan ketidaksukaan. "Kasim He, kau benar. Seharusnya aku berlatih, daripada membuang waktuku hanya untuk sampah sepertinya ...." Chu Kai berjalan mendekati Chu Xiang. " ... Tapi setelah aku memberikan pukulan kepadanya!" Bugh! Sert.... Chu Xiang terseret beberapa langkah akibat pukulan Chu Kai. Sedangkan pelakunya sudah berjalan menjauh bersama Kasim He. Huk huk... Seteguk darah kental keluar dari mulut Chu Xiang. Dengan ibu jari dia mengelap sudut bibirnya, kemudian berdiri dengan kaki gemetaran dan kembali ke gubuknya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
10.5K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
7.0K
bc

Romantic Ghost

read
164.3K
bc

Kembalinya Sang Legenda

read
22.2K
bc

Time Travel Wedding

read
6.6K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
148.4K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
122.9K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook