UMKM

292 Kata
UMKM Mulai Bergeliat Purbalingga-Pertengahan bulam Ramadan telah datang.Rembulan pada malam 15 sudah penuh ,berpendar warna pelangi indah di angkasa sehabis tarawih menemani suasana kampung. Sedari Sabtu-Minggu, prediksi arus mudik mulai pulang, ternyata belum terjadi lonjakan arus mudik. Jalan utama kecamatan masih lenggang.Suasana ramai hanya jelang berbuka puasa, untuk berburu takjilan. "Masih sepi mas, ada lah yang beli.Ni jam 21.00.Udah habis dagangam," kata Soim, penjual martabak. Dampak pandemi memang teraso, uang sulit dicari dan lonjakan harga sangat berat menghantui pedagang kecil dam eceran. "Kita menjualnya berdasar harga dari grosiran. Beberapa keb pokok sdh naik sejak lama mulai pertamak, minyak goreng, dan memicu kenaikan harga rokok," kata Kusriyanto pedagang kecil dan eceran. Naiknya harga kebutuhan pokok tentu memhuat omzet perdagangan lesu berputar."Pokoknya kalau ada modal, arus kas masuk baru bisa belanja lagi. Pedagang kecil seperti kita itu keluar barangnya mudah , masuk nya uang seret buanget," tambah Kusrin. Untuk mensiasati bertahan usaha kecil membuka sistem patungam dan utangan. "Modalnya kepercayaan.Sulit lho siapa tahu ada yang butuh tinggal mencatat di wsrung," kata Kusrin. Lain grosir lain warungan.Kebutuhsn sekunder tanaman bunga jelang lebaran terasa berat. "Ada laba, tapi sedikit yang penting betkah," kata Warsono pedagang binga hias., Minggu (17/4). "Usaha apa yang untung, paling bunga bank," tambahnya menyerawang jauh. Geliat perputaran tanaman bunga hias memang pasang surut, namun untuk orientasi koleksi seperti bunga anglonema, bonsai, mawar dan bunga aromatik harum tetap diminati."Kami tidak menjual banyak , karena ini untuk koleksi," pungkas Zainal di Tidu, Bukateja Kab Purbalingga. Untuk daun agar berubah jadi putih, disiram dengan air cucian beras. Agar daun tanaman mengkilap, penggiat bunga hias ini berbagi trik dengan pupuk dari limbah pisang matang. Nah agar serat daun dan bunga berbatik berwarna perak atau emas , belum ketemu obatnya, yang jelas tidak diukir atau dilukis.(***) ast/kkp
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN